[ F ] - Fuck Gagal Lagi !

27.4K 3.6K 1.3K
                                    


¤ ¤

"Susu yang hancur isinya masih ada yang mau nggak, Baal?"

Ikbal belum langsung menjawab atau mungkin saja masih terlalu panik untuk menjawab, lelaki itu tampak sibuk mengurut-urut dada Salsa. Awalnya hanya berupa usapan teratur naik turun oleh telapak tangan, tapi sesekali, ujung jari Ikbal mengambil alih memijat beberapa sisi yang menurut dia paling parah terkena sikutannya.

Membayangkan bagaimana ngilunya dada Salsa, membuat badan Ikbal bergidik ngeri. Tadi itu ... Ikbal menyikut penuh nafsu karna mau membebaskan diri dari lilitan tangan Amad dan Deri. Sumpah Ikbal nggak kepikiran kalo si Salsa lagi peluk sikutnya. Ya Tuhan, mana sikutannya pakai kekuatan tenaga dalam lagi, itu isinya, apakah masih ada yang bisa diselamatkan?

"Masih ngilu nggak? Hm?" Lelaki itu setengah membungkuk untuk mengamati wajah Salsa. Menafsir apa makna di balik pejaman mata, gigitan di bibir dan tarikan napas satu satu gadis di depannya. Kalau rasa sakit bisa dipindahkan dengan sistem transfer, Ikbal rela kok mengambil semua rasa sakit Salsa. "Sakit banget pasti yah, Sa?"

"Awak pikir!?" jawab Salsa setengah sesenggukan. Serius. Bukan manja atau sengaja merengek biar diperhatikan. Ini beneran sakit! Nggak pura-pura! Nggak tipu tipu apalagi akting supaya dikasihani. Sist, sikut keras dan runcing itu, menghujam benda lembek ini... pikir saja bagaimana sakitnya. Salsa sampai megap-megap sesak napas. Nggak tau lagi rasanya gimana, antara ngilu, nyeri, ketusuk-tusuk gitu juga merinding bersamaan.

Salsa bergumam, "Gimana coba iniiii?" untuk membebaskan dari rasa nyeri, dia menekan telapaknya dari arah ketiak ke bagian bawah payudara. Karna pada daerah permukaannya, masih diambil alih penuh oleh tangan Ikbal. *uhug*

"Maaf."

"Maaf nggak bisa balikin kekenyalannya tau nggak, Baaal. Udah lembek semua iniii. Yang ini coba pegang," dengan guobloknya Salsa menuntun jari-jari Ikbal, memerintah untuk menusukan telunjuk di salah satu bagian dadanya. "kan, ancur kaaaan?"

Ikbal menjawab dengan nada frustrasi, juga ikut-ikutan mengecek sendiri bagian mana yang dimaksud Salsa. "Ya abis mau gimana lagi, Saaa? Aku nggak tau. Nggak sengaja."

Beberapa meter di belakang mereka, orang-orang masih sibuk menonton. Tidak ada yang berani menegur karna tau tabiat asli Ikbal seperti apa. Semua sibuk menyamarkan rasa ingin tertawanya atas aksi berjudul spontanitas berujung penggarukan birahi liar ini. Kalau orang yang liatnya sepintas, mereka pasti mikirnya si Salsa lagi nawarin ke Ikbal untuk liat tompelnya di leher.

Deri, Amad, Mas Virgo, Vino, merapatkan paha, takut nyemprot tiba-tiba, sementara Fauzi yang dikenal paling nafsuan, sudah bergelimang birahi. Sempaknya ampir dilubangi kepala 'pitonnya' gara-gara tegang mampus melihat pemandangan di depan. Mana Ikbal pijatnya khusyuk banget lagi, kayak bapak-bapak yang lagi usap lutut anaknya yang berdarah saat jatuh. Ya ampun Baaal, itu susu loh bukan bintik cacar! Ckck ngelusnya itu loh, konsentrasi tingkat tinggi. Kayak nggak ada beban moral sama sekali. Masha Allah ... ada yang mau PO kepolosan Ikbal nggak?

Januar membuang tatapan ke arah lain karena malu. Pulang dari sini nanti, ingatkan dia untuk menanyakan pada Miftha, apa yang dicemilkan wanita itu ke Ikbal waktu anaknya itu dalam masa pertumbuhan? Itu otak Ikbal udah kayak tarian moonwalk Michael Jackson yah, jalan mundur. Ckck.

Mengusap tengkuk, Arkhan ikut-ikutan menggulir tatapan ke tempat lain. Tidak enak menonton ketololan Ikbal, juga Salsa. Tadi ... disaat orang-orang sibuk tertawa,  lelaki itu sempat speachless untuk beberapa lama. Walaupun dia tau semua yang tersaji di depan matanya adalah bagian dari spontanitas dalam kepanikan, tapi dia tidak bisa menertawai aksi duo goblok baru meletuk itu.

Dictionary Of Broken HeartWhere stories live. Discover now