E L E V E N

4.3K 608 10
                                    


"Mengapa kau sekarang lebih memilih untuk bersama si bodoh itu di bandingkan denganku! Aku kembali untukmu! Aku kembali untuk memintamu kembali! Tapi kau-"

"KARENA SI BODOH ITU MENGOBATI LUKA YANG KAU BUAT!"

Keheningan terjadi di antara mereka berdua,

"LAKI – LAKI ITU ADA DI SAAT KAU PERGI DARI HIDUPKU TANPA JEJAK!" Hana kembali berteriak di sela tangisnya,

"Dan laki – laki itu punya nama, Namanya adalah Park Cha-"

tiba – tiba Luhan memadu bibir mereka dengan sangat keras dan di balas dengan semua pemberontakan dari tubuh Hana yang sepertinya sia – sia,

BRUG!

Sebuah pukulan hebat mendarat jelas di punggung Luhan,

"AHK!" Luhan memutar tubuhnya dan memandang Chanyeol yang berada tepat di belakangnya,

"KAU SUDAH MULAI BERANI," Luhan melayangkan pukulannya di wajah Chanyeol dan Chanyeol menangkis pukulan Luhan dan

BRUG!

Luhan menendang Chanyeol dan membuat laki – laki itu tersungkur, perkelahian hebat terjadi dan Hana hanya menutup mulutnya rapat – rapat,

"Hentikan!" Hana hanya terus berkata tanpa henti,

"SESEORANG TOLONG AKU!" Hana berteriak di saat Chanyeol dan Luhan saling menendang tubuh lawannya kearah Tembok besar di belakang tubuh mereka,

BRUG!

BRUG!

Chanyeol dan Luhan sama – sama tersungkut ke tanah,

"Ada apa ini?" Suho masuk secara terburu – buru menyaksikan kegilaan yang terjadi di dapur sore itu,

"Chanyeol-aa," Suho berteriak dan mengangkat tubuh Chanyeol yang tergeletak di lantai dan pergi begitu saja meninggalkan Luhan yang juga tergeletak di lantai,

Hana pergi meninggalkan Luhan dan berlari kecil untuk melihat keadaan Chanyeol yang terduduk di tempat tidurnya dengan luka lebam di badannya juga wajah tampannya,

"Permisi," suara Xiumin terdengar dan terlihat membawa seember air hangat juga handuk kecil dan kotak obat, melihat begitu banyak orang yang mengurus Chanyeol, kini Hana bertanya siapa yang mengurus Luhan, tanpa ia sadari Hana kembali ke tempat di mana Luhan terbaring, matanya menyisir lantai dapur yang tadi menjadi ring tinju di sore hari itu,

"Kemana dia..." Hana berkata pelan,

Ia berjalan kearah ruang tengah dan mendapati laki – laki itu tengah duduk di sofa besar sambil memegangi bibirnya yang berdarah.

Laki – laki merasakan betapa perih bibirnya yang terluka kali ini dan hatinya terasa lebih perih lagi melihat Hana yang pergi begitu saja tanpa memperdulikannya yang juga terluka,

Tiba – tiba seseorang terlihat memandang wajahnya dari arah depan sambil memegang sebuah kapas dengan alkohol yang tercium begitu menyengat,

"Jangan begerak," wanita itu memberikan suara lembutnya saat Luhan mecoba untuk memandang kedua mata di depannya saat ini,

"Akh!" Luhan mengeluh saat ia merasakan perih di ujung bibirnya setelah menarik bibirnya ke atas,

"Jangan berfikir macam – macam, aku hanya kasihan padamu," wanita itu kembali berkata dan menempelkan sebuah plester cukup besar di pelipis laki laki itu dan memberikan obat merah pada pinggir bibir laki – laki itu,

"Apa ada luka lainnya," Hana bertanya sebelum membereskan barang – barang yang ia bawa,

"Ada," Luhan menjawab,

[COMPLETE] TO LOVE YOU MOREWhere stories live. Discover now