3. Perempuan Pertama

18.9K 814 11
                                    

Masih POV awin.

"Setelahku pikir-pikir apa jasad pak Djoko sudah di temukan atau belum ya? tanyaku dalam hati.

"Atau jangan-jangan sudah di temukan. Tapi aku sudah meletakkan jasad pak Djoko di tempat yang sudah cukup aman sepertinya" jawabku dalam hati menjawab pertanyaan yang tadi ku tanyakan pada diriku sendiri.

"Lebih baik aku cek setelah pulang sekolah hari ini" kataku dalam hati.

~~Setelah pulang sekolah~~

Aku langsung ke tempat jasad pak Djoko di simpan. Dengan kencang aku berlari ke tempat tersebut sambil membawa kunci pintu WC tersebut.

"Ternyata bau orang mati itu seperti ini ya?" tanyaku dalam hati.

Banyak lalat berterbangan di atas jasad pak Djoko ini. Setelah aku sudah selesai mencek jasad pak Djoko, aku langsung pergi ke tempat penjualan hoodie Hatsune Miku karena Hoodie tersebut adalah hoodie Limited Edition.

"Untung saja aku membawa dompetku" kataku sambil menghela nafas.

Aku membeli hoodie Hatsune Miku karena aku menyukai Vocaloid Anime. Ternyata disini hanya menjual 100 piece, dan beruntungnya lagi aku adalah pembeli terakhir hoodie tersebut. Dengan cepat aku buka dan aku pakai hoodie tersebut, dan ternyata ukuran hoodie tersebut pas dengan badanku yang lumayan berisi ini. Setelah aku sudah selesai melakukan tugas di tempat ini aku langsung pulang ke rumahku dan memperlihatkan hoodie baruku kepada mamaku.

"Ma... liat deh hoodie baru aku. Pas tidak?" tanyaku kagum kepada ibuku.

"Oh My God, hoodienya pas banget sama badan kamu. Kok kamu tidak beliin mama sih?" tanya ibuku sambil menarik-narik hoodie tersebut.

"Ini saja sudah perjuangan ma, untuk mendapatkannya" jawabku sambil melepas hoodie tersebut dan menaiki tangga.

"Ya udah kamu mandi dulu sana, bau tuh badanmu. Nanti hoodie baru ini mama cuciin biar tidak ada bau keringat." kata ibuku sambil membawa hoodie tersebut.

"Besok aku akan mempamerkan hoodie baruku ini di sekolah ah" pikirku dalam hati sambil tersenyum.

"Tapi aku masih belum mengetahui nama perempuan tersebut dan sudah 2 minggu ini aku membuntuti perempuan tersebut"kataku dalam hati. Ya sudah 2 minggu ini aku membuntuti perempuan tersebut. Tapi tidak ada diantara kita saling berbicara satu sama lain karena sifatku yang pemalu di hadapan perempuan.

"Apa aku harus mulai berbicara dengan dia?" tanyaku dalam hati.

"Mungkin aku harus berbicara dengan dia di sekolah besok dan memakai hoodie baruku itu" kataku dalam hati sambil menggangukan kepalaku sendiri.

Keesokan harinya aku sudah menyiapkan mentalnya untuk berkenalan dengan perempuan tersebut.

"Niel, entar lu tolongin gua ya bantu gua deketin anak pindahan itu." kataku kepada Daniel sambil berbisik.

"Cie.... Lu suka sama dia ya Win?" tanya Daniel kepadaku sambil tertawa.

"Kagak Niel gua nggak suka sama dia, gua cuman penasaran siapa nama dia" jelasku sambil menundukkan kepala.

"Ya udah Niel pokoknya lu harus bantuin gua ya, setidaknya lo temenin gua ke dia aja. Lu kan tau kalau gua itu pemalu di depan cewe." kataku sambil menusuk dada daniel dengan jariku.

"Iya iya gua bantuin" jawab Daniel sambil tertawa geli.

"Ya udah pas istirahat pertama kita beraksi oke?" tanyaku sambil menepuk bahu Daniel.

"Oke." jawab daniel mantap.

~~Waktu jam istirahat~~

Aku mulai berjalan bersama Daniel dengan santai menghampiri perempuan yang sedang duduk di bangku taman sekolah sendirian.

"Hallo... Siapa namamu?" tanyaku kepada perempuan tersebut dengan gugup.

"Nama saya Mol-"

Kring...................

"Win udah bel win" kata daniel sambil menepuk bahuku

"Yudah kami pergi dulu ya" kataku kepada perempuan tersebut.

"I..Iya" jawab perempuan tersebut kepadaku dan Daniel.

"Sialan padahal sedikit lagi aku hampir mengetahui nama perempuan tersebut" kataku dalam hati.

Tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman dari kepala sekolah dengan suara terseduh-seduh.

"Ditemukan... bahwa pak Djoko telah meninggal dunia. Dari para OB di sekolah ini dikatakan bahwa, terdapat beberapa tusukan pisau di dada pak Djoko tersebut. Para polisi sudah sampai di TKP, jadi untuk beberapa saat ini saya akan menggatikan pak Djoko mengajar Sejarah sampai ada guru pengganti. Sekian Terima kasih."

"Apa!?" tanyaku dalam hati sambil menutup mukaku.

"Kenapa aku ceroboh sekali... Apa mungkin aku lupa mengunci pintu tersebut? tapi..." aku langsung merogoki saku celanaku dan ternyata disakuku tidak ada kunci WC. Hanya ada kunci motorku dan kunci rumah.

"What The Fuck... apa yang akan terjadi jika ada sidik jari di badan pak Djoko? apakah aku bisa bertahan di penjara? Aku ini masih seorang pelajar" pikirku panik.

Seorang guru datang menghampiri kelas kami.
"Mohon kerja samanya ya murid-murid. Saya datang ke kelas kalian untuk meminta sumbangan atas kepergian pak Djoko. Mohon semua berpartisipasi atas hal ini, setidaknya uang jajan kalian bisa menolong keluarga pak Djoko." kata guru tersebut kepada kami di depan kelas.

Aku tidak peduli akan hal tersebut, sambil memikirkan rencana besok untuk mengetahui nama perempuan tadi yang sempat tertunda. Mungkin aku bisa berkenalan di rumahku saja daripada di sekolah karena besok adalah hari sabtu.

Ya...... padahal dikit lagi nama cewenya mau disebutin tuh... *digebuk readers*

Part selanjutnya akan saya sebutkan nama perempuan tersebut... jadi kalian tunggu aja yaaa.

Your Comment and Vote = Spirit for me

Psychopath Falling In LoveWhere stories live. Discover now