[29] Apa ini?

72.4K 5K 388
                                    

-Chanyoel's P.O.V-

Aku meletakkan segelas teh hangat di atas nakas dekat tempat tidurku. Lay masih belum bangun, sepertinya dia meminum banyak sekali alkohol semalam. Bau menyengat akibat mengkonsumsi alkoholpun masih dapat kucium. Aku memutuskan untuk membawa Lay ke apartemenku. Perlahan Lay membuka kelopak matanya, dia memegangi kepalanya yang mungkin terasa berat karena efek dari alkohol masih mendiami tubuhnya.

Dengan membawa Lay ke apartemenku. Bukan berarti aku sudah tidak membencinya. Tentu saja aku masih membencinya karena masalah diantaraku dan dia belum selesai. Namun, entahlah, semalam aku tidak memikirkan soal hubunganku yang tidak enak dengan Lay. Aku hanya memikirkan bahwa dia adalah keluargaku dan aku harus menjaganya. Tidak terbesit sedikitpun mengenai bagaimana jahatnya Lay padaku.

"Dimana ini?" Tanya Lay begitu ia sadar dan mendudukan dirinya di atas kasur.

"Apartemenku. Aku membawakanmu teh hangat, minumlah. Aku pergi." Aku mendirikan tubuhku setelah menjawab pertanyaan Lay dan pergi keluar menuju kekantor.

Bahkan setelah aku menolong Lay. Tatapan Lay padaku masih saja tajam. Aku tau dia sangat membenciku, hal itu dapat dibuktikan dari perkataannya semalam. Ucapannya semalam membuatku benar-benar tidak bisa tidur dengan nyenyak. Apakah benar aku sudah mengambil semua hal yang seharusnya menjadi miliknya? Aku bahkan tidak merasa kalau aku melakukannya.

"Chanyeol! Tunggu!" Lay berjalan menghampiriku yang baru saja akan masuk kedalam mobil.

"Jangan kau anggap kalau setelah menolongku seperti ini, aku tidak membencimu lagi. Aku masih membencimu. Mengerti?" Ucap Lay yang lalu berjalan pergi dari apartemenku.

Apa dia tidak ada rasa terima kasih sedikitpun padaku? Aku telah menolongnya dan bukannya berterima kasih dia malah mengucapkan hal seperti itu padaku? Benar-benar tak habis pikir.

Ketika sampai di dalam kantor, aku segera membaca berkas-berkas yang ada karena hari ini ada 2 rapat yang wajib untuk kuhadiri. Sudah pukul 8 pagi dan aku masih belum melihat tanda-tanda kedatangan Yoo Jin. Apakah dia terlambat? Dia bahkan tidak pernah terlambat seperti ini. Aku mengambil ponselku dan hendak menghubunginya sebelum akhirnya ada suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk," kataku.

Seorang gadis dengan rambut yang tak karuan memasuki ruanganku. Aku segera meletakkan ponselku diatas meja dan menghampiri gadis itu.

"Yoo Jin-a. Kau kenapa? Kenapa kau terlihat seperti ini?" Ucapku khawatir dan membantu merapihkan rambutnya yang terlihat sangat berantakan.

Yoo Jin tiba-tiba membungkukkan badannya berkali-kali. "Maaf aku terlambat. Aku tau ini salah. Aku sudah memasang alarmku tapi aku tidak mendengarnya."

Aku terkekeh melihat tingkahnya yang seperti itu. Aku tau ini sangat jahat menertawakan pacar yang sedang meminta maaf seperti ini karena telat. Hanya saja ini terlalu menggelitik perutku.

"Yoo Jin-a. Berhentilah membungkuk seperti itu. Aku tau, aku ini adalah atasanmu. Hanya saja ketika didalam ruangan hanya ada kita berdua, kau adalah pacarku. Dan--dan kau tak perlu melakukan hal berlebihan seperti ini," kataku dengan sedikit terkekeh. Aku tak bisa mengendalikan rasa geliku.

Yoo Jin menatapku dengan wajah sedikit cemberut dan melewatiku begitu saja dengan menabrak pundakku. Lalu dia menaruh asal tasnya diatas meja.

"Kau tidak sopan," gumamku.

Yoo Jin menatapku dengan wajah yang masih terlihat kesal, "kau sendiri yang mengatakan kalau kita sedang berdua. Aku harus menganggapmu seperti pacarku. Jadi tidak masalah dong kalau aku meletakkan secara asal tasku."

Pacar Sewaan (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang