AKSALEYA•10:Monday

2.9K 276 77
                                    

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------

Kembali pada rutunitas hari senin, melaksanakan upacara bendera ditemani teriknya matahari pagi.

Didepan semua murid yang tengah berbaris rapih, berdiri seorang guru yang jabatannya paling ditakuti oleh seluruh warga sekolah.

Dia adalah 'waka kesiswaan' salah satu tugasnya adalah melakukan razia dadakan, itu penyebab warga sekolah enggan berhadapan dengannya.

Berbeda dengan Aksa, dia tidak begitu ketar-ketir seperti temannya yang lain, toh yang ada didepan itu pamannya, adik dari ayah Aksa tentu saja.

Kini giliran Aksa berhadapan dengan sang paman. "berapa kali bapak bilang Aksa, gak boleh pakai gelang." Ujar Fadil, pemilik wajah tidak begitu tua, juga muda. Ia baru memiliki satu anak. Pria itu berujar sambil berusaha melepas gelang di tangan Aksa.

Berbicara mengenai panggilan Aksa pada pamannya disekolah, laki-laki itu tetap memanggil dengan bahasa 'bapak' agar lebih sopan, dan tidak terlihat menonjol dibandingkan yang lain.

"Ck, masih bingung apa hubungannya coba kegiatan sekolah sama gelang," gumam Aksa yang dihiraukan sang paman.

"Pagi om! Hari ini special buat om, Kenzie gak akan kena razia apa-apa." Dengan percaya diri Kenzie memutar tubuh di hadapan Fadil. "silahkan periksa om."

Muak dengan kebiasan Kenzie si tukang pembual, paman Aksa tersebut menabok kencang bibir Kenzie menggunakan penggaris besi ditangannya. "gak usah sok akrab, disini saya guru kamu!"

"Skip baperan." Celetuk Devan.

Ucapan Devan nyatanya masih terdengar di kuping fadil, pria itu menunjuk muka muridnya itu menggunakan benda yang sama seperti tadi dia gunakan untuk Kenzie. "oh, kamu juga mau rasain ya first kissnya diambil sama penggaris besi saya ini?"

Refleks, Devan menutup area mulutnya menggunakan kedua telapak tangan. "Astagfirullah pak, enggak deh. Ini buat Nafisha seorang."

"Cari gara-gara terus ya kalian. Lama-lama saya iket kalian di pohon mangga." Murka Fadil. "cepat masuk kelas." Lanjutnya.

Aksa dkk, bergegas pergi dari hadapan guru itu. Namun, sebelum benar-benar jauh Kenzie dan Devan berteriak. "kantin dulu dong pak."

Pak Fadil hanya menggeleng kepala lelah, menhadapi kedua murid kurang ajar itu.

****

"Eh kar, lo kenal ketua futsal gak?" tanya Emili.

Seorang gadis yang baru saja meminum es teh miliknya itu lantas menoleh pada Emili, selanjutnya menggeleng tanda tidak tau. "gak tau. Kenapa emang?" tanya Kara.

AKSALEYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang