[28] Pesan Misterius

81.4K 5.9K 307
                                    

-Chanyeol P.O.V-

Hye Ri mengoleskan salep pada setiap lukaku dengan sangat hati-hati dan sesekali meniupnya agar luka yang terolesi salep ini tidak terlalu perih kurasakan. Jujur, hatiku masih berdegup sangat kencang saat ini setelah menyatakan perasaanku pada wanita yang sedang memberikanku salep ini. Dia selalu sukses membuat jantungku berdegup kencang dan juga selalu sukses membuatku diam terpana karenanya.

"Aw," ringisku ketika salep itu sukses mengenai kulit tanganku yang mengelupas serta sedikit memerah.

Hye Ri yang mendengarku meringis kesakitan langsung meniup lukaku dan mengipasnya sesekali menggunakan tangannya, "apakah sangat sakit?"

"Tidak, hanya saja ini terasa perih." Aku berusaha menahan rasa sakit itu dengan menyembunyikan suara ringisan didalam hatiku.

"Sudah." Hye Ri menutup penutup salep tersebut dan menaruhnya diatas meja.

"Terima kasih." Aku tersenyum dan kembali duduk tepat didepannya.

"Maaf."

Mataku menatap Hye Ri dengan penuh tanya. Tiba-tiba dia mengatakan hal yang tidak kumengerti. Alisku berkerut hingga hampir bersentuhan satu sama lainnya. Kurasa Hye Ri mengerti rautan alisku yang menandakan sebuah kebingungan atas apa yang sudah ia katakan padaku.

"Untik apa?"

"Karena aku, kau jadi begini." Kepala Hye Ri sedikit tertunduk--seperti ialah tersangka atas kejadian yang sudah menimpaku. "Seharusnya kau biarkan saja aku yang terluka," sambungnya dengan suara yang mulai memelan.

Ucapannya sukses membuatku tersenyum kecil. Kucondongkan badanku kedepan agar aku dapat meraih muka kecil milik wanita yang sedang duduk didepanku saat ini. Perlahan, kuangkat dagu Hye Ri hingga kini mata kami saling beradu pandang.

Aku mengambil tangannya yang ada diatas meja dan menggenggamnya erat, "jangan mengatakan hal seperti itu. Kau membuatku terlihat jelek," ucapku dengan menyelipkan sebuah senyum. "Aku sebagai pria tentu saja harus menjaga wanitaku, bukan?"

Hye Ri tersenyum kecil namun terlihat gusar, "aku benar-benar minta maaf." Lagi. Dia meminta maaf padaku tanpa alasan yang jelas.

Hye Ri menundukkan kepalanya, seperti sedang memalingkan wajahnya dariku. Mata kami yang tadinya bertemu satu sama lain, kini tidak lagi. Terlihat wajah cemas Hye Ri.

"Aku juga."

Hye Ri seketika itu juga menolehkan wajahnya kearahku sekilas lalu mulai menundukkan kepalanya lagi. Dia menatapku dengan tatapan "Kenapa kau juga meminta maaf?"

"Aku salah karena sudah membawamu ketempat ramai seperti itu. Seharusnya aku tak membawamu ketempat seperti itu. Jadi, aku minta maaf karena semuanya terjadi padaku. Kau tidak perlu minta maaf lagi padaku karena akulah yang salah," tuturku menjelaskan.

Lagi, aku kembali membuat wajah tertunduk itu terangkat. Tanganku dengan berani mengusap rambut halus milik Hye Ri dan sedikit mengacaknya.

"Jangan selalu merasa jika kau salah seperti itu, mengerti? Karena jika kau terus-terusan melakukan hal itu. Aku juga akan melakukannya," ucapku sedikit mengancam yang langsung diresponi dengan sebuah anggukan pelan oleh Hye Ri.

Mata binarnya membuatku benar-benar ingin terus berada disisinya. Seakan seluruh organ tubuhku enggan untuk sedikit saja berada jauh darinya. Apakah karena aku terlalu mencintainya? Atau karena kami baru saja memulai hubungan ini?

"Aku tidak menyangka kalau kita bisa bertemu lagi untuk yang kedua kalinya dikehidupan yang berbeda seperti ini dan mungkin jika kita tidak bertemu seperti ini, aku tidak akan bisa mengingat tentangmu.

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu