GARANCA | 23

3.1K 529 141
                                    

Budayakan vote dan komen sebelum/setelah membaca❤

Spam komen ya.

Jangan lupa follow ig aku @nadainun13

Happy reading❤

Bianca sibuk mengetuk-ketukan bolpoin ke pelipis kanan

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Bianca sibuk mengetuk-ketukan bolpoin ke pelipis kanan. Sesekali matanya melirik ke arah Garkano yang tengah sibuk membaca buku dengan halaman yang begitu tebal membuat Bianca merinding sendiri. Lima belas menit yang lalu Garkano telah menjelaskan materi trigonometri kepada Bianca, dan saat ini dirinya tengah mengerjakan lima soal yang diberikan oleh laki-laki itu. Tetapi belum ada satupun soal yang mampu Bianca jawab.

Kali ini Bianca tidak akan menjawab Asal-asalan seperti sebelum nya. Bianca menempelkan dagunya dengan permukaan meja. Beberapa kali ia sengaja menghela napas berat. Seberat beban hidupnya. Perempuan itu kembali melirik lewat ekor matanya. Bianca berpikir kira-kira di masa depan nanti siapa cewek beruntung yang bisa mendapatkan hati Garkano.

    "Gue suruh lo ngerjain soal, bukan ngelirik-ngelirik gue," ujar Garkano sambil menggeser lembar halaman yang tengah di bacanya.

   "Siapa yang ngelirik lo, ge'er amat," elak Bianca padahal memang benar yang di ucapkan Garkano. Bianca mengubah posisi kepalanya miring menghadap langsung ke arah Garkano. "Gar," panggil Bianca pelan.

Garkano hanya berdeham malas sebagai jawaban tanpa melihat ke arah Bianca.

    "Cewek baik menurut lo itu kaya gimana?" tanya Bianca. Entah dari mana keinginan menanyai perihal ini tiba-tiba muncul di dalam benak Bianca.

    "Yang jelas bukan kaya lo," jawab Garkano singkat padat dan cukup menembus sampai ke ulu hati Bianca. Tetapi benar sih, Bianca kan bukan cewek baik-baik.

Bianca mendengus kecewa dengan jawaban Garkano. "Emang gue sejahat apa si di mata lo?"

   "Nenek lampir."

    "Sialan lo!" Bianca memukul kepala Garkano menggunakan buku cetak di dekat nya. Ulah nya barusan membuat Garkano menatapnya tajam.

    "Lo gila?"

Bianca mendengkus pelan. Enak saja dirinya di katain gila. "Abisnya lo ngeselin, masa cewek secantik gue di katain nenek lampir, yang bener aja dong."

   "Cantik itu di akui bukan mengakui," tutur Garkano lalu terkekeh meremehkan.

   "Lo salah, cantik itu mengakui. Dengan gue mengakui diri gue cantik artinya gue bersyukur atas paras yang Tuhan kasih ke gue. Walaupun bagi orang lain gue jelek tapi kata Tuhan gue, setiap manusia telah di ciptakan dengan sebaik-baiknya. Berarti gue cantik," jelas Bianca sambil mengedikkan sebelah bahunya cuek.

GARANCAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora