Bab 21
Tuhan, di Mana Fatimatuz Zahra
Sekarang?
Dunia masih mengenangnya. Airmata masih ada yang mengalir
ketika mengingat kebesarannya. Ada rasa malu kalau
membandingkan dengan keadaan kita sekarang. Ada rasa haru
kalau melihat kembali perjuangan-perjuangannya; bagaimana ia dengan penuh
kasih-sayang mengusap darah suaminya seusai perang dan merawatnya penuh
perhatian; bagaimana ia mengambil air sendiri dengan berjalan jauh sampai
membekas di dadanya; dan bagaimana ia menginap di rumah Rasulullah
sementara 'Ali menggantikan tempat tidur Nabi saat orang kafir Quraisy
mengepung. Malam itu, Rasulullah meninggalkan Makkah dan bersembunyi di
gua Tsaur. Sementara orang kafir mengancam nyawanya.
Fathimah sangat besar perjuangannya. Dia adalah putri dari seorang yang
suci. Dia sendiri suci. Dari rahimnya yang suci, kita pernah mendengar nama
Al-Hasan dan Al-Husain yang ikut bersama kakeknya ketika akan melakukan
mubahalah (perang doa) dengan pendeta Bani Najran. Ia juga melahirkan
Zainab yang kelak harus meninggalkan Mesir. Dari keturunan Zainab inilah
kelak Imam Syafi'I mendapat tempat dan perlindungan. Juga membuka
pesantrennya.
Hari ini adalah hari Jum'at. Bulannya Dzulhijjah. Tahun 1417 hijriyah.
Bulan haji. Bulan ketika orang memotong leher kambing dan sapi, tepat pada
Kado Pernikahan 341
tanggal 10. Sama seperti tahun itu, ketika orang-orang Kufah memintanya
menjadi khalifah dan mereka siap berbai'at kepadanya. Tanggal 10 Dzulhijjah
tahun itu, kaum muslimin juga menyembelih leher kambing kibasy.
Tetapi sebulan berikutnya, dunia tidak akan pernah melupakan. Jika pada
tanggal 10 Dzulhijjah orang-orang Islam bergembira ketika memotong leher
kambing dan onta, hari itu hati yang bersih menjerit menangis ketika penguasa
yang zalim memotong leher orang yang paling dicintai Rasulullah Saw.. Jika
dulu Fathimah Az-Zahra membukakan pintu kepada Rasulullah ketika akan
menemui Al-Husain, hari itu para wanita segera menutup wajahnya dengan
niqab untuk menyembunyikan keperihan hatinya ketika melihat kepala Al-
Husain diarak. Jika dulu Rasulullah sering mendekap dan menciumnya, hari
itu wajah yang sering didoakan Rasulullah itu dihinakan. Bahkan ketika sudah
menjadi mayat, giginya masih diantuk-antuk dengan ujung pedang. Padahal,
jenazah orang kafir saja kita disuruh menghormati.
Akan tetapi Al-Husain justru harum dengan darahnya. Sama seperti
airmata Zainab yang menyelamatkan 'Ali Ausath, satu-satunya putra Al-
Husain yang masih tersisa dari pembantian. Airmata itu sampai sekarang tetap
mengalir di dada kaum muslimin yang tahu hak mereka, bercampur dengan
YOU ARE READING
Kado Pernikahan
RandomYang Mau Cerita menarik dan bermanfaat dan Kunjungi blog saya juga di http://indosandster.blogspot.com/