[ D ] - Daripada Merana Dalam Kekosongan, Mending Ikut Arus

26.6K 3.8K 934
                                    

Sepakat nggak sih kalau perempuan itu makhluk yang paling nggak kuat menerima elusan?  Gampang lumer seperti wadah-wadah plastik murahan kena jilatan kalor?

Itu baru jilatan kalor yah, belum jilatan lidah...

...

...

lidah api maksudnya guys. Nah Salsa tuh baru membuktikan teori itu malam ini. Saat menerima semua perlakuan Rizaka yang lembut cem bolu kukus.

Fine! Katakanlah Salsa ini kayak tali tarik tambang, terombang ambing mengikuti tarikan yang paling kuat. Ditarik ke sana, ngikut. Ditarik ke sini, ngikut.

Benar memang hati Salsa masih memberat ke Arkhan, masih mikirin Arkhan malam ini, Bete dan uring-uringnya dia karna perlakuan sialan Vino juga, tapi... serius, khusus malam ini Bapernya Salsa yah karna Rizaka Rizaka ini.

Perempuan memang gitu kok. Hatinya ke si A, betenya ke si B, bapernya malah ke si C, eh jadian sama si D. Salsa rasa itu manusiawi sih, diajak ngobrol dan disimak dengan perhatian penuh saja sudah ge'er, apalagi di-uwel-uwel rambutnya? Dipakein jas seperti di film-film? Ditanyain dengan lembut 'udah makan belum, Sa?' Coba, jenis perempuan mana yang nggak ayan kalo digituin? Adakah perempuan yang imannya nggak rontok menerima semua itu? Kalau ada, Salsa boleh tanya, dipakein sampo apa itu imannya? Conditionernya merk apa? Kutuan nggak? Masa nggak terkecoh. Kalo Salsa sih udah nggak kuat dari awal pas Rizaka matiin AC mobil karna khawatir dia kendinginan.

Sepanjang perjalanan, Salsa sengaja diam memperhatikan jendela mobil yang dipukul bulir-bulir hujan. Rizaka juga kayaknya nggak berniat mengajak ngobrol.  Tapi Salsa tau, setiap tiga menit sekali, mata pria itu melirik ke arahnya. Bukan jenis lirikan genit, tapi layaknya seorang Ayah yang sedang menemani anaknya main di taman, sibuk dengan tablet, tapi sesekali melihat anaknya, sekadar memastikan kalau anaknya masih dalam jangkauan dan baik-baik saja. Seperti itu makna lirikan Rizaka yang bisa Salsa artikan sekilas.

"Sa," panggil Rizaka. Mendapatkan perhatian Salsa sepenuhnya, Rizaka bertanya, "Di depan ada kafe gitu, mau aku beliin cokelat panas nggak?"

Gelengan Salsa membuat Rizaka kembali diam sampai akhirnya mereka sampai ke rumah. Karna Salsa menolak untuk masuk ke rumah dengan alasan tidak enak sama Tante Mila, Rizaka meninggalkannya di mobil dengan pertanyaan : "kamu nggak apa-apa kan? Aku tinggal bentar ajah, yah? Ngasih ini ke Popi trus mandi lima menit, shalat isya bentar."

Salsa sudah menjawab 'oke' tapi Rizaka bertanya lagi, "gapapa kan aku tinggal? Janji nggak akan lama. Aku bawa hape ke kamar mandi yah, nanti kalau ada apa-apa kamu telpon ajah, hape kamu ada batreinya?"

Ya ampun, Salsa kan nge-fly parah yah. Kayak mobil mereka mogok di tengah hutan trus Rizaka mau ninggalin dia untuk cari bantuin ajah.

"Gapapa," jawab Salsa setengah malas. "Mandi ajah, biar aku di sini. Nunggu kamu. Ga ada yang nyulik aku kok."

Rizaka tertawa dan menggunting jarak mereka dengan mendekatkan wajahnya ke telinga Salsa. Dia berbisik, "Nyulik juga ga akan bisa, kan kamu udah masuk ke kawasan aku, siapa yang mau culik lagi? Hm? Lagian aku juga gak ngijinin kamu diculik kok." Sebelum turun, sempat-sempatnya Rizaka nguyel-nguyel rambut Salsa lagi.

Ya Lord, musim hujan, dingin, diginiin, kan enak banget yah. Salsa jadi pengen dipeluk Rizaka dan digombalin sepanjang malam dah. Najis sih, tapi sist jangan hujat dulu. Coba tukar posisi, kuat nggak? Paling juga nyut-nyutan itunya ... yang di bawah ... jempol kaki maksudnya.

Salsa jadi berpikir, wocok-wocok semanis Rizaka ini ceweknya siapa sih? pasti dilindungin banget. Coba kalo Ar-- uhm... Salsa menggeleng pelan mengenyahkan sejenak sosok itu dari otaknya. Nggak mau merusak perasaannya yang lagi nyaman-nyamannya diperlakuin gini sama Rizaka. Untuk sementara biarlah dia terhisap dulu dalam putaran arus pesona Rizaka. Iyah nggak? Daripada merana dalam kekosongan.

Dictionary Of Broken HeartWhere stories live. Discover now