🥀 Imajinasi Liar Argio

74.4K 1.3K 113
                                    

Hai semuanya! Apa kabar? Terima kasih masih setia membaca karyaku❤️

Aku semakin semangat untuk update karna pembaca semakin bertambah dan karna komentar kalian semua

Semoga kalian tidak bosan membaca karyaku sampai akhir.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen.







~Happy Reading~









Suasana ruangan mendadak begitu mencekam bagi Naya. Ia tidak berani menatap sepasang mata tajam yang menyorot ke arahnya. Kedua tangannya masih meremas sprei seolah menyalurkan rasa gugup bercampur takut.

"Sepertinya kamu sangat senang mencari masalah."

Setelah beberapa saat dilanda keheningan Argio membuka suara. Dengan sedikit keberanian Naya melirik Argio yang berdiri di samping brankar.

"Kamu memiliki alergi, tapi tetap memakan sesuatu yang membuat alergi mu kambuh! Apa kamu tahu itu sangat membahayakan kandunganmu?"

Wajah Naya menekuk dalam mendengar ucapan Argio yang menyalahkan dirinya atas kondisi buruk yang ia alami sekarang. Yaa, ucapan pria itu memang benar. Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencoba udang tersebut. Seolah ia memiliki keinginan kuat untuk sekadar mencicipinya.

"A-aku hanya ingin mencicipi_"

"Sama saja! Ternyata kamu bukan hanya lemah tapi sangat bodoh!" ucapan Argio membuat dada Naya terasa panas."Gara-gara kamu dilarikan ke rumah sakit aku harus kembali lagi ke Jakarta."

Naya merasakan dadanya terasa sangat sesak dengan ucapan Argio yang terselip hinaan.

"Maaf ..."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Naya. Ia tidak berniat menyusahkan semua orang termasuk Argio. Ia hanya ingin menuntaskan hasratnya mencicipi makanan tersebut.

Argio menghela napas berat. Ia menatap wajah Naya yang tampak mendung. Apa ucapannya sangat kasar? Tapi menurutnya apa yang ia ucapkan demi kebaikan wanita itu.

Argio melangkah mendekati sofa yang ada di ruangan itu lalu menjatuhkan tubuhnya di sana. Pria itu melepaskan jaket hitam yang melekat di tubuhnya.

"Merry, cepat ke sini," ucap Argio memerintah melalui sambungan telpon lalu memutuskan panggilannya.

Naya hanya bisa pasrah terbaring di atas brankar dalam ruangan yang hanya terdapat dirinya dan Argio. Ia benar-benar canggung dan gelisah berduaan dalam ruangan ini. Apalagi tatapan yang Argio berikan seperti mengintimidasi.

Tidak lama pintu ruangan itu kembali terbuka. Mata Naya tampak berbinar melihat sosok Merry kembali masuk ke dalam ruang rawatnya. Setidaknya ia tidak berduaan dalam ruangan ini bersama Argio.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Merry menghampiri Argio.

"Pulanglah, biar aku yang menginap di sini menjaga perempuan ini." Argio menunjuk Naya melalui lirikkan mata.

Merry mengangguk."Baik, Tuan."

"Apa kamu sudah menanyakan kondisi kandungannya? Apa baik-baik saja?"

Merry mengangguk.

"Semuanya baik-baik saja, Tuan. Hanya saja Nona Naya tidak boleh kembali mengonsumsi udang karna akan sangat berpengaruh pada kandungannya."

Argio manggut-manggut mendengar penjelasan Merry.

"Sekarang pergilah."

Merry diam ditempatnya tak berniat beranjak membuat sebelah alis Argio terangkat.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaWhere stories live. Discover now