Hari Kamis, pukul 16.45

4.8K 501 5
                                    

"Jadi, satu cokelat hangatnya satu, atas nama Mbak Lena, ya?"

Allena hanya mengangguk setelah lawan bicaranya memastikan pesanan dan juga namanya. Kali ini, Allena sedang tidak bersama Bhanu. Bukannya laki-laki itu meninggalkan Allena, mungkin benar begitu, tapi gadis itu sendiri yang mengusir Bhanu. Menyuruhnya untuk menemui pacarnya.

Awalnya mereka masih memperdebatkan hal tentang Allena yang ditinggal begitu saja, namun dengan cepat gadis itu mengucapkan satu kalimat yang menohok palung hati Bhanu, "Tinggal aja, udah pernah ngerasain kok."

Akhirnya, dengan usulan Bhanu, Allena disuruh menunggu di kedai kopi terdekat dari rumah sakit yang akan memeriksa pacarnya Bhanu itu. Oh, mereka tidak satu mobil bersama, Bhanu lebih dulu mengantar Allena lalu melesat pergi menjemput Tyas.

Ponsel milik Allena berdering, membuatnya sadar yang sedari tadi melamun, tangannya merogoh tasnya. Dilihatnya nama yang familiar pada layar ponselnya lalu mengangkat. "Hm, halo? ... Belom ... Jemput jam 7 ... Oke." Allena memutuskan sambungan teleponnya, ia sedang tidak ingin berbicara terlalu panjang.

Namanya kembali dipanggil karena pesanaannya sudah bisa diminum. Ia pun berjalan dengan lunglai untuk mengambil segelas susu cokelat hangat lalu duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

Setelah duduk, ia pun menyeruput susu cokelatnya. Matanya menatap kosong ke arah jendela. Ia membenci perasaan ini dan kini ia tengah merasakannya.

Menunggu tanpa ada kepastian. Terlebih, menunggu lelaki yang sama. Ia yakin sekali, telinganya masih dapat berfungsi dengan baik. Lelaki itu hanya menyuruhnya untuk menunggu. Lelaki itu tidak mengatakan pada waktu berapa pastinya akan kembali menemui dirinya.

One Fine DayWhere stories live. Discover now