Tujuan Itu Tercapai

61 13 8
                                    

Di sisi lain...

"Lo kenapa bisa kayak gini?" Tanya Celine.

"Tadi ada orang yang dateng ke sekolah nyari Cia, dia maksa Cia buat ikut sama dia, terus gue bilang ke dia kalau dia gak berhak buat maksa Cia karena Cia sendiri gak mau ikut sama dia, terus ya gitu deh, kita berantem"

"Maksudnya orang yang waktu itu pernah datang ke sekolah juga?"

"Iya, dia orang yang sama"

"Terus Cia ikut sama dia?" Tanya Celine dan mendapat anggukan dari Leo.

🌱🌱🌱

"Maksud berita ini apa?"

Cia memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Charles.

"Huft, Cia emang ikut sama dia ke restoran di saat jam sekolah" jawab Cia.

Plakkk

Cia memegang pipinya yang terasa perih, bukan hanya pipinya. Kini, hatinya kembali terluka.

"Jadi sekarang kamu udah berani bolos sekolah, iya? Kan kita udah bilang, apa pun yang kamu lakuin itu pasti jadi sorotan banyak orang, dan..."

"DAN CIA BAKAL PERMALUIN KELUARGA AUDDISON. Iya, itukan yang mau kalian bilang? Cia capek dad, mom. Kalian selalu nyuruh Cia untuk ngelakuin apa keingan kalian, tapi apa kalian pernah tahu apa keinginan Cia? Enggak kan?"

"Cia capek selalu disuruh-suruh buat ngelakuin ini itu, tapi apa kalian pernah tahu apa Cia suka ngelakuin semuanya? Dari kecil kalian selalu maksa Cia buat jadi atlet renang, jadi model. Seharusnya Cia bisa main kayak teman-teman Cia yang lain, tapi waktu Cia terbatas, kegiatan Cia cuman seputar pemotretan, latihan, pemotretan, latihan. Itu-itu aja. Cia juga pengen punya banyak waktu buat main, tapi Cia nggak bisa. Setiap kali Cia minta main, kalian pasti akan marahin Cia, dari kecil Cia terpaksa ngikutin semuanya, Cia ikut latihan renang walaupun Cia capek. Cia ikut pemotretan walaupun Cia nggak mau jadi model"

"Kenapa sih kalian nggak pernah ngertiin Cia dikit aja?"

Plakkk

Cia tersenyum miris ketika mendapat tamparan dari Gloria.

"Dulunya kalian nggak pernah mukul Cia, tapi sekarang? CIA BENCI KALIANN" ujar Cia yang langsung berlari ke kamarnya.

Selepas kepergian Cia, kedua Charles dan Gloria saling berpandangan.

"Sepertinya kita sudah berhasil membuat dia membenci kita," ujar Charles.

"Mungkin" jawab Gloria.

Keduanya tersenyum miris. Memang itu yang selama ini mereka inginkan, membuat anak mereka, Cia, membenci mereka. Dan sekarang keinginan mereka sudah terwujud, seharusnya mereka bahagia bukan? Tapi, entahlah. Mereka jadi tidak ingin jika Cia benar-benar membenci mereka, bagaimana pun mereka sangat menyayangi Cia. Bagi mereka, Cia adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan keduanya.

Namun sayang, sesuatu harus membuat mereka merelakan putri mereka, membiarkan Cia membenci mereka. Karena satu tujuan itu. Mereka berharap dengan membuat Cia membenci mereka maka suatu saat nanti Cia tidak akan terlalu tersakiti.

Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yang justru akan terjadi nantinya. Andai saja mereka tahu, SEANDAINYA!!

🌱🌱🌱

"Ma, kak Celine kenapa sih dari tadi diam aja, bianca panggilin gak nyaut-nyaut"

Orang yang dipanggil mama oleh Bianca langsung melihat ke arah anaknya.

Ia menepuk pundak Celine, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Kenapa ma?"

"Kamu yang kenapa?"

"Hah?"

"Tadi Bianca panggil kakak. Tapi, kakak gak nyaut-nyaut"

"Kamu lagi mikirin apa?"

