4. Sebuah Nama

14.9K 666 13
                                    

~~Masih Awin POV~~

Aku tidak peduli akan hal tersebut, gumamku sambil memikirkan rencana besok untuk mengetahui nama perempuan tadi yang sempat tertunda. Mungkin aku bisa berkenalan di rumahku saja daripada di sekolah karena besok adalah hari sabtu.
Kring.............
"Itu... bel Pulang...................................... Yey" kataku sambil melompat-lompat.

Semua murid di kelasku langsung menatapku dengan muka aneh mereka.

"Sorry guys... hehe mari kita doa pulang" kataku sambil mengelus kepalaku sendiri.

"Untung saja pelajaran terakhir kosong, jadi tidak ada guru" tawaku dalam hati.

Setelah aku selesai berdoa di kelas aku langsung menghampiri daniel dengan mengendap-endap.
Dorr..

"Anjrit lu win" kaget Daniel sambil memukul dadaku dengan pelan.

"Hahaha... ekspresi lu itu, Niel hahaha... KOCAK!" kataku sambil tertawa puas.

"Untung gua kagak ada penyakit jantungan," balas Daniel sambil menahan tertawa.

Selepas kita puas tertawa bersama, tidak berasa kita tertawa dari lorong kelas sampai ke taman sekolah. Seketika semua hening karena tidak ada di antara kita berdua saling berbicara.

"Win. Kira-kira nama cewe tadi siapa ya?" tanya Daniel kepadaku.

"Kaya--"

"Terus dia tinggal dimana ya?" tanya Daniel lagi kepadaku.

"Mungkin dia tingg--"

"Apa dia perempuan baik-baik ya?" tanya Daniel lagi kepadaku.

"Asem lu niel," jawabku kesal. "Gua belum bales pertanyaan pertama lu, lu udah kasih gua pertanyaan lagi" kataku menampar pelan Daniel.

"Maaf... maaf" jawab Daniel sambil menundukkan kepala.

"Ya udah gua mau balik deh, udah sore nih." jawabku sambil merangkul Daniel.

"Oke. Hati-hati ya, Win" kata Daniel kepadaku yang masih duduk di bangku taman.

"Apakah Daniel menyukai perempuan itu ya?" tanyaku dalam hati. Ini memberi tanda tanya besar kepadaku. Lagi pula Daniel kan sudah memiliki pacar, mana mungkin dia ingin memutuskan pacarnya demi seseorang yang tidak ia kenal pasti.

Tik... Tik... Tik... Titik-titik hujan mulai berjatuhan dari langit. Aku langsung mencari tempat untuk berteduh.

"Aku harus cepat-cepat pulang, jika tidak ibuku akan mencariku" kataku cemas dalam hati.

Dengan cepat aku lari menerobos hujan yang sudah mulai deras ini. Semua badanku sudah merasa sangat basah, apalagi tasku yang tidak di lindungi apa-apa ini. Tinggal 3 gang lagi aku sampai di rumahku. Buk... aku terpeleset dan daguku yang menyentuh lantai duluan. Membuat lidahku cukup sakit karena tergigit oleh gigiku yang lumayan keras ini.

Aku segera bangkit dan memegangi mulutku yang sudah berdarah tersebut. Beberapa kali aku mencoba untuk merasakan rasanya darahku sendiri. Aku sudah berada di depan pintu rumahku.

Tok Tok Tok...
Tidak ada jawaban dari dalam rumahku. Aku rasa ibuku sedang pergi entah kemana. Aku sudah mulai mengigil karena kehujanan, entah kenapa ada sesuatu pesan yang mengiang di kepalaku.

