Susah Tidur

16.4K 388 37
                                    

PESONA PAMAN SENO | Susah Tidur

Sedari tadi Rindu sudah beberapa kali memutar tubuhnya kesana kemari di atas ranjang. Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu pagi. Namun tak ada tanda-tanda gadis itu akan tertidur.

Helaan napas berat terdengar dari bibir kecil Rindu. Gadis itu tengah berbaring terlentang, dengan iris beningnya menghadap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang. Mengingat apa yang telah terjadi di antara dirinya dan Seno beberapa jam lalu di bengkel.

Rasa sedih baru mendera hati Rindu saat ini. Namun sudah terlambat jika gadis itu ingin menyesalinya. Dia bahkan menikmati apa yang Seno lakukan pada tubuhnya.

Rindu kembali menarik napas beratnya. Rasa sesak berkerumun di dalam hatinya saat ini. Memang benar dia telah memutuskan untuk melakukan apapun demi membalaskan dendamnya. Bahkan Rindu akan memberikan kesuciannya pada Seno secara suka rela. Tapi tetap saja, Rindu hanyalah seorang gadis yang rapuh dan lemah. Yang berusaha tetap kuat demi membalas rasa sakit hatinya pada sang Bibi.

"Sekarang baru menyesal, hm? Semuanya sudah terlambat. Untuk apa aku menyesalinya?" gumam Rindu dengan lelehan air mata membasahi pipinya.

Rindu mengusap air matanya dengan kasar. Sepertinya malam ini dia susah tidur karena memikirkan banyak hal. Tentang dendamnya pada sang bibi yang masih terus berlanjut. Dan hubungan gelapnya bersama Seno yang semakin jauh.

Untuk saat ini Rindu masih belum berani secara terang-terangan memperlihatkan perhatiannya pada Seno di depan Hanum. Dia akan melakukannya ketika Seno benar-benar sudah jatuh ke dalam pelukannya.

Rindu sadar walaupun Seno telah menjeratnya dalam hubungan gelap di belakang sang bibi, hati pria itu masih sepenuhnya milik Hanum. Dan tujuan Rindu saat ini adalah merebut seluruh perhatian Seno dari Hanum. Membuat Seno benar-benar jatuh cinta pada dirinya.

"Aku pikir ini akan mudah. Tapi jalanku ternyata masih terlalu terjal untuk dilewati." Rindu bergumam dengan wajah muram. Senyum kecut menghiasi wajahnya saat ini.

Kemelut di hatinya masih belum reda. Membuat Rindu akhirnya memutuskan untuk beranjak dari ranjang nyamannya dan keluar dari kamar. Suasana malam yang sunyi tak membuat Rindu merasa takut sedikitpun. Dia terus berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah. Tujuannya saat ini adalah ruang keluarga. Sepertinya menonton serial tv di tengah malam tidak buruk juga.

Rindu mendudukkan dirinya di sofa panjang seorang diri. Lalu menyalakan benda persegi berukuran 32 inchi yang ada di depannya. Rindu banyak mendapati siaran televisi yang mati. Wajar saja, ini tengah malam buta. Mungkin hanya segelintir orang yang masih terjaga. Dan salah satunya adalah Rindu.

Pilihan Rindu jatuh pada serial televisi luar negeri. Dimana terdapat sepasang kekasih yang tengah berkendara di tengah jalan raya dengan latar pegunungan yang indah. Tanpa sadar Rindu membayangkan dirinya dan Seno yang menjadi pemeran utama tersebut.

"Sial. Kenapa aku jadi memikirkan hal yang tidak-tidak." gerutu Rindu pada dirinya sendiri.

Belum selesai dengan gerutuannya, Rindu justru dihadapkan dengan adegan panas antara pemain wanita dan pria di dalam mobil. Membuat dirinya merasa panas dingin dibuatnya.

