Hari Kamis, pukul 14.35

4.9K 498 22
                                    

Bhanu banyak diam. Seperti mobil yang sedang berada di jalan yang macet. Bernapas namun diam tak berekspresi. Sesekali Allena melirik laki-laki yang sedang duduk di kemudi.

"Everything's okay?" pertanyaan yang terlontar dari mulu Allena membuat ekspresi laki-laki itu rileks. Bhanu memberikan senyuman lembut yang ia punya pada Allena, seolah mengatakan semuanya akan baik-baik saja. "You can tell me," lanjut Allena. "If you want to."

"Lo mau piknik?"

Kedua alis Allena terangkat, bingung, lalu mengerjapkan matanya. "Hah?"

"Iya, piknik." Jelas Bhanu meyakinkan ucapannya. "Di BKT, hehe."

Tawa Allena berderai. "Yuk, banyak jajanan di sana. Kenapa lo doyan banget makan, sih?" selagi masih tertawa, raut wajahnya sedikit terlihat heran.

"Sehat, Na. Asupan gizi. Lo juga banyak makannya." Bhanu membela dirinya.

"Iya, Rakus." Allena membalas diiringi dengan tawa yang masih tersisa.

Ponsel Bhanu bergetar. Mata Allena melirik layar ponsel Bhanu yang terletak di samping perseneling mobil dan menunjukkan ada notifikasi baru. Pesan dari kontak yang bernama Tyas rupanya.

Isinya yang terlihat seperti sangat penting membuat hati Allena mencelos. "Bhanu, lo beneran nggak apa-apa? Itu, Tyas kenapa?" tanya Allena hati-hati.

"Itu bisa nanti, Na." Bhanu menjawab seadanya.

Allena memejamkan matanya lalu mengembuskan napas panjang. Lalu ia kembali untuk membuka suara.

"Tapi, dia pacar lo."

One Fine DayWhere stories live. Discover now