Enak, Paman!

61.6K 407 11
                                    

PAMAN SENO | Enak, Paman!

Seno lantas mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangannya. Dengan perlahan dia menurunkan sebelah kaki Rindu yang sedari tadi berada di atas pundaknya. Lalu tanpa kata dia kembali menegakkan tubuhnya. Membelenggu gadis yang tengah kepayahan itu dengan tubuh jangkungnya.

"Bagaimana, Sayang? Apa kamu menikmatinya?" tanya Seno berbisik mesra.

Tanpa canggung dia mendekatkan wajahnya pada Rindu. Membuat jarak mereka hanya tinggal beberapa inci saja. Dan Seno menatap sang keponakan dengan iris gelapnya yang berkabut.

Dengan lemas Rindu menganggukkan kepalanya. Susah payah menormalkan deru napasnya. Lalu membalas tatapan sang paman yang berhasil menjeratnya.

"Enak, Paman. Rasanya Rindu menginginkannya lagi." balas Rindu polos.

Seno terkekeh kecil sembari melingkarkan lengannya di pinggang ramping Rindu. Merapatkan pada tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.

"Kamu menginginkannya lagi, hm?" tanya Seno dengan sengaja menggigit telinga Rindu.

Rindu bersuara tertahan,"Engh..I-Iya, Paman. Rindu ingin lagi."

Seno tak mampu menahan seringaiannya mendengar jawaban jujur Rindu. Siapa yang tidak senang mendengar gadis di depannya ini merasa ketagihan dengan permainannya. Apalagi Rindu baru pertama kali ini merasakannya.

Tak ingin membuang waktu lagi, Seno dengan begitu mudah mengangkat tubuh Rindu ke dalam gendongannya. Membaringkan gadis itu ke atas ranjang. Dengan kedua kakinya yang menjuntai ke lantai.

Setelahnya, dia kembali mengungkung gadis itu di bawah kuasanya. Menciumnya dengan beringas sembari menjalarkan tangannya kemana-mana.

• • •

Puas telah membuat Rindu keluar dengan begitu banyak untuk pertama kalinya, Seno lantas menjauhkan diri dari Rindu. Pria itu mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Lalu setelah menemukan apa yang dia cari, Seno lantas beranjak bangun.

Rindu diam-diam memperhatikan Seno yang kini tengah berjalan ke arahnya dengan selembar tisu di tangannya. Yang membuatnya terkejut, pria itu dengan begitu perhatian membersihkan sisa-sisa pelepasannya.

"Ti-Tidak usah, Paman. Rindu bisa melakukannya sendiri." ujar Rindu merasa malu dengan kondisinya, dan apa yang Seno lakukan.

Pria itu menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang tampak manis di mata Rindu.

"Ini semua ulah Paman. Jadi biarkan Paman yang bertanggung jawab." kata Seno menimpali ucapan Rindu dengan seringai nakal yang mampu membuat jantung gadis itu berdebar tak karuan.

Tbc.
_________

Part lengkapnya nunggu versi e-booknya rilis ya guys yaa

Dan makasih buat semua temen² yang udah kasih aku dukungan dan doa buat Mama.
Semoga temen² dan keluarga selalu dilimpahi kesehatan, keselamatan dan keberkahan Tuhan😇

Pesona Paman SenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang