21. More and More

5.1K 197 7
                                    

~Mollie POV~

"Mollie... bangun, aku bikin sarapan ya" kata Awin padaku dan mencium keningku. Aku hanya mendeham dan melanjutkan tidurku lagi setelah ia mencium keningku.

Hari ini aku bangun telat karena diriku sendiri. Aku menyadari bahwa Awin sudah beranjak dari kasur.

"Mollie... sarapan sudah siap!" teriak Awin dilantai 1. Ternyata, ia sudah selesai membuat sarapan.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki menaiki tangga terdengar semakin jelas.

"Mollie.... kok masih tiduran sih? Mau sekolah loh" kata Awin padaku.

Aku yang sudah setengah bangun itu susah untuk bangkit dari kasurku sendiri.

"Kamu sakit?" tanya Awin padaku sambil memegang jidatku.

"Biasa aja ah" kata Awin.

"Kamu mau bolos?" tanya Awin lagi kepadaku.

"Sarapan udah siap loh... sayang kalo kaga di makan" kata Awin kepadaku lagi.

"Iya.... peluk dong" kataku pada Awin.

Akhirnya Awin memelukku. Memang bukan waktunya untuk bermesraan tapi, lumayan untuk penyemangat memulai hari yang baru.

"Aw"

Akhirnya aku pergi ke kamar mandi dan melakukan aktivitasku lebih cepat karena waktu yang sudah mepet untuk menuju sekolah.

Sekitar 10 menit mandi dan memakai seragam, aku mengambil sarapan buatan Awin dan kubawa ke sekolah untuk kumakan nanti.

"Roti lagi.... gapapa deh daripada kaga makan" kataku dan mencium pipi Awin sekilas.

"Hati-hati ya" kata Awin padaku.

Aku berlari menuju sekolah ku dan sampai tepat waktu.

Fiuh.....

~Awin POV~

Pembuatan rumah sudah berjalan kemarin. Aku dan AUTHOR telah berdiskusi soal rumah ini. Isinya seperti ini :

M = Aku
A = Author

M = thor... mana mungkin kita bkin part sampe 3 bulan pembuatan rumah.

A = Yasudah lu bunuh lagi orang yg lewat lebih banyak trus lu sewa lebih banyak pekerjanya.

M = Ide bagus thor. Thanks

Begitu isinya.

Jadi, hari ini aku akan mencari korban yang lebih banyak lagi dari sebelumnya. Aku duduk di depan rumahku dan sambil memainkan jari-jariku tak jelas.

1 orang mulai melewati depanku. Kulihat orang itu secara perlahan. Setelah ia melewatiku, kubangkit berdiri dan ku berlari menujunya secara perlahan.

Buk....

Tongkat baseball ini berguna juga ya. Dengan cepat kutarik ia kedalam rumahku dan mengunci pintu dan jendela dan dengan cepat kutarik ia kedalam tempat bermain dan kuikat kedua tangan dan kakinya.

Bruk....

Let the game begin.

Aku langsung mengambil korek api dan menaruhnya di atas kepalanya. Keadaan sudah mulai sedikit terang karena api tersebut.

Mmhhpp..... teriaknya yang masih dengan mulut tertutup. Aroma gosong sudah memenuhi ruangan ini. Kupadamkan kepalanya dengan air panas.

Mmpphh...... Terdengar lagi suara teriakan yang sangat merdu.

Psychopath Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang