[15] Amarah

80.8K 6.7K 508
                                    

3 hari berlalu semenjak pemakaman Eun So dilakukan dan selama itu juga aku mengurung diriku ditempat sunyi ini. Aku seperti menyiksa diriku sendiri, bukan? Menyiksa untuk orang yang bahkan tak ada lagi didunia ini.

Semua pintu kukunci, jendela bahkan kututup dengan rapat sehingga tak ada celah untuk cahaya masuk kedalam ruangan yang gelap ini. Selama 3 hari ini juga, pintuku terus di ketuk berkali-kali oleh orang yang aku tak tau siapa.

Aku benar-benar merasa seperti mayat hidup saat ini. Aku seperti memiliki tubuh yang tak memiliki jiwa.

"KIM HYE RI! BUKA PINTUNYA!" Orang itu kembali mengetuk pintuku dengan keras--sangat keras.

Sudah 3 hari ini orang itu mengetuk pintuku dengan keras, yang pasti itu bukanlah Jae Min. Karena suara itu terdengar seperti suara seorang pria.

"JANGAN MENGURUNG DIRIMU! KELUARLAH! KUMOHON!" Orang itu kembali berteriak.

Aku membangkitkan diriku hendak ingin membukakan pintu itu. Namun, tiba-tiba saja penglihatananku memudar. Tiba-tiba saja kepalaku pusing dan semuanya hitam. Semuanya gelap dan kakiku terasa lemas hanya sekedar untuk menopang badanku.

***

Aku membuka mataku secara perlahan, mengerjapkannya beberapa kali sebelum membuka mataku secara keseluruhan. Indra penciumanku langsung menghirup aroma yang sangat khas ini, yaitu bau rumah sakit. Aku ada dirumah sakit? Bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya aku berada dirumahku?

Aku menoleh kearah samping. Seorang pria yang sedang tertidur sambil menggenggam erat tanganku.

Lay? Batinku.

Dia benar-benar Lay? Mengapa dia disini? Dan kenapa dia... memegang tanganku seperti ini?

Lay membuka matanya dan mengangkat kepalanya. Dia menatapku dan tiba-tiba saja langsung memelukku.

"Yoo Jin-a... Kau sudah bangun? Berhentilah menyiksa dirimu, kumohon..." bisiknya.

Yoo Jin? Mengapa dia memanggilku dengan sebutan itu? Tunggu. Yoo Jin? Aku sepertinya pernah mendengar nama ini sebelumnya.

"Yoo Jin-a... Jangan pergi..."

Chanyeol. Ya, Chanyeol pernah menyebut nama ini sebelumnya. Yoo Jin? Dia siapa? Mengapa mereka menyebut nama Yoo Jin?

"A-aku Hye Ri, bukan Yoo Jin..."

Lay memegang kedua pundakku setelah melepas pelukannya. Dia tersenyum dan aku bisa melihat sebuah rasa lega dimatanya. Namun aku juga bisa melihat rasa sedih disana.

"Apakah aku memanggilmu dengan sebutan itu?" Tanya Lay.

Aku mengangguk pelan.

"Mian. Aku memang suka keliru memanggil nama seseorang," balasnya.

Lay kembali duduk. Dia melepaskan genggaman tangannya.

"Bagaimana perasaanmu? Apa kau sudah merasa baikan? Kau tidak sadarkan diri hampir 2 hari," ungkap Lay.

2 hari? Lama sekali aku tak sadarkan diri. Apakah karena aku terlalu larut dalam kesedihan sehingga membuat tubuhku menjadi sangat lemas?

"Aku merasa sudah baikan. Trims." Aku mencoba tersenyum agar Lay tau aku tulus mengucapkannya.

"Apa kau ingin makan?"

"Makan?"

Lay mengangguk, "kapan terakhir kali kau makan?"

"Hmm..." aku mencoba mengingat kapan terakhir kali aku makan dengan seharusnya. Mungkin setelah pemakaman Eun So berakhir, tak ada sesuap nasipun yang masuk kedalam tubuhku.

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Where stories live. Discover now