Bab 17
Komunikasi Kita
dan Pendidikan Anak
S
ekitar dua puluh menit pertama kuliah psikiatri, biasanya dosen memberi
kesempatan pada kami untuk mewawancarai pasien gangguan jiwa yang
dihadirkan di depan kelas. Ini sangat penting bagi mahasiswa agar bisa
memahami isi perkuliahan dengan lebih baik, sehingga nantinya ia bisa lebih mudah
mengenali simptom-simptom1 gangguan jiwa sebagai bekal untuk menentukan jenis
gangguan jiwa yang dialami dan bentuk terapi yang harus diberikan.
Peserta kuliah umumnya tertarik dengan sesi ini. Mereka bertanya kepada pasien
dengan penuh rasa ingin tahu. Banyak yang mereka tanyakan. Satu selesai memberi
perta-nyaan, peserta lain segera menyampaikan pertanyaan. Jika peserta kuliah
kebingungan mau bertanya apa, Pak Soewadi yang mengajar psikiatri memancing
pertanyaan-pertanyaan dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa
ditanyakan.
Jika rekan-rekan peserta kuliah lainnya antusias bertanya, saya sebaliknya. Saya
sering merasa tidak tega melihat pasien yang duduk di hadapan kami semua.
Barangkali saya memang tidak berbakat menjadi terapis, tetapi pikiran saya biasanya
berkecamuk oleh pertanyaan-pertanyaan, misalnya mengapa anak gadis yang cantik
dan cerdas itu sampai perlu mendapatkan perawatan jiwa? Mengapa peristiwa tidak
naik kelas dapat menjadi pemicu munculnya gangguan jiwa yang secara umum orang
menyebutnya gila --istilah sederhana untuk menyebut berbagai macam gangguan
jiwa.
Menurut pandangan psikologi, gangguan jiwa tidak datang tiba-tiba. Ia
merupakan hasil dari proses hidup yang panjang. Apa yang sering kita sebut sebagai
penyebab terjadinya gangguan jiwa sebenarnya hanya merupakan peristiwa pemicu.
Kado Pernikahan 273
Ibarat kita meniup balon anak-anak sampai menggelembung keras sekali, begitu
berbenturan dengan ranting pohon sedikit saja sudah menyebabkan balon meletus.
Apa yang menyebabkan balon itu meletus? Bukan terbenturnya ia dengan ranting
pohon, tetapi tiupan kita yang menjadikan balon menggelembung sedemikian besar
dan keras. Benturan dengan ranting hanya peristiwa pemicu.
Jadi, tidak ada orang gila karena putus cinta. Juga tidak ada orang yang harus
menjadi gila karena kehilangan jabatan. Yang ada adalah orang dengan keadaan jiwa
yang sudah rapuh, sudah rawan, struktur mentalnya sudah kurang bagus dan
kemudian mengalami peristiwa yang mengguncangkan sebagai pemicu munculnya
YOU ARE READING
Kado Pernikahan
RandomYang Mau Cerita menarik dan bermanfaat dan Kunjungi blog saya juga di http://indosandster.blogspot.com/