[24] Jealous?

82.2K 7.3K 1.2K
                                    

Tuhan bantu aku untuk bisa tidur nyenyak malam ini!

Berkali - kali aku mencoba untuk menutup mataku, tetapi mataku enggan sekali untuk menutup. Apakah karena hatiku terlalu senang sampai semua organ ditubuhku tidak mau lagi bekerja sama dengan pikiranku? Astaga! Kuharap kejadian tadi bukan mimpi.

"Aku takut kau berubah lagi besok," ucapku. Entahlah, mengapa aku bisa mengatakan hal itu pada Chanyeol. Chanyeol tertegun dan menatapku sambil tersenyum. Mungkin ini adalah senyuman terbaik Chanyeol yang pernah kulihat.

"Aku tidak pernah berubah," jawabnya.

"Kau selalu berubah. Sifatmu susah ditebak dan kau memiliki mood yang suka berubah -ubah." Aku menyuapi sesendok makanan ke mulutku.

"Apakah aku begitu?" Chanyeol malah bertanya padaku bukannya meresponi ucapanku.

Aku mengangguk.

Dan dapat kulihat dari ekor mataku kalau Chanyeol tersenyum dengan melihatkan gigi putihnya. Jujur saja, aku masih belum berani untuk menatap matanya. Aku mencoba untuk berani tapi I can't.

"Aku tidak akan berubah dan kau dapat memegang ucapanku." Chanyeol mengakhiri ucapannya dengan mengelus lembut puncak rambutku.

"Ciuman tadi..." kataku sengaja memotong kata - kataku. Chanyeol menatapku sebelum aku melanjutkan ucapanku.

"Apa itu hanya sebagian dari acting atau itu real?" Tanyaku pelan dengan sangat hati - hati. Jujur, jantungku berdegup dengan sangat kencang saat ini dan dibutuhkan banyak sekali nyali untuk bisa mengatakan hal seperti ini bagiku.

Kutatap mata Chanyeol dengan penuh harap. Aku berharap dia menjawab pertanyaanku, tapi dugaanku salah besar dia hanya tersenyum dan menyuruhku makan kembali. Jadi ini apa? Apa ciuman itu hanya sebagian dari actingnya? Apa aku terlalu bermimpi mengharapkan ciuman itu adalah real?

Hye Ri! Tidurlah ini sudah jam 2 dini hari dan kau masih memikirkan bagaimana sikap Chanyeol besok terhadapmu?

Ting.

Sebuah pesan masuk ke handphoneku dan aku segera mengambil ponselku yang tak terlalu jauh.

Tidurlah dan jangan memikirkan apapun. Sweet dreams dan sampai bertemu besok di kantor ^^

Dan ingat, sikapku tidak akan berubah terhadapmu dan tadi bukanlah acting tapi real.

Chanyeol

Mataku terbelalak dengan sangat sempurna. Astaga! Apa aku tidak salah baca? Chanyeol mengirimiku pesan? Dan apa katanya? Itu real? Sekali lagi kuulangi! Park Chanyeol mengatakan kalau ciuman itu adalah REAL! Apa aku boleh berteriak saat ini juga?

Aku menenggelamkan mukaku didalam bantal dan berteriak sekencangnya. Aku sangat senang! Sungguh!

***

Hari bahagia ini kumulai dengan bangun pagi sekali dari biasanya sebelum aku pergi berangkat ke kantor. Memakan waktu cukup lama untukku memadukkan baju - baju yang akan kupakai. Entahlah mengapa aku seperti ini, mungkin aku terlalu excited untuk bertemu Chanyeol.

Akhirnya aku menggunakan sebuah kemeja putih lengan panjang dengan sebuah rok span hitam yang panjangnya sampai di bawah lututku. Setelah merasa semuanya perfect aku segera keluar dari apartemen dan didepan apartemen terlihat sebuah mobil sport putih terparkir. Aku tidak tau dengan jelas siapa pengemudi mobil sport yang memarkirkan mobilnya dipinggir jalan itu. Dengan santai aku melewati mobil itu dan baru beberapa langkah melewati mobil itu, pengemudi dari mobil tersebut tiba - tiba daja mengklaksoni mobilnya. Otomatis aku langsung menghadap kebelakang melihat sisi depan mobil itu dan sebuah tangan dengan muka yang keluar dari jendela mobil sport itu terlihat.

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Where stories live. Discover now