[ H ] - Hanya Perlu Coba Bilang 'Ya'

26.1K 3.8K 1.3K
                                    

Buset jam 12 waktu Ternate gue update. Wkwkwk
Selamat membaca. Awas kalo nggak komentar yg etuc yah. Kalo komennyteews aku apdet cepet deh :P

Woiya makasih buat Hana sayang 13summer udah buatin cover-cover yg mutimut. Dan seseorang yg nggak mau disebut namanya. Hehe. Makasih kalian. Nanti, covernya aku ganti2 yah! biar kepake semua. Supaya nggak bosan gitu. kayak do'i... yg selalu gonta-ganti teman tidur. Wkakakak.
Yang lain, kalau mau shadaqahin cover yg pantatstis aku terima dengan hati terbuka kok. :P

Yg lagi pacaran, selamat berasik mahsyur. Yg jomblo, sabar! Jodohmu mugkin lagi dalam masa pertumbuhan; lagi tumbuh gigi dan lagi belajar jalan.
wkkwkwk. Ingat! Orang sabar masok sorga. #StopJulid2017

***

Tidak seperti biasa, Hari ini, Salsa melalui paginya dalam mood yang berantakan. Semalam, gadis itu menghabiskan tiga jam untuk menangis, dua jam untuk menenangkan diri, dan dua jam untuk me-recovery keadaannya seperti semula.

Melewati semua proses panjang tanpa tidur bukannya memperbaiki segalanya menjadi lebih baik. Alih-alih sembuh, mood Salsa makin acak kadut bagaikan perjalanan spiritual seorang riapohan menuju istiqomah. Salsa lemas karena begadang. Menangis panjang membuat kantong matanya menggantung seperti nasib RincelinaTamba yang di-PHP tiga Penerbit Mayor.

Belum lagi badan Salsa tidak enak efek nyeri di dada kanan karena insiden sikut maut itu--nyeri.

Kembali pada Salsa. Semalam, otaknya berisik menyuarakan pertanyaan-pertanyaan: terbuat dari apa pertahanan dirinya? Kenapa dia bersikap lembek terhadap Arkhan? Bagaimana bisa hatinya masih sakit saat menyadari bahwa Arkhan memang punya Bilqis?

Salsa merasa terlalu sentimentil. Gampang dipengaruhi. Padahal, dia sendiri tahu bahwa semesta sedang menggertaknya lewat pertemuan semalam. Sedang mengejek dengan membawa manusia yang paling ingin dia hindari ke depan hidungnya. Tapi memang pada dasarnya Salsa terlalu lembek. Mudah diolok-olok. Termakan pancingan. Diberi sepotong dua potong senyum Arkhan saja kukuhnya langsung berantakan. Sialnya, degup jantungnya pun masih berdendang kurang ajar untuk Arkhan. Sejujurya, Salsa mulai ragu pada konsistensi move on-nya sendiri.

Maka pagi ini, saat menyecap kopi dan kue yang dikirimkan mama dari Banda Neira, kembali Salsa mengulang ritual melankolis: terpekur di sudut kamar, melempar pandangan ke luar jendela lalu mulai bertanya: kenapa bisa perempuan sedewasa dia--dengan tampilan fisik segarang ini--bisa disetir bahkan dipermainkan satu komponen lunak tubuhnya: hati?

Salsa lelah. Berkali-kali coba menghempas perasaannya terhadap Arkhan tapi berkali-kali juga dia gagal. Dia mulai bosan pada siklus berulang ini. Tetapi, Arkhan itu seperti jejak iler di sudut bibir pada pagi hari: melekat, berbau menyengat dan mengganggu! Ditambah lagi kejadian semalam yang membuat Salsa merasa ditelanjangi sampai ke dalam-dalamnya.

Arkhan tahu dia masih menyimpan foto itu. Arkhan pasti senang karena bisa mengolok-oloknya lagi setelah ini. Dan lebih biadabnya, lelaki itu malah berterima kasih karena Salsa belum sepenuhnya melupakan dia. Arkhan bilang dia senang! Njriiit! Itu benar-benar sikap paling brengsek menurut Salsa. Seolah-olah Arkhan menikmati masa terombang-ambingnya hati Salsa pada fase ini.

Padahal, menurut Salsa, Akhanino sudah cukup lah yah. Salsa sudah pernah menggigil untuk dia. Menggelinjang memikirkan dia. Dan sakit mengejar dia. Tidak mungkin lagi mengulang. Sebab lebih baik mengejar paket C daripada mengejar hati yang tak mau menyambutmu. #Quote Salsa.

Dictionary Of Broken HeartWhere stories live. Discover now