GARANCA | 21

3.2K 520 143
                                    

Budayakan vote dan komen sebelum/setelah membaca sebagai bentuk menghargai kalian wkwk.

Spam komen yukkk

Follow ig aku ya @nadainun13

Happy reading❤

Laki-laki itu menghentikan kendaraan roda dua di pekarangan sebuah rumah tua yang mulai terlihat usang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Laki-laki itu menghentikan kendaraan roda dua di pekarangan sebuah rumah tua yang mulai terlihat usang. Kedua mata elang nya menyorot tajam bagian depan rumah tersebut. Satu sudut bibirnya terangkan menciptakan sebuah senyum miring dengan arti tertentu. Ia turun dari motornya kemudian menarik langkahnya memasuki kediaman rumah itu.

Kepulan asap memenuhi salah satu ruangan yang hendak ia kunjungi. Sial! Laki-laki itu terbatuk beberapa kali membuat atensi orang-orang yang ada di ruangan itu beralih kepada nya.

   "Gar lo mau kemana?" itu suara Arvin. Laki-laki itu segera bangkit dari tempat nya duduk dan menyusul Garvano yang berbalik badan lalu keluar.

   "Lo kenapa tiba-tiba pergi Gar? Baru juga sampe," tanya Arvin ketika dia dan Garvano tiba di teras rumah.

Garvano mengusap wajah nya kasar. Di ruangan itu terlalu banyak asap rokok dan dirinya tidak bisa terlalu lama berada di sana. "Rages mana?" tanya Garvano sengaja mengalihkan pertanyaan Arvin.

    "Belum ke sini dia, palingan bentar lagi. Masuk dulu Gar, ngerokok bareng di dalam. Udah lama kita gak ngerokok bareng kan? Atau mau minum?" tanya Arvin menawari.

   "Gak dulu Vin," tolak Garvano. Bertepatan dengan itu sebuah motor berhenti di sebelah motor milik Garvano.

   "Nah itu si Rages," tunjuk Arvin ke arah laki-laki yang baru saja turun dari motornya. "Dari mana aja lo Ges, si boss nyariin nih."

Rages berhenti di depan Garvano. Ia mengangkat tangannya kemudian di sambut oleh Garvano dengan tos ria khas mereka. "Sorry gue ada urusan sedikit tadi. Ada apa nih nyariin gue?"

   "Gue masuk lagi ya Gar, mau lanjut ngudud dulu," kata Arvin sambil tertawa pelan. Ia kembali melangkah masuk setelah menepuk bahu Rages dua kali. "Jangan lupa nyusul, minum-minum kita di dalem."

   "Gampang!" Rages mengacungkan jempolnya kepada Arvin. Kini atensi nya jatuh kepada laki-laki dengan tatapan tajam yang berdiri di hadapannya. "Lo mau ikut minum gak? Gue cariin deh minuman kesukaann lo, tapi gue gak tanggung jawab ya kalo lo tepar."

   "Gak perlu Ges, gue kesini bentaran doang."

Rages menautkan alisnya. "Bentaran doang? Lo gak mau gabung minum sama anak-anak? Atau nanti malem aja kita ke club? Udah lama banget kan kita gak kesana bareng, mereka pasti pada kaget kalo liat lo, terutama si Raven."

   "Raven?" batin Garvano. "Apa kabar anak itu?"

   "Siapa? Raven?" tanya Rages memastikan dan hanya di balas oleh anggukan kepala oleh Garvano. Rages mengangkat kedua bahunya. "Makin jadi tu orang semenjak lo gak ada. Semakin menguasakan dirinya. Gue aja gedek liatnya."

GARANCAWhere stories live. Discover now