Beberapa surat lamaran sudah dikirimkan. Davina memang sedang patah hati, tapi bukan berarti ia harus terus berdiam diri didalam kamar. Justru ia harus membuat dirinya se-sibuk mungkin agar tidak ada cela untuk dirinya memikirkan Bagas.

Saat ini dirinya tengah menulis surat lamaran yang akan ia kirimkan besok, dengan posisi telengkup.

Tring!

Sebuah nontifikasi masuk. Davina mengeceknya.

+62--: Selamat siang, Davina. Kami dari PT ***
Kami tertarik dengan surat lamaran yang Kamu ajukan, untuk itu apakah kamu bisa stand by untuk interview online sore ini by zoom?

Mata Davina berbinar, ia tentu langsung membalas pesan itu.

Davina: Bisa, Bu/Pak.

+62--: Baik, untuk itu kamu bisa langsung masuk kedalam zoom dengan tautan yang sudah kami sediakan. Kami harap, Anda sudah stand by dalam aplikasi pukul 16.00.
Terimakasih.

***

Setelah kemarin ia melakukan interview secara online, dirinya langsung dihubungi oleh pihak HRD jika ia diterima dan bisa langsung mengikuti training mulai hari ini.

Davina sedang bersiap untuk pergi ketempat yang sudah diberitahukan oleh pihak perusahaan. Perusahaan itu bergerak pada bidan makanan serta minuman, dan kali ini Davina bergabung sebagai crew store pada salah satu cabang minuman yang dinaungin oleh perusahaan tersebut.

Flashback on

Dear Davina

Sebelumnya kami ucapkan selamat karena telah bergabung bersama PT. *** untuk posisi CREW STORE LETS DRINK

Kamu bisa mulai masa training Selasa, 23 Januari 2024 di jam 09.00 WIB ke (anggep aja nama tempatnya:v) dengan salary sebesar *** belum termasuk lemburan jika ada lemburan.

untuk pakaian: kaos polo berkerah warna merah/hitam, celana jeans/bahan warna hitam, sepatu hitam/putih/navy/ warna gelap, tidak boleh berkumis/berjenggot, rambut tidak menutup mata, kuku tidak boleh panjang dan dikutek, jilbab warna hitam diikat ke belakang atau dimasukan ke dalam kerah baju

Mohon konfirmasi dengan membalas pesan ini. Terima kasih dan #janganlupabahagia

Best regards,
Utami
HRD

Begitu membaca pesan dari perusahaan, Davina segera menghubungi sang ibu untuk membagi kabar bahagia ini. Ia menyiapkan segala keperluan untuk training besok.

Flashback off

Dan kini, ia sudah sampai pada tempat yang dituju. Tempat baru baginya, tempat yang tampak indah, tempat yang memang diperuntukkan untuk berwisata. Beberapa orang berlalu lalang yang sepertinya berketurunan China, tampak jelas dari wajahnya yang khas.

Davina melangkah dengan senyum, ia mencari tempat sesuai dengan yang tertera dalam teks pesan yang dikirim oleh HRD nya melalui pesan teks secara pribadi.

Ketika matanya sedang mencari tempat yang dimaksud, ia bertabrakan dengan seorang laki-laki berseragam kaos polo menggunakan apron dengan tulisan "Let's Drink". Laki-laki itu meminta maaf pada Davina, tapi Davina justru kegirangan.

"Eh, sorry, mbak...."

"Kak, kakak crew store di 'Lets Drink' ya?"

"Iya," jawab nya sedikit heran.

"Kak, sebelumnya saya Davina. Saya hari ini mulai training dicabang Let's Drink...." Davina menyodorkan tangannya.

"Oh, Davina... Gw Aradea, panggil aja Ara. Mulai sekarang lu jadi partner gw. Ayo, kita ke store." Aradea.

Satu Cup Ice Cream Ditempat Yang Berbeda (End)Where stories live. Discover now