Menjalin Hubungan

36.5K 489 8
                                    

PESONA PAMAN SENO | Menjalin Hubungan

Anggukan malu-malu yang Rindu berikan membuat senyum Seno seketika mengembang. Pria itu merasa gemas dan tak segan lagi untuk mencubit pipi gadis di depannya ini. Membuat wajah Rindu semakin merah padam.

Seno akui dia memang sudah tidak waras karena mengajak keponakan istrinya sendiri untuk menjalin sebuah hubungan di belakang Hanum. Tapi hanya inilah satu-satunya cara yang dia pikirkan untuk bisa memiliki Rindu.

Seno tahu jika apa yang dia rasakan pada gadis itu hanyalah sebuah n@fsu. Tapi dia tidak peduli akan hal itu. Kali ini dia ingin egois. Rindu pasti juga sudah tahu jika apa yang mereka lakukan salah. Tapi gadis itu tetap menerima ajakannya untuk menjalin hubungan gelap di belakang bibinya. Hal itu menandakan jika Rindu juga menginginkannya.

Hubungan ini didasari karena rasa tertarik satu sama lain. Seno yakin jika cintanya masih tetap pada istrinya, Hanum. Dan Rindu hanya dia jadikan sebagai pelampiasan saja.

Jahat sekali. Tapi memang itulah yang Seno rasakan. Siapa yang tidak tertarik dengan gadis cantik dan sexy seperti Rindu. Dia yang sudah berusia hampir setengah abad saja tidak mengelaknya.

"Tapi Paman minta rahasiakan hubungan ini dari Bibi kamu ya, Rin." kata Seno sembari mencolek ujung hidung Rindu dengan senyum manisnya.

Rindu tampak malu-malu kucing dan menganggukkan kepalanya. Membuat senyum Seno semakin mengembang lebar dan mengusap puncak kepala gadis itu dengan sayang.

"Kamu menggemaskan sekali. Paman jadi ingin menggigit kamu." gemas Seno mencubit kedua pipi Rindu yang membuat gadis itu merengek meminta dilepaskan.

Seno terkekeh senang sembari menatap Rindu dengan lekat. Tak ada raut penyesalan di wajahnya karena telah menjalin hubungan gelap dengan keponakan istrinya sendiri. Mungkin setidaknya untuk saat ini?

Cup

Seno baru saja mencuri satu ciuman dari Rindu. Membuat gadis itu tertegun dengan mata membulat lucu. Sudah Rindu katakan bukan, sentuhan fisik yang Seno berikan selalu berimbas pada kinerja jantungnya yang menjadi abnormal.

Melihat betapa lucunya reaksi dari Rindu, Seno jadi ingin kembali merasakan kelembutan bibir gadis itu. Kini dia tampak menangkup wajah Rindu dengan tangan besarnya. Lalu sedetik kemudian mulai mempertemukan bibir mereka untuk yang kesekian kalinya.


Ciuman itu baru selesai begitu Rindu melepaskan tautan bibir mereka secara paksa ketika pasokan udara di dalam rongga dadanya menipis. Dengan bibir setengah terbuka yang membengkak, dihiasi benang s@liva yang membasahi sudut bibirnya, Rindu menatap manik jelaga milik Seno dengan tatapan sayu.

Seno tersenyum kecil sembari menempelkan keningnya pada kening Rindu. Kedua tangannya masih menangkup rahang Rindu. Ujung hidung mereka saling bersentuhan dengan napas yang mulai teratur.

"Jam makan siang masih lama. Apa kamu ingin berdiam diri saja di sini?" tanya Seno sembari mengelus pipi Rindu lembut. Dia tampak tidak canggung lagi melakukan skin ship dengan gadis itu.

Rindu tentu langsung menggeleng. Sejak tadi dia merasa bosan karena tidak melakukan apapun. Biasanya di rumah dia akan menghabiskan waktunya dengan banyak hal. Seperti merapikan lemari pakaiannya, membersihkan kamar atau menulis buku.

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now