Dia Datang Lagi

58 15 13
                                    

Air mata terus mengalir membasahi pipi gadis bermata hitam itu. Ucapan kedua orangtuanya masih terngiang-ngiang di pikirannya.

Orangtuanya tak pernah tahu apa yang sudah ia lalui sebelum lomba itu, bahkan mereka tidak akan pernah memperdulikan hal itu. Yang mereka pikirkan hanya sebatas Cia tidak bisa mendapat juara satu, hanya itu. Selebihnya? Mereka tak tahu.

"Cia dulu yakin banget kasih sayang kalian ke Cia itu beda, dengan cara yang unik. Tapi sekarang Cia sadar, itu hanya harapan Cia. Cia tahu kalian gak pernah sayang sama Cia, Cia yang terlalu berharap kalau kalian sayang sama Cia" gumam gadis itu.

Mungkin sekarang sudah saatnya ia berhenti berkhayal bahwa orangtuanya memberikan kasih sayang kepadanya dengan cara yang unik, beda dari orangtua lainnya. Mungkin sudah saaatnya ia sadar bahwa kedua orangtuanya tidak pernah menyayanginya dan tidak pernah memperdulikannya.

Ia sudah lelah untuk terus berjuang menjadi apa yang mereka mau, menjadi apa yang baik bagi mereka, tapi tidak untuk dirinya.

Sekarang saatnya untuk dia berhenti berangan-angan bahwa orangtuanya akan menyayanginya seperti orangtua menyayangi anak mereka pada umumnya.

Sekarang saatnya untuk gadis itu mulai melangkah dengan hari yang baru tanpa mengharapkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Ya, sekarang saat yang tepat bagi dirinya.

🌱🌱🌱

Cia berjalan di koridor sekolah, ketika ia melewati orang-orang yang ada di koridor, ia mulai mendengar mereka berbicara tentangnya.

"Kasian ya dia nggak menang"

"Kok bisa ya menang di tingkat internasional tapi kemarin yang cuman tingkat nasional kalah"

"Menurut gue sih pasti ada sesuatu yang bikin dia gak bisa dapat juara satu"

"Bosan menang kali, jadi sengaja"

Cia hanya mengabaikan itu semua. Toh, ini bukan untuk yang pertama kalinya dia menjadi bahan pembicaraan orang-orang, mengingat dirinya di kenal banyak orang di luar sana.

Cia masuk ke dalam kelasnya dan langsung duduk di bangkunya.

"Pagi, Ci" Cia mengangguk mendengar sapaan dari Leo.

"Ci, tadi gue gak sengaja liat ada cowok yang waktu itu pernah datang ke sekolah dan suruh lo ikut sama dia"

Cia menatap Leo, apa orang yang dimaksud Leo adalah orang itu? Orang yang Cia hindari ?

"CIAAA, ada orang yang nyariin lo, dia marah-marah di depan, kayaknya dia orang yang sama dengan yang waktu itu"

DEGG

Cia segera berlari ke tempat orang itu, ia tidak ingin jika orang itu membuat masalah di sekolahnya. Beberapa orang mengikuti Cia karena rasa penasaran mereka.

"Hai, honey"

Cia memutar bola matanya malas.

"Aku mau ajak kamu jalan, yuk" tambahnya lagi.

"Nggak, gue lagi sekolah dan gue gak bisa ikut sama lo"

"Cia, lo kan pintar, gak perlu belajar juga lo bisa menangin banyak olim"

Cia mendecih kesal, dia pikir untuk memenangkan olimpiade tidak perlu belajar? Bahkan Cia harus belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa memenangkan semua olimpiade itu.

"Nggak"

"Cia, gue mohon"

"Kenapa sih dari kemarin lo maksa banget, lo itu bukan siapa-siapanya Cia. Cia nggak mau ikut sama lo, jadi mending lo pergi deh" ujar Leo.

CHIARA (Completed)✅✔Where stories live. Discover now