13

7.5K 183 24
                                    

"Adaamm..!!! ayo makaan" teriak kirana

sedari tadi adam bergelung di kasur menolak untuk bangun dan menahan kirana untuk pergi menyiapkan sarapan.

"Aku tidak sarapan kirana, diamlah aku masih ingin tidur" ucapnya sambil menyurukkan kepalanya ke leher kirana. kirana benar-benar sangat gugup dengan posisi adam saat ini.

"tapi aku yang butuh sarapan. aku tidak akan mengganggumu jadi biarkan aku menyiapkan makan" ucap kirana mencoba mendorong adam menjauh darinya.

"sebentar lagi, kita makan diluar saja atau pesan" ucap adam masih tak mau melepas kirana.

kirana akhirnya menyerah untuk mendorong adam agar melepaskannya, percuma saja badan besarnya itu benar-benar kuat.

"kirana"panggil adam, hembusan nafas adam sangat terasa di lehernya. 

"ya, adam" ucap kirana mencoba menutupi rasa gugupnya.

"aku suka caramu memanggilku" ucapnya sambil mengecup leher kirana pelan. kirana hanya terdiam, posisi mereka saat ini benar-benar membuat kirana tak tau harus berbuat apa.

"jangan pergi dariku lagi kirana, itu menyakitkan" ucap adam lagi. kirana mengernyit bingung 

'apa yang dia maksud adalah masalah kemarin?' batin kirana

"aku tidak pergi adam, kemarin aku sangat merindukan ibuku dan belanjaku selesai lebih cepat" ucap kirana mencoba menjelaskan. 

" aku tidak menghubungimu karena tidak punya handphone, dan perjalanan kesana lebih lama dari biasanya jadi, jadi aku minta maaf telah membuatmu kecewa" lanjut kirana lagi 

adam menjauhkan kepalanya dari leher kirana lalu menatap kirana sambil mengusap pipinya

"jadi bagaimana keadaan ibumu?" tanya adam 

"ibuku..ibuku sakit" kirana menggigit bibirnya menahan tangis mengingat keadaan ibunya terakhir kali

adam bangun dari tidurnya dan duduk menghadap kirana. 

" lalu sekarang dimana? mengapa tidak mengatakannya padaku kemarin?" tanya adam dengan nada khawatir. suatu kejutan bagi kirana, ia tidak pernah membayangkan reaksi ini dari adam.

"kau marah padaku kemarin, bagaimana aku bisa mengatakannya padamu" ucap kirana yang juga ikut duduk menghadap adam sambil meremas jarinya.

"demi tuhan kirana" ucap adam frustasi sambil meremas rambutnya

" apa sudah dirumah sakit? ayo kita kesana" ucap adam sambil beranjak dari kasur menuju kamar mandi. kirana menatap bingung adam yang sangat tergesa-gesa ke kamar mandi.

--

"ruang berapa?" tanya adam 

"201" Ucap kirana. mengikuti langkah adam dengan cepat, adam menoleh menatap kirana yang kesulitan menyamakan langkahnya lalu menarik tangan kirana agar berjalan disampingnya

"Kirana!" teriak seseorang dari arah belakang

"Leo" gumam kirana setelah mengetahui siapa yang memanggilnya tadi. terasa pegangan tangan adam mengerat dan terasa sedikit sakit.

" Kenapa kemarin kau tidak datang? ibumu sudah sadar. ayo" ucap leo sambil menarik tangan kirana, mengacuhkan adam yang ada disamping kirana

adam menahan tangan leo yang mencoba menarik kirana, dan menatapnya tajam

"lepaskan tangan kotormu itu" ucap adam dingin

leo melirik adam tak peduli .

" aku sudah pake sanitazier tadi kau tidak perlu khawatir" ucapnya masih menarik tangan kirana agar mengikutinya. melihat adam yang menggertakan giginya marah kirana menarik tangan yang di pegang leo sambil tersenyum canggung.

" Terima kasih leo, kemarin kau menjaga ibuku?" tanya kirana sambil menoleh takut kearah adam

"iya, aku juga sudah membayar keperluannya disini kau tidak perlu"

"aku akan membayarmu kembali, kirimkan pada asistenku tagihan bersama tarif per-jam mu untuk menjaga ibunya, permisi" potong adam sambil menatap sinis kearah leo lalu menarik kirana menuju kamar ibu kirana. 

Leo tertawa mendengar perkataan adam yang sinis padanya

" seperti biasa, menyebalkan" ucap leo sambil mengikuti adam dan kirana.

Kirana menghampiri ibunya yang tengah tertidur lalu mengusap pipinya pelan.

" ini kirana bu" ucap kirana sendu, adam berdiri dibelakang kirana menatap sedih ibu dan anak itu.

"kirana.." 

kirana langsung memeluk ibunya sambil menangis terisak

"Aku merindukanmu bu" ucap kirana memeluk ibunya erat

"kau bisa membunuhnya kalau memeluk seerat itu" ucap adam pelan sambil mengusap punggung kirana, kirana tersadar lalu berdiri melepaskan pelukannya.

saat itulah ibu kirana dapat dengan jelas adam,

"adam.." ucap ibu kirana kaget, kirana menatap bingung kearah adam dan ibunya

"ibu kenal adam?" tanya kirana bingung.

ibu kirana menatap adam kaget lalu melembut sambil tersenyum 

"Oh, adam pernah membantu ibu, bagaimana kabarmu ran?" ucap ibu kirana mengalihkan pembicaraan.

" kirana luar biasa baik bu, sekarang kirana tinggal dirumah adam" ucap kirana sambil menarik adam agar mendekat kearah ibu kirana

"Terima kasih adam" ucap ibu kirana sambil memegang tangan adam, adam tersenyum lembut lalu menunduk mencium tangan ibu kirana. 

kirana kaget dengan perlakuan adam pada ibunya, hatinya senang namun otaknya kebingungan mengapa adam sangat khawatir dan memperlakukan ibunya sangat manis seperti itu.

"setelah ibu sembuh, tinggallah bersama kami" ucap adam, ibu kirana mengangguk sambil tersenyum lemah.

"Halo bu, aku leo teman kirana" ucap leo riang, adam menatap leo dengan kesal 

"ya, leo. maaf dan terima kasih, kemarin ibu sudah merepotkanmu" ucap ibu kirana

" tidak apa-apa, jika itu untuk kirana aku tak masalah" ucap leo masih dengan nada riang. kirana menatap kaget kearah leo. 

"karena urusanmu sudah selesai bisakah kau meninggalkan kami? kau cukup mengganggu disini" ucap adam dingin. kirana menyentuh lengan adam. 

"baiklah, kupikir aku sudah tidak dibutuhkan disini" ucap leo tersenyum 

"aku akan mengunjungi ibu lagi besok," lanjut leo 

" tidak perlu, cepatlah pergi" ucap adam datar

"adam" kirana menatap adam memperingatkan, sedangkan adam berdiri tak peduli

"iya, terima kasih ya leo" ucap ibu kirana menengahi.

"kirana, aku pulang dulu ya.. hati-hati singa kadang tidak tau tempat jika menerkam" ucap leo terkesan menyindir adam. adam hanya diam malas menanggapi leo.

kirana hanya tersenyum menanggapi perkataan leo. 

terkadang kirana memikirkan leo dan adam sebenarnya ada masalah apa diantara mereka, dan yang paling penting bagaimana bisa leo terlihat sangat santai dengan perkataan tajam adam . sungguh luar biasa.

"Aku akan beli makan, tunggulah" ucap adam sambil tersenyum. Lalu melenggang pergi meninggalkan kirana yang masih kaget dengan sikap adam.

"Kau menyukainya?" Suara ibu mengalihkan kirana yang masih terdiam

"Bu, dia yang menyelamatkanku bagaimana mungkin aku berani menyukainya" ucap kirana sambil tertunduk.

"Maafkan ibu ran, ibu hanya menyusahkanmu saja" ucap ibu kirana sedih. Kirana tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Mungkin takdir memang mengarahkanku untuk harus bertemu dengan adam bu" ucap kirana, ibu kirana mengusap lemah kepala kirana sambil tersenyum.

' Dia akan menjagamu ' batin ibu kirana

SlaveWhere stories live. Discover now