Bab 18
Keasyikan yang
Menghancurkan Keluarga
"Wahai orang yang telah menghancurkan
kehormatan orang lain, dan yang memutuskan tali kasih,
kau akan hidup penuh kehinaan.
Jika engkau orang merdeka dan
dari keturunan orang yang baik-baik,
pastilah kau tidak akan menodai kehormatan orang lain."
(Imam Syafi'i)
Betapa seringnya kita menghancurkan keluarga kita sendiri demi
memperoleh keasyikan-keasyikan kecil. Saat-saat berkumpul yang
mestinya bisa digunakan untuk berbicara dari hati ke hati, berubah
menjadi pembicaraan yang menggelapkan hati lantaran kita tidak berhati-hati.
Pembicaraan yang mestinya bisa saling mengakrabkan antar anggota keluarga dan
menguatkan perasaan kasih-sayang, berubah menjadi ajang untuk membuka aib orang
lain.
Betapa mengasyikkannya ghibah (menggunjing) dan betapa buasnya ia
menerkam kita. Betapa besarnya bahaya ghibah dan betapa sulitnya kita menghindari.
Ia datang mengajak setiap orang, sehingga kita bisa mendengar orang melakukan
ghibah saat pengajian, saat ngobrol santai, saat..., bahkan saat memberikan khotbah
nikah.
Kado Pernikahan 284
Di keluarga, menggunjing sering terjadi saat acara-acara santai; saat melepas
lelah di siang hari; saat minum kopi atau teh panas di malam hari; saat kawan lama
datang bertamu; atau saat suami pulang dengan membawa sedikit "kekecewaan"
karena terbentur dengan teman. Kadang acara santai tidak dihabiskan dengan
menggunjing, tetapi digunakan untuk melotot di depan TV yang sebagian beritanya
juga berisi gunjingan terhadap orang lain.
Hampir setiap kita tidak bisa melepaskan dari perbuatan ghibah (menggunjing),
kecuali orang-orang yang betul-betul wara' (sangat menjaga diri) saja. Ia menyerang
semua lapisan, semua kelas sosial ekonomi, serta segala latar belakang. Kita sering
mendapat kesempatan untuk ghibah di saat sedang "berdakwah". Kita kadang
melakukan ghibah dengan alasan amar makruf nahi munkar meskipun kita tidak
pernah mengingatkan orang yang kita gunjing.
Saya teringat dengan ceramah Ustadz Dzikrullahu Akbar (semoga Allah
memuliakan hidup dan matinya). Beliau pernah bercerita tentang masa'il qalbiyyah
(masalah-masalah hati) sampai akhirnya sampai kepada pembahasan tentang menjaga
komentar. Ustadz Dzikrullahu Akbar menceritakan seorang ulama yang sangat
menjaga komentarnya sehingga tidak bisa dipancing-pancing, sampai-sampai seakan
lebih baik disembelih daripada membicarakan keburukan orang lain.
Ustadz Dzikrullahu Akbar sendiri konon adalah orang yang berhati-hati dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Kado Pernikahan
RandomYang Mau Cerita menarik dan bermanfaat dan Kunjungi blog saya juga di http://indosandster.blogspot.com/