"Nggak mikirin apa-apa kok, ma"

"Kak, bantuin Bianca ngerjain pr"

"Mana prnya?"

"Ini, Bianca binggung rumus yang ini kayak gimana"

"Yang ini pakai rumus aritmatika. Rumusnya sn=n/a (a+(n-1).b)"

Karla tersenyum melihat kedua anaknya. Ia bersyukur bisa memiliki anak seperti Bianca dan Celine. Walaupun Celine bukan anak kandungnya. Tapi, ia sudah menganggap Celine seperti anak kandungnya sendiri.

"Ternyata mudah banget ya" Celine tersenyum, menanggapi perkataan adiknya yang hanya berbeda 2 tahun dengannya.

"Ya udah, Bianca ke kamar dulu ya" Celine dan Karla mengangguk.

Selepas kepergian Bianca, Karla duduk di samping Celine.

"Kamu tadi mikirin apa?" Tanya Karla langsung.

"Mereka masih menginginkan hal itu. Mereka ngancem Celine, kalau Celine gak menandatangani kertas itu, mereka bakal ngelukain papa, mama, sama Bianca. Celine nggak mau kalian kenapa-napa karena Celine"

Karla tersenyum hangat, ia memeluk Celine dari samping, menenangkan gadis itu.

"Rumah itu satu-satunya kenangan yang kamu punya selama orangtua kamu masih hidup. Mama sama papa akan selalu ngedukung kamu buat mempertahanin rumah itu, kamu gak perlu khawatir sama kita. Mama yakin dia cuman mau nakut-nakutin kamu"

Celine hanya mengangguk mendengar perkataan Karla, ia sendiri tahu Karla mengatakan hal itu hanya untuk membuatnya tenang.

Celine sangat mengenal bibi dan pamannya. Mereka adalah orang yang sangat licik. Kalau mereka bisa melukai kakak dan kakak ipar mereka, jelas mereka bisa melukai orang yang notabenenya bukan keluarga mereka.

🌱🌱🌱

"Cia?"

"Hmm"

"Gue dengar dari Leo kalau cowok yang pernah datang ke sekolah kemarin datang ke sini lagi? Dan lo ikut sama dia?"

Cia hanya mengangguk kecil, mengiyakan pertanyaan Celine.

"Kenapa lo mau ikut sama dia? Sebenarnya dia siapa sih? Waktu itu juga dia bilang kalau dia adalah orang yang berharga buat lo?"

"Pertama, kalau gue gak ikut sama dia, dia bakal mukul Leo lagi dan gue gak mau Leo kenapa-napa. Kedua, dia bukan siapa-siapa gue"

"Hai, gue boleh gabung?" Tanya Leo.

"Boleh kok, duduk aja" jawab Cia.

Leo duduk di sebelah Celine. Tak lama, Glen datang dan duduk di sebelah Cia.

"Ehm, Le. Sorry ya yang kemarin"

"Santai aja, Ci. Gue gak pa-pa kok. Oh ya, sebenarnya dia siapa? Kenapa lo mau ikut sama dia? Dan kenapa dia selalu maksa lo buat ikut sama dia? Tanya Leo.

"Gue gak punya pilihan lain, kalau gue gak ikut sama dia, dia pasti bakal terus mukulin lo"

"Ya elah, Ci. Gue gak pa-pa kalik, lo gak harus ikut sama dia cuman karena gue"

"Lo nggak tahu apa yang bisa dia lakuin ke orang yang menurut dia adalah musuhnya"

Ketiga orang itu memikirkan ucapan Cia.

"Sebenarnya dia siapa?"

Cia hanya diam, ia tidak tahu apa ia harus mengatakan yang sebenarnya kepada sahabat-sahabatnya.

Setelah menimbang semuanya. Akhirnya, Cia memutuskan untuk menceritakannya kepada mereka.

"Dia orang yang pernah menjadi bagian dalam kehidupan gue, dia adalah orang di masa lalu gue. Dia..."

TBC

06.06.2020

Cindy Caroline

CHIARA (Completed)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang