Untitled part

20.7K 340 12
                                    

Pagi ini seperti biasa kirana menyiapkan makanan dan memakaikan Adam dasi dalam diam, seperti apa yang terjadi semalam tak pernah terjadi antara mereka. Adam pun masih seperti biasa makan dalam diam, yang berbeda adalah detak jatung kirana yang sedari malam berdegup tak normal seperti orang yang telah berlari jauh

" Adam.."ucap kirana pelan ketika Adam bangkit dari tempat duduk memakai jas kerjanya, adam menatap kirana seperti bertanya ' ada apa'

"hari ini apa aku boleh keluar rumah?" tanya Kirana hati- hati sambil memperhatikan raut wajah Adam. Adam terlihat berpikir lalu kembali duduk.

"untuk apa? Jika kau perlu bahan makanan atau apapun yang harus kau beli mintalah pada Arnold"ucap Adam seperti menolak dengan halus keinginan Kirana

"em.. tidak perlu, lagi pula Pa Arnold jarang ada dirumah itu akan merepotkannya" ucap kirana kembali menunduk ketika adam menatap Kirana.

"kupikir kau akan tidak nyaman jika Arnold terus berada disini, kau ingin Arnold disini?"tanya Adam masih menatap Kirana yang terlihat semakin menunduk

"tidak, bukan itu maksudku .. aku hanya ingin berjalan keluar sebentar sambil belanja setelah itu aku akan kembali lagi kerumah"ucap Kirana pelan

"kau punya penyakit sosial?"tanya Adam, Kirana mendongak menatap Adam

"Kenapa tiba-tiba membahas penyakit sosial?"tanya Kirana lagi dengan wajah bingung

"lalu kenapa kau selalu menunduk ketika berbicara denganku? Berapa kali harus kubilang aku tidak suka kau menunduk ketika sedang berbicara"ucap Adam datar

"maaf.."ucap Kirana kembali menunduk lalu mendongak ketika menyadari bahwa dia kembali menunduk

"Bagaimana aku bisa percaya kau tidak akan kabur?"tanya Adam kemudian.

"aku janji sungguh.. aku tidak akan kabur, kau bisa menyuruh Pa Arnold mengikutiku jika kau tak percaya"ucap Kirana cepat .

"kau bilang tidak ingin merepotkannya tapi mengikutimu itu lebih merepotkan untuknya"sindir Adam. Kirana terdiam sambil kembali menunduk lemas.

Adam tersenyum lalu berpikir sejenak.

"baiklah. Kau punya waktu 3 Jam, Cukup?"tanya Adam dengan wajah yang menurut kirana seperti masih keberatan untuk membiarkannya keluar.

"tentu saja, sangat cukup. Terima kasih" ucap Kirana senang

Adam melenggang pergi setelah Pa Arnold datang menjemput.

-

Di Kantor

"selamat pagi tuan Roshental" sapa Jenny sekertaris yang sudah bekerja 3 tahun belakangan ini, adam hanya mengangguk.

" Tuan Leonidas ada didalam"ucap Jenny lagi. Adam memandang Jenny tak suka

"seingatku, aku tak pernah mengizinkan siapapun berada diruanganku ketika aku tidak ada Jenny" ucap Adam dingin, Jenny terlihat gugup.

"maafkan saya tuan, tapi Tuan Leonidas memaksa dan beliau bilang.."

"jelaskan padaku nanti"ucap Adam lalu berlalu kearah ruangannya dengan marah

"apa yang kau lakukan disini?"tanya Adam dengan nada sinis

Orang yang dituju hanya tertawa sambil duduk santai disofa ruangan Adam.

"kau terlalu kaku, kasihan sekertarismu"ucap lelaki yang tadi tersenyum itu tak peduli.

"kutanya, apa yang kau lakukan disini Gabriel!"geram Adam menahan amarahnya yang hampir meledak, melihat orang yang paling dia benci sedang duduk santai diruangannya benar-benar menyulut amarahnya.

"seperti biasa kau tak suka basa basi aku menyukainya"ucap lelaki bernama Gabriel itu tak gentar dengan tatapan musuh dari Adam

"baiklah, baiklah.. kudengar Halla telah kembali?"tanya Gabriel mulai serius

"lalu? Itu bukan urusanmu" ucap Adam lalu menaruh jas yang tadi dia buka

"ini urusanku, jangan sampai ayah tau dia masih hidup"ucap Gabriel menatap Adam sinis, sekarang giliran Adam yang tertawa

"itu tujuanku, membuat pak tua itu mengetahuinya"ucap Adam dengan senyuman sinisnya

"mari kita lihat seberapa banyak usahamu melindunginya jika Ayah mengetahui itu" Gabriel membalas senyuman Adam.

"kau yang harus berusaha. Lindungi pak tua itu sebanyak yang kau bisa, karena aku akan membunuh pak tua itu sebelum dia bergerak"ucap Adam menatap Gabriel datar. Gabriel seolah tak peduli dengan ancaman Adam, dia berdiri sambil tersenyum jenaka layaknya orang yang tak berdosa.

"Kudengar, dia hilang ingatan? Ini akan sangat menarik"ucap Gabriel sambil tersenyum puas meninggalkan Adam yang menggeram menahan amarahnya.

SlaveWhere stories live. Discover now