Terlambat Pulang

37K 423 4
                                    

PESONA PAMAN SENO| Terlambat Pulang

Permainan yang awalnya dikatakan sebentar ternyata berlangsung cukup lama. Ketika Seno melepaskan sang keponakan, hari sudah berubah menjadi gelap. Jam dinding yang ada di ruangannya telah menunjukkan pukul 6 lewat 20 menit.

"Paman benar-benar sangat puas, Sayang." kata Seno dengan wajah sumringah.


Rindu sedikit meringis merasakan kebas pada kedua puncaknya. Hampir satu jam dia membiarkan Seno memainkannya. Dan berakhir dengan puncaknya yang lecet karena ulah pria itu.

"Maaf, Sayang. Paman terlalu kasar memainkannya. Paman benar-benar merasa gemas sampai tidak bisa menahan diri." ujar Seno yang menyadari kesakitan Rindu.

Gadis itu menggeleng lirih sembari mengusap bibir Seno yang tampak mengkilap karena saliva. Walau pun dia merasa jijik dengan apa yang telah terjadi. Namun tidak dapat dipungkiri jika dia juga merasakan nikmat.

"Tidak apa-apa, Paman. Rasanya memang sakit, tapi Rindu juga menikmatinya." balas gadis itu sembari tersenyum.

Seno tentu merasa senang dengan jawaban yang Rindu berikan. Pria itu tak segan mendaratkan kecupan kecil di bibir Rindu. Dan sedikit menyesap bibir bawah gadis itu hingga meninggalkan bunyi.

"Nanti lama-lama kamu akan terbiasa dengan apa yang Paman lakukan, Sayang." kata Seno mencolek ujung hidung Rindu.

Pria itu kemudian membantu Rindu memakai pakaiannya kembali. Dengan mudah dia memasangkan penghalang di dada Rindu yang penuh dengan tanda merah. Dan hal itu membuat Rindu merasa malu karena untuk pertama kalinya seorang pria membantunya memasang penutup kacamata untuk gunung kembarnya.

"Bibi pasti bertanya-tanya karena kita pulang terlalu larut." celoteh Rindu begitu selesai memasang pakaiannya.

Dengan mesra Seno merapikan rambut panjang Rindu yang terlihat kusut.

"Biarkan saja. Biar nanti Paman yang menghadapinya." jawab Seno santai.

Pria itu terlihat tidak takut menghadapi Hanum. Padahal ini kali pertama dia bermain api di belakang sang istri. Dan Seno bersikap seolah dia tidak takut perselingkuhannya akan terbongkar.

"Rindu takut hubungan kita akan terbongkar, Paman." adu Rindu memeluk Seno manja. Bagaimanapun dia tidak ingin hubungan ini terbongkar begitu cepat.

Apa yang dia lakukan untuk menjerat Seno masih belum cukup. Dia ingin membuat pria itu tidak bisa melepaskannya dengan mudah. Dia ingin membuat Seno merasa candu dengan dirinya, atau jika perlu dengan tubuhnya juga. Dan Rindu siap jika dia memang harus kehilangan harta berharganya demi melancarkan balas dendamnya pada Hanum.

Senekat itu Rindu melakukan semua ini untuk merealisasikan dendamnya. Baginya hukuman penjara belum cukup untuk membuat Hanum jera. Dia ingin merusak mental wanita itu dengan merebut suami yang sangat dicintainya.

"Tidak akan, Sayangku. Paman jamin itu." timpal Seno mencoba menenangkan hati Rindu.

Setelah cukup lama bersenang-senang berdua di dalam ruangannya bersama sang keponakan, Seno akhirnya mengajak Rindu untuk pulang. Dengan mesra dia merangkul pinggang Rindu sepanjang perjalanan menuju motornya yang terparkir di dalam bengkel.

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now