AKSALEYA•11:Balapan Dan Hilang?

2.5K 259 84
                                    

Warning!!Part ini 2007 kata hihi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Warning!!
Part ini 2007 kata hihi.

-------

“Rame juga,” gumam Gabriel begitu mereka sampai pada arena balap. Dengan motor sport masing-masing.

“Diliat-liat kayanya malem ini, bukan cuma ada antek-anteknya si ‘tukang ager’ doang deh sa,” tebak Devan.

Sedari tadi wajah Aksa tidak berubah tetap datar dan dingin, laki-laki itu sebenarnya malas untuk ada di tempat seperti ini.

“Cari orangnya,” perintah Aksa.

Serempak sahabat laki-laki itu mengedarkan pandang kearah tribun penonton, garis start yang diisi beberapa motor-motor besar, juga tenda yang di khususkan untuk tempat berkumpulnya setiap geng.

Tidak susah untuk menemukan orang yang di maksud Aksa. Ternyata orang itu juga tengah melihat kearah Aksa dkk.

“Woii, tukang ager!” Teriak Kenzie. Membuat beberapa orang yang berada di arena balap itu menoleh kearahnya.

Laki-laki yang sebelumnya berada di tenda, kini maju menghampiri Kenzie sekaligus membawa antek-anteknya di belakang.

“Gak usah kurang ajar lo,” geram orang tersebut. Dia Axelle Evano. Laki-laki yang menemui Caleya di kedai es krim tempo hari lalu, dia juga si pelaku pengirim pesan sore kemarin.

Kalau kata Haidar laki-laki itu setan berwujud manusia. Karna keberadaannya yang tidak jelas, juga memiliki hobby selalu menggangu manusia lain.

Kenzie memutar bola mata malas, dengan kedua tangannya masuk kedalam saku jeans hitam yang laki-laki itu kenakan. “Bapak gue bukan lo, nyuru-nyuru gue lagi. Suka-suka gue dong mau kurang ajar atau enggak.”

Menghiraukan ucapan Kenzie, laki-laki itu kini memfokuskan perhatiannya pada Aksa. “Long time no see dude,” sapanya sok akrab.

Sebelum menjawab sapaan Axelle, Aksa lebih dulu menampakkan senyum remeh pada musuh dihadapannya. “Soryy, gue gak sudi disapa dengan bibir ‘berslogan salah satu stasiun tv orange' lo itu,” ucap Aksa dengan enteng.

“HAHAHA, satu untuk semua,” girang Haidar memperjelas sindiran Aksa, nada suaranya mengikuti ucapan di tv yang biasa dia dengar.

Bukannya merasa malu, justru musuh Aksa itu menampilkan raut wajah bangganya. “iri lo gabisa icip banyak? makanya sekali-kali dong rasain punya cewe lain, jangan punya cewe polos lo itu aja. Atau lo gak mau coba yang lain, karna cewe lo lebih enak ya? Kalo iya, boleh dong gue coba.”

Mencegah kemungkinan adanya baku hantam. Delvin mendekat, memegang pundak Aksa yang hendak maju. “Inget kata Kenzie kemarin-kemarin. Jangan mudah kepancing sa,” ujar Delvin.

Aksa berusaha untuk tetap menstabilkan emosinya, ia mengangguk singkat menanggapi ucapan Delvin tadi.

first, gue bingung harus cari alesan apa untuk iri sama orang yang jelas-jelas buat dosa. kedua, gue minta tolong sama lo, perdalam pengetahuan lo di pelajaran bahasa Indonesia, supaya lo tau hal apa yang pantes di umpamakan dengan kata icip,” sarkas Aksa, dengan wajah datar nan dingin andalannya.

AKSALEYA [ON GOING]Where stories live. Discover now