Bab 14
Keindahan Tak Sekedar
"Itu"
Dr. Achmad Tafsir pernah bercerita bahwa orang sering meremehkan
masalah seksual dalam keluarga, padahal banyak krisis keluarga yang
sebetulnya terjadi dikarenakan adanya masalah-masalah seksual yang
tidak diselesaikan. Kedua belah pihak tidak terbuka. Dalam perkembangan waktu
masalah-masalah itu kemudian terakumulasi, dan akhirnya meledak menjadi krisis
keluarga. Ada sikap-sikap ekstrem terhadap seks itu, yang tidak seluruhnya benar.
Begitu Jalaluddin Rakhmat menulis di dalam makalahnya yang kemudian diterbitkan
bersama makalah dari beberapa penulis lain dalam buku Keluarga Muslim dalam
Masyarakat Modern (Remadja Rosdakarya, Bandung, 1993).
Seks dalam keluarga merupakan masalah suci. Islam memberi tempat bagi
manusia untuk menghidupkan aktivitas seks bagi suami-istri. Allah menyediakan
kemuliaan akhirat ketika suami-istri memenuhi kebutuhan seksnya, sekalipun itu
sekedar untuk memperoleh kesenangan dari kekasihnya yang sah. Ketika seorang
suami memandang istrinya, atau istri memandang suami, dengan penuh syahwat
untuk bercumbu atau berjima', Allah memandang mereka dengan pandangan rahmat.
Alhasil, seorang muslim yang baik juga perlu memahami tuntunan Islam mengenai
seks agar perilaku dan kebutuhan seksnya mempunyai nilai di hadapan Allah.
Sikap ekstrem dalam masalah seks, sebaiknya dihindari. Menyibukkan dalam
zikir sehingga melalaikan kebutuhan seks istrinya, tidak dipandang sebagai kemuliaan
oleh agama. Begitu juga, tidak benar seorang istri menenggelamkan diri dengan
kesibukan ibadah sehingga mengakibatkan kebutuhan seks suami terlantar.
Kado Pernikahan 236
Abu Sa'd menuturkan, Rasulullah Saw. pernah menegur istri Shafwan ibn
Mu'attal karena terlalu banyak beribadah sehingga mengganggu kehidupan
perkawinannya. Wanita itu biasa membaca dua surah yang panjang-panjang dalam
shalat Isya'nya, sehingga membuat suaminya menunggu. Ia juga kerap melakukan
puasa tanpa seizin suaminya, yang membuatnya kelelahan dan menghindari setiap
kesempatan untuk melakukan hubungan intim dengan suaminya di siang hari (karena
hubungan seksual dilarang ketika melakukan ibadah puasa). Rasulullah memberikan
peraturan demi suaminya, kata Ruqayyah Waris Maqsood. Beliau menganjurkan
untuk membatasi bacaannya pada satu surah saja, dan puasa bila diizinkan suaminya.
Hal yang sama juga terjadi ketika Rasulullah Saw. mendengar tentang seseorang
yang suka berkhalwat, yaitu 'Abdullah ibn 'Amr. Ia biasa melakukan shalat di
sepanjang malam dan puasa di sepanjang siang. Rasulullah menasehatinya untuk
YOU ARE READING
Kado Pernikahan
RandomYang Mau Cerita menarik dan bermanfaat dan Kunjungi blog saya juga di http://indosandster.blogspot.com/