🥀 Ucapan yang Menyakitkan

112K 2K 29
                                    

Selamat sore semuanya!

Maaf updatenya agak telat.

Siapa yang menunggu kelanjutan cerita ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.



~Happy Reading~














Sepanjang menyusuri jalanan aspal, Naya tampak melamun dengan sorot mata penuh kekosongan. Raut wajahnya tampak cemas bercampur takut. Setelah keluar dari mansion itu ia diliputi kecemasan. Meskipun begitu ia harus memberikan apa yang pria itu inginkan sebagai imbalan atas uang yang diberikan.

"Woy! Jalan itu pakai mata! Hampir saja tertabrak!" Teriakan seorang pengendara sepeda motor yang merem mendadak kala Naya berjalan terlalu ke tengah.

Naya terkejut. Ia menatap mengendara motor yang kembali melanjutkan perjalanannya setelah menyemburkan kemarahan.

"Fokus-fokus Naya?" Ia menepuk-nepuk kedua pipinya pelan. Terlalu memikirkan masalah ini membuat ia tidak fokus dan hampir tertabrak. Bahkan kepalanya terasa pusing dan ingin meledak.

Wanita muda itu mengusap wajahnya kasar lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk kembali ke rumah sakit. Yaa, beberapa malam ini ia menginap di rumah sakit.

"Dokter Renal! Kapan ibu saya di operasi?" tanya Naya ketika tak sengaja berpapasan dengan dokter Renal di lorong rumah sakit.

"Secepatnya, Naya. Tapi apa kamu sudah ada uangnya?" Dokter itu balik bertanya.

Naya mengangguk."Iya. Aku sudah menyiapkan uangnya."

Dokter pria itu mengangguk."Baguslah. Karna untuk operasi transplantasi paru-paru membutuhkan uang sekitar 70 juta."

"70 juta? Aku hanya memiliki uang 50 juta. Apa tidak bisa kurang, Dok?" balasnya tampak begitu terkejut dengan nominal yang disebutkan dokter Renal.

"Tidak bisa Naya. Biaya operasi untuk transplantasi paru-paru biayanya memang sangat mahal. Jadi tidak bisa di tawar. Saya harap kamu segera mencari tambahan uang agar ibumu segera menjalani operasi."

Kedua kaki wanita muda itu terasa lemas. Tatapan matanya tampak bergulir. Ke mana lagi ia mencari uang untuk menambah kekurangan biaya operasi ibunya.

Naya tampak kebingungan mencari sisa uang yang harus ia tambah. Sementara dokter Renal sudah beranjak dari hadapan Naya.

"Ke mana aku harus mencari uang untuk menambah uang operasi, Ibu ..." lirihnya. Namun, sekelibat terlintas dalam pikirannya untuk kembali meminjam uang pada pria itu lagi."Apa aku meminjam lagi uang pada laki-laki itu? Hanya dia harapanku."


Sementara di sepanjang perjalanan dalam mobil Argio tampak tertawa ringan membuat Hendrik mengernyitkan keningnya heran.

"Apa yang kamu tertawakan?"

Mendengar pertanyaan Hendrik membuat Argio menghentikan tawanya.

"Ekm ... tidak apa-apa. Hanya menertawakan perempuan yang tadi pagi datang ke mansion."

Hendrik yang tengah menyetir mobil menyipitkan matanya dengan tatapan mengintimidasi dari kaca spion dalam mobil.

"Awas saja kamu berbuat macam-macam dengan perempuan itu, Argio. Aku selalu tahu apa yang kamu pikirkan. Aku bisa melihat perempuan itu terpaksa melakukan hal itu. Lebih baik kamu anggap pinjaman saja," ucap Hendrik. Argio tampak mengidikkan bahunya tak memperdulikan ancaman Hendrik.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaWhere stories live. Discover now