Chapter 7 - Perasaan yang Tidak Menentu

646 89 7
                                    

  Grep.. dan dengan sekali dorongan, Baek Hyun mendorong tubuh Eun Ji. Sekarang, posisi mereka sudah berbalik. Baek Hyun yang berada di atas Eun Ji dengan kedua tangannya yang mengunci tubuh Eun Ji untuk tidak kemana-mana. Bahkan, tatapan pria itu sudah berubah. Tatapannya tajam namun tidak terlihat seperti orang yang ingin 'menerkam'. Baguslah..

  Tapi, Jung Eun Ji tetaplah seperti gadis yang lainnya. Takut akan hal-hal yang, bisa saja, buruk terjadi padanya. Baiklah,, sekarang ia benar-benar terperangkap. Apa yang harus ia lakukan?

"Jung Eun Ji-ssi.. " suara itu begitu lembut, dan terdengar nyaman di telinga Eun Ji. Eun Ji hanya diam, ia masih menatap was-was pada Baek Hyun sembari menunggu apa yang akan dikatakan oleh Baek Hyun.

  Namun, tak lama kemudian suara deringan yang berasal dari ponsel Eun Ji memecahkan keheningan di antara mereka. Baek Hyun menyadarinya, ia pun segera bangkit dari tempatnya dan mencoba untuk menetralkan dirinya. Sedang Eun Ji, yang masih gugup, bangkit dari posisinya dan berjalan mendekati meja belajarnya. Diraihlah ponsel tersebut. Ia geser tombol hijau itu dan menempelkan layar ponselnya ke telinga.

"Halo Ibu.. a-ada apa?" Aduh! Kenapa ia tergagap seperti ini? Bisa-bisa sang Ibu curiga nanti.

"Euh.. Eun Ji-ya,, apa kau sudah makan?" Huh.. syukur sang Ibu tidak menyadari kegagapannya barusan. Tapi..

"Eo.. sudah. Tapi, kenapa Ibu tiba-tiba bertanya?"

"Yak! Apa salah jika orang tua bertanya seperti itu pada anaknya sendiri, huh?"

"Euh.. tidak--"

"Lupakan saja. Dan karena aku sudah mengetahui kalau kau sudah makan, aku tutup."

"Eum.. baiklah." dan detik kemudian, sambungan telepon terputus. Eun Ji pun kembali menaruh ponselnya di atas meja.

  Baiklah.. suasana kembali hening. Tida sepenuhnya, karena suara televisi masih menemani mereka.

"Euh.. sebenarnya,, aku masih ingin membicarakan persoalan pintu itu. Ta-tapi.. kurasa kita bicarakan lain kali saja." Ujar Eun Ji menjadi kikuk lagi.

"Ahh.. baiklah." Jawab singkat Baek Hyun, tak kalah kikuknya. "Kalau begitu, aku akan pergi."

"Eo? Eo.. "

  Baek Hyun berjalan meninggalkan rumah tersebut, tanpa ditemani Eun Ji. Dan berikutnya, pria itu sudah benar-benar berada di luar rumah Eun Ji.

  Baek Hyun menyentuh dadanya yang sedari tadi masih berdetak tak karuan. Ahh.. haruskah ia menyalahkan dirinya karena 'sikap agresif'-nya itu tadi? Benar. Bahkan, ia tak tahu kenapa ia bisa melakukan hal tersebut. Huh..

"Aku rasa, untuk sementara waktu, aku tidak bertemu dengannya. Iya.. huh~ " ia menghela nafas dan kembali melangkahkan kaki untuk pergi dari sana.

  Kembali pada Jung Eun Ji yang juga sedang menyentuh dadanya yang terasa begitu menyesakkan. Pria itu sudah tidak ada, tapi kenapa jantungnya tidak berhenti untuk berdetak kencang seperti ini? Ahh.. ada apa dengannya? Tidak mungkin,, dia..

"TIDAK! Tidak mungkin!" Teriak Eun Ji mengelak apa yang sedang ia pikirkan. "Aku tidak mungkin menyukainya. Tidak, bahkan jangan sampai aku memiliki perasaan padanya."

  Ingin melupakan detakkan jantungnya yang semakin menggila, ia segera tidur di atas ranjang walau waktu masih menunjukkan pukul 7.

*** ***

From : Jong In
Ingat!! Pukul 3 Sore, kita ke rumah orang tua Eun Ji. Jangan lupa! Aku dan Tae Il akan menjemput kalian dengan mobilnya.

Hello, Mr. Future | BaekJi FanfictionWhere stories live. Discover now