Musuh Mommy dan Daddy ?

69 17 6
                                    

"HAHAHA"

"Ih.. kalian nyebelin. Aku jatuh bukannya ditolongin malah diketawain. Aku mau pulang aja"

"Yah ngambek nih. Gak seru ah, Glen kita main berdua aja"

"Yuk, gak usah main sama Cia dia ngambekan"

"Hikss hikss. Kalian jahat"

"Hahaha, Cia kamu lucu deh, udah jangan nangis. Kita pasti main sama kamu, kalau gak ada kamu gak seru"

"Iya, gak ada yang bisa dijailin lagi"

"Udah, yuk kita lanjut main"

"Ehm, kalian berdua janji ya jangan ninggalin aku, kalian berdua sahabat terbaik yang Cia punya. Cia sayang kalian"

"Kita juga sayang sama Cia"

Cia terbangun dari mimpinya, ia menghapus air matanya yang sudah jatuh sejak ia masih berada di alam bawah sadarnya.

Cia mengambil bingkai foto yang ada di lemari mejanya, ia menatap foto itu.

Disana ada 3 anak berumur 6 tahun yang sangat ceria, di foto itu mereka bertiga menampilkan senyum yang sangat lebar.

Disana, ada dirinya yang berada di kiri, Glen di tengah-tengah dan seorang gadis disebelah kanan.

"Gue kangen" gumam Cia.

🌱🌱🌱

Hari ini, hari dimana Cia akan melaksanakan olimpiade di sekolahnya.

Mereka semua yang akan mengikuti lomba olimpiade di sekolah ini sudah berkumpul di sebuah kelas.

Hari ini siswa-siswi yang tidak mengikuti lomba di liburkan karena takut menganggu ketenangan mereka yang mengikuti lomba

Guru membagikan kertas yang berisi soal soal yang didalamnya terdiri dari beberapa pelajaran.

"Waktu pengerjaan 180 menit, kalian boleh mulai sekarang"

Iya, waktunya 3 jam. Lama bukan? Sangat lama bahkan. Tapi percayalah terkadang waktu itu pun akan kurang bagi mereka yang lemah di hitungan karena di soal olimpiade juga terdapat soal-soal hitungan yang tidak perlu diragukan lagi tingkat kesulitannya.

Glen mengerjakan setiap soal dengan baik, jika dilihat dari caranya mengerjakan semua soal-soal itu, dapat dipastikan bahwa ia mempersiapkan dirinya dengan baik.

Karena ia dapat menjawab setiap soal dengan mudah, seperti semuanya sudah tersimpan dengan baik di otaknya.

Sama halnya dengan Cia, ia juga mengerjakan setiap soal dengan sangat baik, bahkan ia mengerjakannya lebih cepat dari Glen.

Seakan-akan semua jawaban dari soal-soal itu sudah ada di otaknya.

45 menit sebelum dikumpul, Cia sudah selesai mengerjakan semua soalnya, ia memberikannya pada guru.

"Kamu sudah yakin dengan semua jawabannya?" Cia mengangguk.

"ya sudah. Kamu boleh pulang" Cia lalu berpamitan pulang dengan guru itu.

CHIARA (Completed)✅✔Where stories live. Discover now