Hari Kamis, pukul 08.57

5.5K 547 1
                                    

"Makanya, mendingan kita di apartemen aja. Enak, gak perlu macet-macetan begini." Allena mengeluh banyak hal karena kantuknya masih saja menempel pada dirinya.

"Di sana gak ada hal yang menarik. Nanti bosen." Bhanu menyangkal ucapan Allena.

"Kalo gue, menarik gak?" tanya Allena sambil tertawa.

"Yah," mata Bhanu menatap Allena dengan pandangan menilai saat mobil masih diam di tempat. "Bolehlah. Sedikit."

"Pantesan ya, kita putus. Gue bikin bosen sih." Allena berujar sarkastik lalu menolehkan kepalanya ke arah lain. Melihat tingkah Allena membuat Bhanu tertawa. "Udah deh, berisik. Doyan banget ketawa!" omel Allena.

"Seenggaknya kalo lo gak menarik, tapi lo bisa bikin gue bahagia, kok, Na."

Allena mendengus kasar setelah mendengar ucapan yang terlontar dari mulu Bhanu. "Gak usah banyak gombal. Gak mempan. Gue masih marah."

Tawa Bhanu malah makin menjadi. "Terlalu banyak alasan kenapa gue bisa sayang sama lo, Na."

Dengan cepat Allena menyahut. "Tapi hanya satu alasan yang bikin kita pisah."

"Ah, come on, Lena. Anggap aja, we are still loving each other. Namanya juga lagi mengulang saat masa itu."

"Udah ah! Kalo gue jatuh hati lagi gimana?" protes Allena berusaha untuk menyudahi percakapan yang aneh-tapi-dia-juga-menikmatinya itu.

"Why not? Gak ada yang salah dengan itu, kan? Lo tau juga, perasaan gak ada yang bisa mengontrolnya."

Alllena memutar kedua bola matanya. Tentu saja ada yang salah dengan itu.

One Fine DayWhere stories live. Discover now