🥀 Aduan Levin

40.4K 1.8K 177
                                    

Jangan lupa follow Instagram aku @Kissa_al07 untuk mendapatkan informasi tentang cerita ini termasuk spoiler untuk bab selanjutnya.

Terima kasih masih setia menanti.

~Happy Reading~







"Masuklah," titah Hendrik membuat Naya menoleh ke arahnya."Aku menunggu di luar."

Naya mengangguk lemah lalu kembali menatap ke arah Argio yang terbaring dibrankar. Ia melangkah masuk ke dalam ruang rawat sementara Hendrik memilih menunggu di luar sambil menggendong Levin. Mata Naya menelisik kondisi Argio. Ia semakin mendekat pada brankar tempat pria itu berbaring sekarang.

Dengan ragu-ragu Naya menyentuh tangan Argio yang tersemat jarum infus. Wajah Argio terlihat pucat dan bagian kepalanya diperban. Pasti Kecelakaan yang Argio alami cukup parah. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Argio saat mengalami Kecelakaan. Naya memegangi dadanya yang terasa sesak dan perih.

"Apa sepenting itu bertemu kami berdua sampai tidak memperdulikan kondisi tubuhmu?" ucap Naya dengan suara tercekat di tenggorokan.

Ia semakin erat menggenggam tangan Argio. Lelehan air mata diiringi Isak tangis mengisi ruangan kedap suara itu. Ia merasa sangat bersalah apalagi sikapnya beberapa minggu kemarin cukup kasar dengan Argio. Apalagi saat ia meminta Argio untuk tidak menemuinya terutama bertemu dengan Levin. Bagaimana pun hubungan ayah dan anak tidak akan bisa putus sampai kapan pun.

Naya mengusap kasar air matanya. Hanya melihat kondisi Argio saja sudah membuat ia terisak-isak seperti ini. Naya tampak tersentak ketika genggaman tangannya direspon oleh Argio.

"Argio ..." Naya semakin mendekatkan dirinya pada pria tersebut.

Ia menyelaraskan tubuhnya dengan Argio, tangannya terulur mengusap-usap puncak kepala pria itu dengan penuh kasih sayang. Naya terus memanggil-manggil nama Argio tetap ditelinga pria tersebut dan berharap Argio membuka matanya bukan hanya merespon sentuhannya.

Perlahan kedua mata Argio terbuka. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya dalam ruangan tersebut. Pupil mata Argio membesar ketika melihat dengan jelas sosok Naya menatap dirinya dengan jarak sangat dekat. Wanita yang sudah satu minggu tidak ia temui. Sorot kerinduan tampak jelas dari manik hitam pekat Argio. Ia semakin mengeratkan genggaman tangan Naya.

"Naya?" Argio seolah tak percaya melihat Naya sudah berada hadapannya.

"Iya, ini aku, Naya. Apa tubuhmu ada yang sakit?" tanya Naya begitu perhatian dan khawatir.

Argio tak menjawab melainkan tangannya mengusap pipi wanita itu. Ia benar-benar tak percaya Naya akan datang menjenguknya, ia kira Naya tidak akan pernah memperdulikannya mengingat ia sudah melakukan hal buruk di masa lalu pada wanita tersebut.

Sementara Naya membiarkan tangan Argio meraba-raba wajahnya. Kristal bening dipelupuk mata Naya meluruh di wajah Argio. Pria itu menarik tubuh Naya dalam pelukannya.

"Maafkan aku, Naya. Maafkan aku ..." ucap Argio semakin mengeratkan pelukannya.

Naya hanya menganggukkan kepalanya sambil menikmati pelukan hangat yang Argio berikan. Air mata Naya semakin berguguran. Entahlah, perasaannya campur aduk antara bahagia dan sedih. Argio menguraikan pelukannya. Ia menatap lekat-lekat wajah Naya yang tampak pasrah dan membiarkan apapun yang pria itu lakukan.

Naya memejamkan matanya ketika Argio mengecup keningnya cukup lama.

"Maafkan aku ..." Lagi-lagi Argio mengulang perkataan itu. Ia merasa sikap acuh Naya karna wanita itu tidak benar-benar memaafkannya.

Pelayan Perawan Milik Tuan MudaWhere stories live. Discover now