GARANCA | 01

13.6K 1.4K 134
                                    

Haii apa kabar...

Kalian baca cerita ini jam berapa?

.
.
Sebelum lanjut yuk vote dulu. Belajar menghargai itu gak sulit kok.

.
.

Udah?
.
.

Jangan lupa komen juga yaa..

|_____HAPPY READING___|

Apa kalian pernah menemukan seorang yang rutinitasnya hanya tidur dan membuat onar tetapi mampu menjadi pria paling pintar di kelas nya? Tidak bukan? Hal-hal seperti itu hanya lah ada di karangan fiksi saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kalian pernah menemukan seorang yang rutinitasnya hanya tidur dan membuat onar tetapi mampu menjadi pria paling pintar di kelas nya? Tidak bukan? Hal-hal seperti itu hanya lah ada di karangan fiksi saja. Pada kenyataannya orang-orang seperti itu sulit di temukan di dunia nyata. Jika mau menguasai materi pelajaran maka yang dia lakukan adalah belajar.

Seorang yang ketika di jelaskan ia tidur tetapi saat di suruh mengerjakan soal dia mampu menyelesaikannya dengan sempurna itu hanyalah ada di dunia fiksi. Realitanya semua orang butuh memahami setiap pelajaran untuk menjadi bisa. Seperti itu pula yang di lakukan oleh laki-laki jangkung yang saat ini menghabiskan waktu istirahat nya di dalam perpustakaan.

Garkano memang di beri kelebihan pada otak nya untuk mampu memahami semua mata pelajaran dengan mudah. Tetapi bukankah semua itu akan berkarat kalau tidak selalu ia asah? Seperti hal nya pisau yang terus menerus di pakai tetapi tidak pernah di asah. Apa yang terjadi? Pisau itu akan berkarat bukan?

Jadi sejatinya keberhasilan itu adalah milik orang-orang yang mau berusaha. Jangan pernah berharap pada sesuatu yang tinggi kalau usaha kalian saja hanya merasa iri pada hasil orang lain.

Garkano membuka lembar berikut nya pada buku Biologi yang tengah ia baca. Kali ini Garkano mempelajari tentang substansi genetik yang ada pada bab tiga.

Suara bangku yang di tarik mengalihkan perhatian Garkano sejenak. Cowok dingin itu melirik ke arah depan, Juna baru saja menempelkan bokong nya di kursi lalu meletakkan sepiring batagor dan es teh manis di atas meja. "Gar mau gak lo?" tawar Juna mulai menyantap batagor nya. Ia hanya basa-basi dan berdoa di dalam hati agar Garkano menolaknya.

"Gak," jawab Garkano seadanya. Ia kembali melanjutkan aktivitas nya.

Alhamdulillah!

Juna membaca judul buku yang sedang di baca oleh Garkano. Cowok itu tiba-tiba merinding melihat ke ambisan Garkano. Di saat semua teman-teman sekolah nya menghabiskan waktu istirahat untuk pergi ke kantin ataupun UKS, Garkano malah ke tempat ini.

GARANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang