S I X

5.2K 708 27
                                    


Hari ke hari berlalu, sejuta kata tak terucap dari bibir Hana membuat Hana kian hari kian takut akan kenyataan, sedikit demi sedikit Hana mengerti apa yang harus ia lakukan, bagaimana caranya berpura – pura menjadi kekasih dari laki – laki dingin nan keras yang kini berada di depannya.

Mata laki – laki itu begitu cantik saat matahari menerpa wajahnya dan senyumnya begitu manis saat deretan gigi putihnya terlihat jelas,

"Mengapa kau menatapku seperti itu?" suara laki – laki itu membuat Hana terkejut,

"Tidak, aku memperhatikan gambarmu," Hana mengelak dan terus melihat Chanyeol yang mewarnai gambarnya.

Seperti yang kalian kira, kebiasaan Chanyeol untuk menggambar di pagi hari tidak bisa hilang, ia masih terus menggambar dan menwarnai di setiap paginya juga menempelkan hasil karyanya di dinding putih yang kini sepertinya sudah mulai penuh.

"Sampai kapan kau ingin bersandiwara didepan Suho-sshi?" Hana memulai pembicaraan.

"Aku tidak bersandiwara," Chanyeol menjawab.

"Cih, apanya yang tidak? Kau sama sekali tidak sakit," Hana tertawa renyah.

"aku masih sakit, kau hanya tidak tau itu," Chanyeol menjawab pelan dan meraih tangan kanan Hana,

"Di sini," Chanyeol meletakan tangan Hana di dadanya, "Rasanya begitu sakit sampai aku sendiri tidak bisa merasakannya berdetak lagi."

Hana terdiam, lagi dan lagi, Hana hanya bisa terdiam dan terhanyut kedalam gelapnya kedua bola mata Chanyeol yang selalu berhasil membuatnya tenggelam di dalam indahnya dunia cinta.

Hana menarik tangannya cepat, tidak... ia tidak bisa jatuh cinta pada laki – laki yang ia tau akan meninggalkannya sebentar lagi, 3 bulan? Itu hanya seperti kedipan matannya saja.

"Aku tidak tau apa aku bisa menjadi Chanyeol yang dulu," Chanyeol membuka suara.

"Apa maksutmu?" Hana bertanya bingung.

"Chanyeol yang dulu punya rasa percaya diri yang tinggi, ia tidak pernah takut untuk menatap mata orang lain dan selalu bisa mengendalikan amarnya, tapi aku-," Chanyeol menghentikan kata – katanya.

"Tidak ada yang memintamu menjadi Chanyeol yang baru ataupun lama, semua orang hanya ingin kau menjadi Chanyeol yang kau inginkan," Hana memberikan senyumnya.

"Kau benar – benar hebat, setiap kata – katamu, membuatku nyaman," Chanyeol kembali memberikan senyumnya.

Lagi dan lagi, kerap kali getaran gila itu terus membuat Hana berharap semua ini cepat berakhir, Hana yakin sekali, tidak lama lagi hatinya pasti akan membuka pintu untuk laki – laki yang ada di depannya, tapi tentu saja itu semua seperti mimpi di siang bolong untuk wanita seperti Hana yang mempunyai status sebagai pekerja biasa.

"Ah, rasanya aku ingin makan ddeokbokki," Chanyeol berkatapa pelan,

"Apa kau ingin aku membelikannya?" Hana menawarkan,

"Apa kau mau membelikannya untukku?" Chanyeol kembali bertanya,

"Mengapa tidak, setidaknya aku bisa keluar dari rumah besi ini," Hana menjawab.

Chanyeol tertawa pelan, ia tau bahwa Hana sebenarnya merasa begitu bosan di dalam rumah ini, tapi apa daya dirinya yang masih belum bisa menapakan kakinya di luar rumah,

"Hitung saja aku memberimu beberapa jam liburan," Chanyeol kembali berkata.

Hana menatap Chanyeol dengan senang, ia berdiri dari tempatnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi membeli sebungkus kue beras merah yang menjadi incarang Chanyeol.

[COMPLETE] TO LOVE YOU MOREWhere stories live. Discover now