[ T ] - The Real Broken Heart

27.4K 4.2K 1K
                                    


***


“Sampai setua Bangka ini, berapa kali kalian jatuh cinta?”

Deri baru kembali dari kamar. Dia membawa boneka domba besar, melempari pada Salsa, gadis itu tengah berbaring di atas tikar yang digelar di halaman belakang rumah Deri tempat mereka bersantai malam itu.

“Gue lumayan sering,” jawab Fauzi.  “Entah berapa kali. Mantan gue aja nggak kehitung.”

Salsa memindahkan kepala dari perut Fauzi ke boneka itu. Dia menimpali, “Jumlah mantan nggak nunjukin berapa kali lo jatuh cinta keles, Zi.”

“Iya ya?” tanya Fauzi dan Derian, kompak. Kini, ketiganya tidur terlentang berbantalkan boneka domba. Menikmati langit malam.

“Hm… contohnya gue, sampai segede ini, cuma punya dua mantan. Itu pun pacaran cuma dua bulan.” Salsa menjelaskan bahwa mantannya itu adalah kakak kelas sewaktu SMA, mereka putus karena si mantan kuliah di luar daerah. “Tapi, sebenarnya orang yang gue cinta justru temannya itu, anak Mapala yang bilang rambut gue nggak ramah lingkungan.”

Fauzi dan Derian ngakak seperti orang gila. Salsa memaklumi. Sudah biasa ditertawai. “Intinya, gue baru pacaran sekali. Tapi sampai umur segini, baru jatuh cinta dua kali. Dan gue nggak pernah pacaran dengan orang yang gue cinta, btw,” curhatnya.

“Wah, kalo gue ya, cinta dulu baru ajak pacaran. Tapi…” Fauzi membuang napas, terlihat lelah. “Kadang memang yang kita cinta,  nggak bisa kasih kita apa-apa selain sakit hati. Kalau sudah begitu, HTS aja udah wasyukurilah.”

Salsa nyaris tertawa, Tapi tersadar kalau nasibnya bahkan jauh lebih buruk Fauzi. Dua tahun belakangan, Salsa juga ikut-ikutan jadi penonton kisah Fauzi. Temannya itu getol mendekati Rayana. Salsa tahu mereka juga pernah bobo-bobo enak berdua. Tapi, Rayana tidak mau menerima Fauzi untuk berhubungan serius.

Rayana mau dekat, diajak jalan layaknya orang pacaran, tapi masih tetap mencari yang menurutnya lebih baik dari Fauzi. Padahal Fauzi sudah menyuruhnya berhenti mencari. Rayana bilang, Kalau Fauzi lelah dan mau pergi, ya… silakan. Toh, dia tidak pernah menahan Fauzi. Sayangnya si tolol Fauzi tidak pernah bisa menjauh dari Yana.

“Gue ngerti perasaan lo.” Karena gue juga sama kayak lo, menunggu orang yang sama bertahun-tahun.

“Dan gue lebih kampret,” Deri menimpali. “Sudah dekat bertahun-tahun dengan Gigi, tapi dia pilih Varco yang baru dia kenal beberapa bulan. Nggak sampai setahun, mereka nikah.” Dia menertawai diri sendiri. “Padahal biasanya orang tuh lebih mempertimbangkan yang sudah dia kenal lama untuk dijadikan pendamping. Si Gigi malah sebaliknya. Hah, gue jadi ga percaya sama teori cinta tumbuh karena terbiasa.”

“Eh tapi Mas Tito sama Vita sukses terrapin teori itu loh hahaha.”

“Iya juga, Zi. Lo ama Deri malah enggak.”      

Kali ini Deri, Salsa dan Fauzi saling melirik lalu … terbahak-bahak bersama. Entahlah, menertewakan teori cinta yang terlalu beragam tapi tidak semua cocok untuk diterapkan pada hubungan-hubungan tertentu. Intinya, setiap hubungan mungkin punya teori sendiri.

“Tapi yah,” Fauzi kembali bersuara. “Kalaupun gue masih bertahan sama Rayana sampai detik ini, itu karena ada sesuatu yang bisa gue dapat dari dia. Urusan pusat sampai lutut gue terpenuhi. Jadi, gue nggak rugi-rugi amat nunggu hati dia. Beda lagi sama orang yang menunggu tapi nggak dapat apa-apa. Geblek itu namanya!”

“Betul. Atau kayak gue, saat gue sadar diri kalau nggak ada celah untuk masuk ke hati Gigi, gue langsung mundur teratur. Soalnya kasihan waktu gue, kalau gue pakai untuk menunggu nggak jelas. Lebih baik gue pakai untuk bangun hubungan dengan orang lain.”

Dictionary Of Broken HeartWhere stories live. Discover now