O N E

6.8K 884 40
                                    


" apa ini punyamu ? " Hana mencoba untuk membuka percakapan antara dirinya dan laki – laki ini,

laki – laki itu tidak menjawab dan mengambil pensil itu dari tangan Hana dan berjalan ke sudut ruangan, ia bersandar di sana dan mulai memperhatikan gambar yang sepertinya baru saja ia buat,

Hana memperhatikan setiap perilaku laki – laki yang katanya adalah Tuan muda dari SM CORP. itu dengan seksama, rambutnya tersisir rapih dan wajahnya bersih, badannya yang terlihat atletis menunjukan bahwa dirinya masih bisa berolah raga dengan baik, pakaian yang ia gunakan berada tepat pada tempatnya,

Jadi, apa yang salah ?

Yang salah adalah laki – laki itu sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Hana di tempat yang begitu luas ini.

Hana berjalan pelan kearah laki – laki itu, begitu pelan tanpa suara sedikitpun, ia tak ingin membuat laki – laki itu terkejut,

Hana hanya duduk di samping laki – laki yang posturnya lebih besar darinya itu dalam diam, ia berharap cepat atau lambat laki – laki itu akan mulai membuka suara,

" siapa namamu ? " Hana memulai pertanyaan,

Seperti yang Hana kira, laki – laki itu benar – benar tidak peduli dengan adanya dan tidak adanya Hana di sisinya,

Laki – laki itu hanya terus menggambar dengan pensilnya, sepertinya ia menggambar sebuah pohon dan mobil yang terlihat seperti mobil mahal dari tempat Hana memandang,

Sesekali ia akan berjalan kearah sebuah nakas kecil tempat ia menyimpan pensil – pensilnya untuk menggambar,

Tidak ada peruncing pensil yang terlihat, hanya pensil – pensil yang tidak terlalu tajam berada tepat di laci nomor satu dan laci nomor dua adalah kertas – kertas berwarna putih bersih juga beberapa buku gambar besar dan perekat kertas,

beberapa jam setelah itu, laki – laki itu keluar dari ruangan besar dan beralih ke ruangan lain yang berada sekitar 1 menit dari ruangan tadi, ternyata ruangan itu adalah Gym atau yang lebih tepatnya adalah tempat untuk si Tuan muda untuk berolah raga,

Hana yang bingung dengan keadaan hanya bisa terus membuntuti laki – laki itu kemanapun ia pergi,

Mata Hana terbelalak saat laki – laki itu mulai membuka pakaiannya di depan Hana tanpa rasa malu sedikitpun, Hana yang kaget menutup wajahnya dan berjalan keluar dari ruang kecil yang berada di dalam Gym tersebut,

Setelah beberapa saat laki – laki itu keluar dengan pakain untuk berolah raga, terlihat otot tangan dan kakinya yang kekar dan terlatih,

Hana duduk di sebuah kursi panjang di dekat jendela, memastikan bahwa laki – laki itu tidak melakukan sesuatu yang bodoh atau menyakiti dirinya sendiri,

Menurut analisa Hana, ayah dari laki – laki itu bersedia membayar sejumlah uang yang tidak sedikit hanya untuk mengawasi seseorang yang pastinya pernah melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, karena itu, Hana hanya memperhatikan laki – laki itu dari jauh,

Waktu berlalu kini saatnya ia untuk makan siang, laki – laki itu berjalan ke ruang makan dengan rambutnya yang masih basah dan belum di tata, ia duduk di kursi makan dan menunggu para pelayan menyiapkan makanan, makanan yang di buat semuanya berwarna redup, tidak ada warna warna terang yang terlihat juga alat makanan yang di siapkan hanya sendok tanpa garpu,sumpit dan pisau roti,

Sepertinya rumah ini ingin menjauhkan laki – laki itu dari berbagai macam benda tajam yang bisa melukai seseorang, tidak ada sedikitpun barang pecah belah yang terlihat, semua terbuat dari plastik dan kain termasuk guci juga vas bunga yang ada di sekitar rumah,

[COMPLETE] TO LOVE YOU MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang