[10] Asisten

81.8K 7.1K 398
                                    

Chanyeol dan aku kini sudah berada di dalam sebuah mobil. Ny. Park menyuruh Chanyeol untuk mengantarkanku pulang. Entahlah kenapa Ny. Park melakukan itu, padahal di jam segini masih banyak sekali taxi.

Aku sudah mencoba untuk menolak keinginan Ny. Park untuk Chanyeol mengantarkanku pulang. Tapi Ny. Park memaksaku untuk membiarkan Chanyeol mengantarkanku pulang sampai di rumah.

"Jika kau merasa terbebani. Kau bisa menurunkanku di pemberhentian bus di depan itu. Aku akan pulang menggunakan bus." Ucapku pada Chanyeol. Karena kalau di perhatikan muka Chanyeol terlihat seperti sedang sangat merasa terpaksa berada di mobil ini bersamaku.

Kalau saja Ny. Park tak memaksanya mengantarkanku. Mungkin dia tak akan mengantarkanku seperti ini sekarang.

Chanyeol menatapku sekilas. Lalu ia menghentikan mobilnya. Dia benar-benar melakukan itu! Astaga! Aku tak pernah membayangkan dia akan melakukan itu. Padahal ucapanku tadi hanya untuk menyelingi keheningan ini.

"Turunlah." Suruh Chanyeol.

"Kau benar-benar menyuruhku turun? Maksudku, ini sudah malam dan--"

"Kau yang memintanya, kan? Jadi... turun." Titahnya lagi.

Aku memandangnya tak percaya. Dia sungguh-sungguh melakukan apa yang kukatakan.

Dan terpaksa aku turun dari mobilnya. Ah sial! Kenapa juga aku harus mengatakan hal tadi. Begitu aku turun dari mobil Chanyeol, Chanyeol langsung menggas mobilnya kebut. Dia pergi begitu saja~
Karena hal itu, aku terpaksa harus berjalan di pemberhentian bus yang jaraknya lumayan jauh dari tempat Chanyeol menurunkanku. Padahalkan aku tak menyuruhnya menurunkan aku disini, aku menyuruhnya untuk menurunkan aku di halte bus di ujung sana. Tapi kenapa dia menurunkanku disini.

oOo

Aku tiba di rumah sakit tepat pada pukul 1 dini hari dan itu semua karena Chanyeol! Salah dia yang memberhentikanku di halte bus yang membuatku harus berjalan jauh dan ketika aku ada di dalam bus, aku sadar aku tertidur karena terlalu capek. Makanya aku baru sampai jam segini.

Aku berjalan menuju kamar adikku, adikku sudah tidur dengan sangat lelap. Aku menaruh semua barangku di atas sofa dan berjalan mendekati adikku yang sedang tertidur.

"Unnie..." Eun So memanggilku pelan ketika tanganku mendarat di pucuk kepalanya. Ternyata dia belum sepenuhnya tertidur. "Obat itu sangat sakit..." rintihnya.

"Eun So-ya..." panggilku cemas. Karena sungguh, aku benar-benar tidak tau bagaimana sakitnya obat itu. Apakah obat itu benar-benar sangat menyakitkan? "Bertahanlah..." ucapku lagi.

Aku memeluknya erat, karena jika kita memberi sebuah pelukan pada orang yang sedang sakit katanya sakitnya akan mereda sedikit. Ini sangat membantu.

oOo

Datanglah ke SM. Penting.

Dan karena pesan itu sekarang aku sudah berada di lift menuju ruangan Chanyeol. Dia setiap hari selalu menyuruhku untuk datang seenaknya. Karena dia aku di pecat pagi ini, aku terlalu lama cuti dan boss menyuruhku untuk beristirahat yang menandakan aku di pecat. Lalu ketika aku tadi pagi datang ke toko swalayan dan toko susu, kedua boss ku langsung mengatakan aku di pecat secara bersamaan.

Entah apa alasan mereka, tapi mereka memecatku! Dan ini semua karena Chanyeol. Karena dia hidupku sekarang seperti ini, sekarang bagaimaba coba aku membiayai adikku berobat? Semua uang Chanyeol sudah kuhabiskan untuk biaya obat kemarin.

"Apakah ada Tuan Chanyeol di dalam?" Tanyaku pada seorang sekretaris yang baru kulihat. Sepertinya dia sekretaris Chanyeol yang baru.

"Apakah Anda sudah memiliki janji?"

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Where stories live. Discover now