Dengan wajah merah padam Rindu mencari dimana keberadaan remote tv yang sempat dia pakai tadi. Tapi sialnya, benda tersebut justru terselip entah kemana. Atau mungkin Rindu kurang fokus karena memikirkan yang tidak-tidak?

Sibuk mencari remote, Rindu dibuat gagal fokus ketika mendengar suara wanita dalam film tersebut. Gadis itu menggigit pipi dalamnya merasa malu sendiri. Teringat dirinya yang juga sangat berisik saat bermain dengan Seno tadi.

Rindu mendengus karena sepertinya keputusannya untuk pergi ke ruang keluarga salah besar. Bukannya merasakan ketenangan, dia justru terus mengingat adegan demi adegan panas antara dirinya dengan sang paman. Dan hal itu tanpa sadar membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak menginginkannya lagi.

"Ya Tuhan, kenapa aku justru menginginkannya lagi." keluh Rindu meremas kepalanya dengan raut frustasi.

Lain Rindu, lain juga yang terjadi pada Seno. Sedari tadi pria itu tak henti mengulas senyumnya ketika mengingat apa yang terjadi antara dirinya dan sang keponakan. Bagaimana gadis itu menatapnya saat penyatuan mereka untuk pertama kalinya, sukses membuat Seno merasakan perasaan berdebar tanpa dia tahu artinya. Dan kejadian itu terus berlanjut sampai mereka selesai bercinta.

Entahlah, Seno belum sepenuhnya mengerti akan perasaannya pada Rindu. Dibilang sayang, Seno tidak menampik itu. Tapi jika dibilang cinta, dia masih belum yakin akan hal itu.

Pria itu kembali tersenyum ketika mengingat bagaimana liarnya dirinya ketika berada di atas Rindu. Seno seolah hilang kendali karena rasa nikmat yang Rindu berikan. Semua bagian dalam diri Rindu benar-benar membuatnya candu.

"Aku jadi menginginkannya lagi." gumam Seno teringat kejadian di bengkel tadi.

Ada untungnya Seno mengajak Rindu bermain di sana. Dia jadi bebas melakukan apapun tanpa takut kepergok Hanum.

Berbicara mengenai sosok istrinya, wajah Seno seketika berubah muram. Akhir-akhir ini hubungannya bersama Hanum terasa semakin renggang. Ada saja tingkah laku Hanum yang membuatnya naik pitam.

Pria itu lantas melirik wanita yang tengah berbaring di sampingnya. Hanum sudah terlelap sejak tadi. Seno menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Bohong jika dia tidak merasa bersalah karena sudah berselingkuh di belakang wanita itu. Apalagi wanita yang menjadi selingkuhannya adalah keponakan istrinya sendiri.

Seno sadar jika apa yang dia lakukan benar-benar kejam. Dia sudah bermain api di belakang istrinya. Awalnya Seno memang hanya merasa penasaran dengan sosok Rindu. Tapi siapa sangka jika dia mulai merasakan kenyamanan yang tidak pernah dia rasakan dari Hanum. Sehingga hubungan gelap itu terus berlanjut sampai sekarang. Dan membuat Seno merasa kecanduan dengan Rindu. Hingga nekat meniduri gadis itu.

Memikirkannya membuat Seno menjadi rindu pada gadis itu. Sejak pulang dari bengkel, Rindu memang mengurung dirinya di kamar. Ketika makan malam tiba pun, gadis itu juga tidak keluar kamar.

Ingin sekali Seno menemui Rindu di kamarnya. Tapi dia tidak ingin Hanum curiga dan bertanya yang tidak-tidak padanya. Sehingga Seno akhirnya mengurungkan niatnya untuk menemui gadis pujaannya.

"Ini sudah tengah malam. Dia pasti sudah tidur sejak tadi. Semoga saja dia baik-baik saja." pikir Seno yang kemudian memilih untuk memejamkan matanya.

Tbc.
_____

Maaf guys baru bisa update hari ini huhu..

Btw gimana sama part sebelumnya??😆
Pssstt.. jangan komen kasar please🙈

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now