[12] Jerk

89.5K 7.2K 298
                                    

Chanyeol masih terduduk di sofa tempat pertama kali aku melihatnya tadi. Sedangkan aku sudah duduk ditepi ranjang memberikan alasan kenapa aku bisa ada disini pada Chanyeol. Aku benar-benar seperti maling yang sedang diintrogasi oleh seorang polisi saat ini.

"Jadi kemarin kau menungguku sampai pulang?" Tanyanya dengan menyeruput kopi yang masih bisa kulihat asap ebulannya diatas kopi hitam yang ada dicangkir itu.

Kulihat muka lebam Chanyeol yang samar tertutupi oleh make up. Mungkin dia tak ingin menunjukkan bekas lebamnya pada siapapun. Apalagi sampai menunjukkan itu pada fans-nya. Bisa gawat, mungkin.

"Apa?" Tanyanya. Mungkin ia risih karena aku memandanginya terlalu lama. Bukannya aku ingin memandanginya seperti ini, hanya saja entah kenapa mataku ini ingin sekali melihat Chanyeol.

"Hah?" Aku langsung memalingkan wajahku begitu ia menatapku. Ia mengerutkan dahinya dengan mata yang masih menatapku.

"Aku ingin meminta satu hal padamu." Ucapnya ketika ia sudah meletakkan kopinya di atas nakas. Mukanya berubah menjadi sangat serius, "Jangan membocorkan masalah ini, mengerti?" Sorotan mata yang serius itu menatapku lekat.

Aku mengangguk pelan melihat sorotan mata yang tak biasa itu.

Lagipula, aku memang dari awal tak berniat membocorkan masalah ini pada siapapun. Untuk apa juga aku membocorkan masalah seperti ini pada orang lain, apa aku akan mendapatkan untung setelah itu? Tentu saja tidak, kan?

"Sekarang mandilah. Ada beberapa stock baju lagi untukmu di dalam lemariku. Aku akan keluar." Katanya yang lalu beranjak dari sofa dan seperti ucapannya, dia keluar dari kamar rahasia ini meninggalkanku sendiri.

Aku yakin, siapapun yang melihat kondisi Chanyeol saat ini akan bertanya-tanya mengapa mukanya menjadi lebam seperti itu. Ditutupi make up bukan berarti bekas luka itu hilang, kan?

Jujur saja, bekas luka di mukanya masih terlihat dengan jelas meskipun dia sudah menutupnya dengan make up. Aku tak tau pasti kenapa dia bisa seperti itu, apa itu benar-benar karena Hyo Jin yang kemarin datang aecara tiba-tiba kekantornya dan mengatakan hal yang mungkin membuatnya tersinggung?

Tapi kenapa dia harus tersinggung? Lagian Hyo Jin kemarin datang juga untuk memberitahu masalah yang memang penting, bukan? Dia memberitahu soal rapat pemegang saham dan itu masalah yang menyangkut tentang dirinya.

Aku keluar setelah selesai mandi dan memakai baju yang ada di dalam lemari Chanyeol. Aku tak menyangka dia menyiapkan begitu banyak stock pakaian wanita di dalam lemari itu.

"Ayo." Ajak Chanyeol ketika aku sudah berada di luar kamar rahasia itu.

Ayo? Dia ingin mengajakku kemana memang? Sekarang saja waktu masih menunjukkan pukul 8 pagi dan dia sudah mengajakku untuk keluar? Yang benar saja!

"Kemana?" Tanyaku padanya.

"Hari ini aku ada showcase sebelum album baru grupku diluncurkan. Jadi, kau harus ikut bersamaku untuk membawakan barang-barangku."

"Membawa barang-barangmu? Memang kau tak memiliki manager atau asisten untuk membawanya?" ucapanku kali ini terdengar sangat ketus. Karena jujur saja, aku benar-benar seperti seorang budak.

Bagaimana bisa Chanyeol menyuruhku membawa barang-barangnya disaat mungkin dia sudah memiliki asisten pribadi yang khusus bekerja untuk membawakan barang-barangnya tersebut.

Dia menatapku. Lagi-lagi dengan sorotan mata yang tajam, membuat mulutku terasa sangat bungkam ketika hendak ingin berucap.

"Aku atasanmu, aku adalah orang yang menggajimu. Apakah kau tidak bisa langsung menuruti perintahku begitu aku memberikan sebuah perintah? Apa kau harus terus bertanya seperti itu ketika aku memberikan perintah padamu?"

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