Ultra Part dan Open Pre order

24.6K 2.2K 627
                                    

"Waalaikum salam.”

Salsa, Januar dan Miftha kompak menjawab salam Ikbal. Laki-laki itu muncul di ruang makan. Tampak begitu buru-buru.

“Kamu pulang, Bal? Katanya Kamis baru balik?” Salsa bertanya, heran. Semenjak menikah, mereka masih tetap menjalankan LDR. Salsa kerja di Jakarta sementara Ikbal di Bogor. Kalau sedang rajin, Ikbal bisa pulang setiap hari, atau lima kali seminggu. Namun, jika proyek yang ditangani sedang menuntut perhatian lebih, Ikbal hanya pulang di akhir pekan.

"Kamis baru balik supaya kamu bebas keluyuran sama anak-anak? Supaya pulang kantor bisa nongkrong sampe malam, terus sengaja matiin hp, alasan lowbat supaya nggak bisa dihubungi?”

Miftha dan Januar kompak memutar mata penuh cibiran. Perasaan, tidak ada yang over protektif di antara keduanya. Mereka jenis pasangan yang santai, serta saling percaya; membiarkan satu dan lainnya bebas bergaul dengan siapa saja. Entah Ikbal mengambil warisan over protectif ini dari siapa. Kadang, Januar murka melihat menantunya diinterogasi. Beruntung, Salsa juga bukan jenis istri yang lembek, jika Ikbal berlebihan dan mulai tidak masuk akal, dia tidak segan-segan untuk mengamuk balik sampai suaminya itu diam. Memilih untuk mengalah.

“Ish, mana ada!" Salsa menyahut sewot. "Baru satu jam kamu udah sibuk nelpon suruh pulang!”

Ikbal mengabaikan protes Salsa. “Sibuk?” tanyanya sembari memerhatikan istrinya yang tengah menyendokkan kari ayam ke piring Mifta dan Januar.

“Nggak sih.” Salsa membalikkan piring. “Katanya lagi di lokasi proyek? Kok—”

“Ikut aku sebentar.” Ikbal sudah berjalan lebih dulu menuju tangga.

“Kamu nggak makan sekalian?”

“Nanti saja. Ayo!”

Salsa mengangguk. Setelah melayani kedua mertuanya, ia mengekori Ikbal ke kamar. Begitu masuk, Salsa sempat terkejut karena Ikbal membanting pintu kamar lalu bergegas menutup tirai-tirai jendela.

“Kenapa sih?”

Berbalik, Ikbal bicara sembari melepas kancing-kancing kemejanya, “Tadi, di lokasi proyek, aku nggak sengaja lihat kalender.” Pelan, ia lucutkan kemeja hingga jatuh di lantai. Didekatinya Salsa, mencium leher istrinya yang berpeluh.

“Ck. Aku belum mandi, Bal. Jangan cium!”

Ikbal tidak peduli. Ia sibuk grasa-grusu. “Jangan larang-larang! Hari ini tanggal ovulasi kamu. Aku mau kerja keras sampai jadi!"

Salsa mengerjap. Ia memikirkan beberapa perubahan tubuh dua hari belakangan. Wanita itu lantas menepuk jidat. Bisa-bisanya ia lupa. Padahal, tiga bulan belakangan ini mereka sedang gencar-gencarnya berjuang demi kehamilannya.

"Nggak usah ke kantor. Matiin hape kamu. Biar nggak ada yang ganggu. Hari ini kita lembur. Aku mau punya anak sebelum umurku 30!"

Mata Salsa berotasi. Sudah tahu! Kalimat itu sudah diulang Ikbal setiap hari! Ikbal ingin memiliki anak secepatnya dan mati-matian ingin anak pertama mereka berjenis kelamin laki-laki, supaya kelak bisa dibentuk menjadi pelindung adik-adiknya. Karena itu Ikbal sibuk mengajak Salsa berkonsultasi dengan dokter kandungan, membaca tips-tips waktu bercinta dan keadaan yang tepat untuk berhubungan untuk menghasilkan kloningannya.

Segala macam cara Ikbal tempuh. Cara modern sampai tradisional. Berbagai metode ia coba, termasuk yang fakta maupun mitos. Seperti sekarang, Ikbal mendorong Salsa sampai ke kamar mandi.

"Kamu mandi, aku ambilin air garam buat basuh. Ya? Hari ini si Y harus lebih unggul."

Allahu Akbar! Ikbal segitunya! Kenapa nggak sekalian ditambah potongan daging dan taburan merica? Biar jadi kuah soup? Ucet da!

***

Hahahahha udah udah. Scene di atas ada dalam ekstra part yg aku simpan untuk versi buku, ya. Jadi di sana nanti aku tambahkan kisah rumah tangga mereka. Mulai dari proses adaptasi awal. Gimana perasaan Salsa serumah dengan Pak Januar, gimana interaksinya dengan Arkhan, gimana rasa excited Gigi menyambut ipar barunya, alasan kenapa mereka mengubah interaksi 'gue-lo' ke 'aku-kamu'. Dan... yang paling penting, bagaimana perasaan Arkhan waktu lihat Salsa wara-wiri di rumahnya, layani adiknya sbg suami. Omegot. wkwk itu aku simpan utk Epilog.

Ini kan SP, artinya aku bebas tambahkan adegan2 yg kumau sepuasnya. Nggak perlu di-cut. Syalala. Peduli amat sama ukuran proporsional novel. Ya, kan? SP ini... kita puas2in lah, yah... 😁

Jumlah halamannya ada 350-an (blm hitung bersih sih)

Harga, Rp. 80.000 (blm ongkir).

Ekspedisi msh JNE. (Reguler)

Waktu PO mulai hari ini sampai tanggal 5 Februari, ya. Setelah itu nggak ada lagi.

Okay segitu saja. Buat teman-teman yang mau ikut Pre Order Salsa, atau mau sekalian sama SPACE biar hemat ongkir, silakan isi form, ya!

Nama:
Alamat:
No Hp:
Jumlah:

Kirim ke WA: 082246015925
atau LINE: selir_ceo

Slow respons, ya. Aku sendiri yg layani. Jadi sabar. Hhe. Segitu aja....

PS: Nanti malam jam 12 waktu Ternate, kuhapus beberapa part, jadi yg blm baca, monggo secepatnya!

ThankU epribadi.

Muah :*

Dictionary Of Broken HeartWhere stories live. Discover now