Chapter 6 : Shooting Star.

345 139 50
                                    

Foto Emily lihat di atas 👆🏻👆🏻

-----

Emma tidak sadarkan diri semenjak dia dikeluarkan dari rumahnya yang sudah terbakar. Di dalam ambulans ibunya terus-terusan memanggilnya untuk bangun, tetapi Emma tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Ambulans tersebut melaju sekencang mungkin menuju rumah sakit sebelum keadaan Emma tambah kritis.

Sementara itu, Emily sedang duduk di bar menunggu teman kencannya yang seharusnya sudah datang 30 menit yang lalu. Sebenarnya, Emily sangat beruntung karena sudah menolak ajakan kedua temannya itu untuk mengadakan Girl's time di rumah Emma. Jika pada saat itu dia ikut pergi ke rumah Emma, pasti dia sudah menjadi salah satu korban dalam peristiwa kebakaran tersebut.

Namun, sekarang Emily merasa dirinya adalah yang paling sial karena sudah termakan tipuan teman kencannya. Dia  sadar bahwa teman kencan yang dia temui dari aplikasi dating tersebut tidak akan datang. Emily akhirnya mengirim pesan kepadanya dengan tulisan 'Kau akan rasakan akibatnya nanti. Dasar pembohong!'

Setelah pesan itu terkirim, Emily langsung meletakkan uang di meja untuk membayar champagne yang sudah dia minum selama menunggu teman kencannya itu, kemudian dia langsung bangkit dari tempat yang ia duduki dan menghentakkan kakinya keluar dari bar.

Saat di luar, dia melihat banyak sekali mobil pemadam kebakaran yang lewat. Dalam benaknya timbul rasa penasaran kemana semua mobil pemadam kebakaran itu akan pergi tetapi dia memilih untuk menghiraukannya.

Kemudian, ponsel Emily bergetar. Ternyata ada pesan baru yang dia terima berasal dari teman kencan misteriusnya tersebut dan isinya, 'Kau sudah pergi dari bar? Padahal aku sudah dekat.'

Setelah melihat pesan tersebut, Emosi Emily langsung meledak-ledak. Dia menjawab pesan itu dengan capslock, 'AKU TIDAK PERCAYA. DASAR PEMBOHONG.'

Kemudian sang teman kencan misteriusnya itu membalasnya lagi, 'Jika kamu tidak percaya. Aku sekarang bisa melihat kau sekarang memakai dress berwarna hitam sepaha.'

Emily melihat pakaian yang dia pakai dan ternyata teman kencannya tersebut benar. Hati Emily langsung luluh dan sekarang dia hanya berpikir bahwa teman kencannya itu hanya telat. Dia langsung memutar arahnya dan kembali ke bar tersebut. Dengan tersenyum dia mengirim pesan kepada teman kencan misteriusnya itu lagi, 'Okay tuan misterius, kau ada dimana?'

Hanya dalam hitungan detik, tiba-tiba handphone Emily berdering lagi. Dia membaca pesan baru dari teman kencannya tersebut yang isinya, 'aku ada di belakang.'

Emily tersenyum lebar ketika melihat pesan tersebut tetapi saat dia menoleh ke belakang ternyata tidak ada siapa-siapa. Yang dia lihat di belakangnya hanya para pelayan yang lewat membawa minuman untuk para tamu yang datang. Lantas Emily sangat bingung, lalu mengirim pesan lagi kepada teman kencan misteriusnya itu, 'Kau tidak ada di belakangku. Dasar tukang bohong."

Kemudian pesan baru diterima lagi oleh Emily dan isinya kali ini membuat mata Emily melebar. Orang misterius yang ingin ditemui oleh Emily saat itu membalasnya dengan tulisan, 'Siapa bilang aku ada di belakangmu? Aku sedang berada di belakang senapan.'

Tidak lama setelah Emily mendapatkan pesan tersebut, kaca-kaca bar tersebut langsung pecah karena tembakan senapan yang bertubi-tubi. Langsung terdengar teriakan dan Emily langsung membalikkan meja yang ada di sampingnya untuk melindungi diri.

