GARANCA | 04

9.6K 1K 104
                                    

Waktu yang di tinggu murid-murid sekolah adalah waktu istirahat dan pulang. Dan kini bel pertanda pulang berbunyi nyari seantero sekolah. Guru-guru yang berada di dalam kelas langsung menutup pembelajaran nya. Selanjutnya semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.

Seperti biasa Garkano selalu menunggu sekolah sepi barulah dia akan pulang. Alasannya hanya satu, Garkano tidak mau berdesak-desakan ketika mengeluarkan kendaraan nya dari tempat parkir.

   "Gar gue maen ke rumah lo ya. Tanding ps kita," ujar Juna. Laki-laki itu masih sibuk memasukan buku ke dalam tas dan meninggalkan beberapa buku cetak di dalam laci. Sementara Garkano sibuk memakai jaket  favorite nya. Tidak lupa ia juga memakai masker hitam untuk menutupi setengah wajahnya. Dam topi hitam tentunya.

Garkano hanya bergumam malas saja sebagai jawaban. Merasa kelas sudah sepi kedua laki-laki itu bangkit dan melangkah bersama-sama keluar dari kelas.

   "Manusia-manusia lemah itu kita__ jiwa-jiwa yang lemah itu kitaa__" Juna mulai menyanyikan sebuah lagu yang tiba-tiba terlintas di kepalanya. Tetapi nyanyiannya berhenti ketika mereka sampai parkiran dan menemukan tiga orang gadis sedang berusaha membetulkan motor scoopy warna cream.

   "Woy Biancol!" panggil Juna membuat gadis yang sedang mengotak-atik motornya itu menoleh. Seketika Juna terbahak melihat wajah Bianca yang hitam. Mungkin karena terkena oli.

Melihat siapa yang datang membuat Bianca mendecak malas. Gadis itu berdiri. "Gak usah ketawa lo Junet! Mau gue cekoking obeng?" tanya Bianca sambil menyorongkan obeng di tangannya. Tetapi tidak lama, ketika Bianca melihat seseorang yang berada di sebelah Juna, memori otaknya langsung berputar tentang kejadian tadi pagi ketika ia berteriak kepada seorang laki-laki tetapi tidak di hiraukan sama sekali.

Bianca memperhatikan cowok itu dari bawah hingga atas dengan seksama. Seketika ia melotot. "Wah lo yang tadi pagi datang paling awal kan?!" obeng yang tadi terarah kepada Juna kini beralih kepada Garkano.

   "Ngelunjak amat lo gak mau nolong gue?! Gue punya dendam pribadi sama lo!!"

   "Bi lo kenapa sih?" tanya Salsa langsung berdiri di sebelah Bianca. Ia cukup penasaran karena Bianca tiba-tiba marah seperti ini.

   "Ini nih! Cowok yang gue cerita in tadi! Gue udah teriak-teriak minta tolong tapi gak di tolong in!" Bianca semakin menunjuk-nunjuk keberadaan laki-laki itu dengan obengnya. "Untung ada orang yang tiba-tiba datang terus nolongin gue!!"

  "Eh cabek!" Juna menurunkan obeng itu. "Itu tuh pembalasan karena lo udah viralin gue waktu itu! Makanya jadi orang jangan jail! Liat hari pembalasan itu pasti ada."

  "Gue itu berbaik hati ya Junet viralin lo supaya lo dapet sumbangan untuk sewa kolam renang, biar gak renang di comberan! Bukanya makasih."

Juna mengusap asal wajah Bianca membuat gadis itu mencak-mencak di tempatnya. "Lo kira gue orang gak mampu sampe minta sumbangan ke netizen? Kalau mau ini sekolah gue jadiin kolam renang," ujar Juna dengan tampang sok angkuhnya.

   "Ciri-ciri manusia yang cepet mati adalah sombong," cicit Bianca. "Dan lo!" Bianca kembali menuding Garkano. Saat ini Bianca benar-benar tidak tau jika laki-laki di balik masker hitam itu siapa. Yang jelas Bianca sangat dendam dengannya.

   "Gue mau bales dendam karena lo___" Bianca merotasikan obeng itu. "Gak mau nolong gue tadi."

    "Bi, udah lah. Lo gak usah memperpanjang."

GARANCAWhere stories live. Discover now