"Ke rumah perempuan tersebut." pesan ini terus mengiang di kepalaku. "Pergi sekarang!" sepertinya aku tidak bisa menolak pesan ini. "Pergi sekarang!" aku takut jika aku pergi, ibuku mencariku kesekolah. "Pergi sekarang!" aku tidak mau. "Pergi!" Tidak. "Pergi!" Tidak. "PERGI!" baiklah aku mulai menyerah akan kemauan kepalaku ini. Aku merasakan bahwa kepalaku mulai pusing. Sedikit demi sedikit aku memejamkan mataku.

Tok.. Tok.. Tok..
Aku mengetuk pintu rumah perempuan tersebut, tepat ketukan ketiga seketika aku langsung terjatuh di depan rumah dia. Aku dapat merasakan ada sebuah tangan menarikku kedalam sebuah ruangan. Ketika aku membuka mataku aku dapat melihat sesosok perempuan cantik duduk di sebelahku.

"Di... dimana aku?" dengan lemas aku bertanya kepada perempuan yang duduk di sebelahku ini.

"Kau, sudah bangun?" jawab perempuan itu dengan perasaan senang.

"Kau, siapa?" tanyaku kepada perempuan tersebut.

"Kita pernah bertemu sebelumnya, namaku Mollie. Siapa namamu?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya.

"Namaku Awin. Kau bisa memanggilku Win saja." balasku dengan senang dan menjabat tangannya yang halus itu.

Kenapa jantungku berdeguk kencang? apa yang terjadi padaku? aku tidak bisa melepaskan tanganku dari tangannya. Ingin rasanya aku memegang tangannya terus menerus.

"Maaf-maaf" kataku pada perempuan tersebut.

"Tidak apa-apa, kau masih belum sembuh total beristirahatlah disini sampai kau sembuh" kata perempuan itu ramah kepadaku.

"Terima kasih" jawabku singkat.

Sejak aku berterima kasih kepadanya tidak ada salah satu di antara kita saling berbicara satu sama lain.
"Mollie ya.. mirip seperti nama an--"

Plak...

"Kenapa kau menam--"

Plak...

"Apa-apaan ini? kenapa kau menamparku dua kali?" tanyaku kepada perempuan tersebut.

"Aku sudah tau kalau kau ingin mengejekku karena namaku mirip seperti nama anjing bukan? maka dari itu aku menamparmu dua kali agar kau tidak mengejekku lagi." jawabnya kepadaku dengan kesal.

"Maaf ya, tapi namamu itu memang seper--"

Plak...

"Sudah ku katakan jangan!" katanya dengan nada yang lebih kesal lagi.

"Baiklah, Mollie," kataku sambil menutup mukaku karena takut di tampar lagi.

Hujan sudah mulai reda, dan ternyata hari sudah berganti menjadi malam.

"Aku sebaiknya pulang dulu, aku takut ibuku mencariku. Terima kasih," kataku ramah kepadanya.

"Iya.. bye." kata perempuan itu dengan muka sedikit kesal.

Aku keluar dari rumahnya dan langsung menuju rumahku yang jauhnya sekitar 3 meter itu. Aku mengetuk pintu rumah dan masih saja tidak ada panggilan. "Apa aku harus menginap di rumah perempuan tersebut? tapi bagaimana jika orang tuanya melihat seorang lelaki menginap di rumah perempuan? atau aku menginap di rumah Daniel?" gumamku sambil mondar mandir di depan pintu rumah.

"Hey." sapa perempuan di sebelah rumahku itu.

"Apa?" tanyaku polos kepadanya.

"Kau bisa menginap jika kau mau" jawabnya malu-malu kepadaku.

"Ba ba baiklah" balasku malu-malu kepadanya.

"Aku berhutang budi kepadamu dua kali hari ini. Terima kasih ya" kataku menghampirinya.

Ya........................ jarang-jarang kali ya ketemu cewe trus nginep di rumah cewe itu :v

Untuk part ini sampai sini dulu ya Readers tercinta :v

#AuthorHomo :v

Thanks ya yang masih mau baca...
Your comment and Vote = Spirit for meh :v

Psychopath Falling In LoveWhere stories live. Discover now