Chapter 2 : Found

655 315 132
                                    

Foto Lily lihat diatas 👆🏻

----

Gelap, hitam dan biru. Perasaan itulah yang dirasakan orangtua Lily saat mengetahui anaknya telah hilang. Ibunya bahkan tidak berhenti menangisi putri satu-satunya tersebut. Sudah tiga hari Lily menghilang dan sejak saat itu nafsu makan ibunya pun juga menghilang.

Begitu juga yang dirasakan Emma begitu menyadari bahwa teman baiknya ada di luar sana seorang diri. Dalam hatinya, dia selalu menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang dialami oleh Lily. Jika dia tidak membantu Lily untuk kabur dari rumah saat itu, pasti Lily tidak akan hilang.

-----

Matahari sudah tinggi menandakan hari sudah siang tetapi Emma masih berbaring di tempat tidurnya, padahal hari itu adalah hari pertama masuk sekolah. Ibunya memaklumi jika Emma masih belum mau masuk sekolah karena masih trauma dengan peristiwa yang telah menimpa anaknya tersebut. Tidak lama kemudian handphone milik Emma bergetar dan di layarnya terdapat nama Asher yang menelponnya. Handphone nya bergetar sangat lama tetapi Emma tidak ingin mengangkatnya. Dia sedang tidak mood untuk berbicara dengan siapapun sekarang.

Tiba-tiba ibunya datang membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. "Emma, ada polisi yang ingin menjemputmu untuk pergi ke sekolah. Mereka ingin menanyakan seputar kejadian waktu itu." Kata ibunya yang telah duduk di tempat tidur dan mengelus kepala Emma dengan lembut.

Lalu Emma langsung bangkit dari tidurnya dan mengganti pakaiannya, setelah itu dia turun kebawah dan melihat ada polisi muda yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Lalu polisi muda itu menghampiri Emma yang turun bersama ibunya. "Kau yang bernama Emma itu ya? Teman-temanmu sangat merindukanmu, itu sebabnya aku datang kesini untuk menjemputmu." Kata polisi itu dengan senyuman yang sangat lebar di wajahnya. Emma hanya merespon polisi yang menjemputnya itu dengan menganggukan kepalanya. Dia sama sekali tidak mempunyai mood untuk berbicara sekarang.

Emma langsung mengikuti polisi tersebut keluar rumahnya dan masuk kedalam mobil patroli yang selalu dipakai oleh kalangan polisi. "Namaku Carter." Kata polisi muda itu saat dia mulai mengemudikan mobilnya, tetapi Emma hanya diam. Lalu polisi yang sekarang sudah diketahui bernama Carter itu memulai pembicaraan lagi, "umurmu berapa? Aku berumur 22 dan sudah bisa bekerja di lapangan. Hebat kan." Tetapi Emma sama sekali tidak merespon dan hanya diam seribu bahasa.

"Seharusnya aku masih belajar di sekolah kepolisian saat ini, tetapi karena nilai ku bagus jadinya aku bisa lulus secara singkat." Kata Carter sekali lagi. Lalu Emma langsung menatap mata hijau milik Carter yang sedang sibuk melihat lalu lintas dan berkata, "Maaf tapi aku sedang tidak dalam mood untuk berbicara sekarang." Lalu Carter hanya tertawa dan menjawab Emma dengan santai, "okay, kita sudah sampai di sekolahmu nyonya muda."

Emma langsung melepaskan seat belt yang dia pakai lalu keluar dari mobil tersebut. Lantas Carter langsung keluar juga dan berteriak kepada Emma yang sudah menyebrang dari parkiran sekolahnya, "Hey! Ga bilang terima kasih?" Emma langsung berbalik dan menjawab Carter dengan teriakan juga, "Yeah! Thank you..... untuk basa basinya!"

Polisi muda bermata hijau tersebut hanya tersenyum melihat Emma yang dengan cuek meninggalkannya dan masuk ke dalam sekolah.

-----

Saat sampai di hall utama yang terdapat banyak loker. Tanpa disadari Emma sudah sampai ke depan loker milik Lily. Di bawah loker tersebut terdapat banyak lilin dan bunga serta surat-surat harapan agar Lily bisa cepat ditemukan. Emma juga melihat foto temannya tersebut yang sengaja diletakkan ditengah – tengah lilin yang menyala. Hal itu membuat hati Emma menjadi lebih sedih.

THE KLEIGHTON NINE CASEWhere stories live. Discover now