Tembakan itu terjadi sekitar 10 detik dan sudah menghancurkan seisi bar tersebut. Setelah dirasa aman, Emily langsung berdiri dan melihat banyak orang yang sudah berdarah-darah di sekelilingnya. Bahkan pelayan yang tadi ada di depannya sudah meninggal karena ada peluru yang menyasar di kepalanya.

Emily langsung shock saat itu, dia bahkan tidak dapat menangis untuk meluapkan emosinya. Tidak terasa juga ternyata lengan Emily sudah berdarah karena hempasan beling. Dia langsung berlindung ke balik-balik meja bar yang tebal untuk berlindung, menunggu hingga polisi dan ambulans datang. Dia juga langsung mematikan handphone nya seketika itu juga.

Malam ini seharusnya menjadi malam yang romantis bagi Emily. Namun, yang dia dapat justru mimpi buruk.

-----

Esther menggedor-gedor pintu rumah Zach, lalu tidak berselang lama pintu rumahnya terbuka dan muncul Zach yang sudah memakai pakaian tidurnya. Zach langsung mempersilahkan Esther yang pikirannya tengah kacau itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Kebetulan orangtua Zach sedang makan malam di luar dan belum pulang hingga sekarang.

Setelah Zach menutup pintunya, dia melihat Esther yang mondar mandir tidak bisa diam. Lantas Zach langsung bertanya kepada temannya itu, "Apa yang terjadi padamu? Kau terlihat seperti telah membunuh seseorang."

Mata Esther yang sudah bengkak itu memusatkan pandangannya pada wajah Zach. "Rumah Emma terbakar dan dia ada di dalam. Aku sangat khawatir." Kata Esther kepada Zach yang akhirnya sama-sama kaget seperti Esther. "Kau bercanda?! Terus bagaimana keadaannya?" Tanya Zach setelah mengetahui kejadian tersebut.

Esther kemudian duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah Zach. Dia meremas-remas jarinya lalu berkata, "Sebenarnya, aku ada bersama Emma saat peristiwa kebakaran itu terjadi. Di dalam rumahnya aku melihat ada orang asing yang keluar dari pintu belakang saat kami masuk. Lalu aku hendak mengejar orang tersebut dan tiba-tiba rumahnya terbakar begitu saja saat aku berada di luar. Sekarang aku panik dan menyesal karena tidak menolong Emma yang saat itu masih ada di dalam."

Zach yang mendengar penjelasan Esther barusan langsung mengambil jaketnya dan menarik tangan Esther, "Ayo kita ke kantor polisi, kau harus memberitahu polisi mengenai itu semua. Kita tidak bisa membiarkan pelakunya bebas di luar sana." Kata Zach setelah itu.

Lalu mereka berdua langsung pergi keluar rumah. Zach mengambil motornya dan membonceng Esther menuju kantor polisi.

-----

Setelah mendengar bahwa Emma sedang sekarat di rumah sakit akibat peristiwa yang menimpanya beberapa jam lalu, Carter merasa sangat bersalah. Dia sangat menyesal karena membiarkan Emma pulang sendirian. Di mejanya dia hanya berdoa seorang diri meminta keselamatan untuk Emma.

Kantor polisi saat itu sedang sepi karena banyaknya  kejadian yang terjadi pada malam itu, hampir semua polisi ditugaskan keluar. Tiba-tiba pintu kantor tersebut terbuka dan terlihat wajah Esther dan Zach. Carter langsung menghampiri mereka berdua dan berkata, "Seharusnya kalian tidak berada di luar rumah sekarang. Malam ini sedang terjadi banyak terror."

"Aku berada bersama Emma ketika peristiwa kebakaran itu terjadi. Aku melihat semuanya." Kata Esther kepada Carter yang baru menyadari bahwa sepulang dari kantor polisi tadi, Emma terlihat bersama dengan Esther.

THE KLEIGHTON NINE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang