11

9.3K 225 9
                                    

kirana menatap pintu kamar yang tertutup dengan ragu-ragu mengetuk pintu itu namun diurungkannya saat terdengar suara barang pecah dari dalam kamar. kirana mengurungkan niatnya dan kembali turun kebawah kini ia terduduk di anak tangga dengan lemas.

"anda baik-baik saja nona kirana?" tanya arnold, kirana mendongak menatap arnold yang tengah berdiri dihadapannya dengan membawa secangkir minuman.

"Dia menakutkan, aku kan hanya pelayan disini mengapa dia bereaksi berlebihan arnold"ucap kirana kembali menundukan kepalanya

"anda bukan pelayan nona. silahkan minum dulu supaya anda lebih baik"ucap arnold sembari menyodorkan minuman yang dibawanya

"aku pelayan disini arnold, dia yang mengatakannya sendiri" ucap kirana sambil menatap arnold tanpa mengambil minuman yang disodorkan padanya

"nona, tuan sering mengatakan hal yang berlainan dengan maksudnya. Jika nona kemari sebagai pelayan, tuan tidak akan membiarkan nona memasuki kamarnya dan berada di dekat tuan Adam" Arnold tersenyum tipis. kirana mengambil minum yang dibawa Arnold lalu menenggak habis minuman itu.

"jika bukan pelayan lalu aku apa?"tanya kirana. arnold tersenyum lalu menunduk pamit meninggalkan kirana tanpa menjawab pertanyaannya.

"arnold!" kirana menyusul arnold yang hendak memasuki dapur

"ya nona?"arnold berbalik

"aku akan tidur di kamar tamu, aku tidak berani masuk ke kamar adam"ucap kirana

"baiklah nona, saya akan sampaikan pada tuan" ucap arnold sopan.

kirana memasuki salah satu kamar yang lumayan luas meski tidak seluas kamar adam, kirana merebahkan tubuhnya di kasur sambil menghela napas berat.

"benar juga, jika aku hanya pelayan aku tidak mungkin tidur dikamarnya" gumam kirana sambil menatap nyalang langit-langit diatasnya.

"lalu sebenarnya dia menganggapku apa" kirana bergerak tidak nyaman diatas kasur itu, 

'apa dia menyukaiku?' pikir kirana, lalu menggeleng dengan cepat menghilangkan pikiran kotoran yang bersarang diotaknya.  

"sebaiknya aku meminta bantuan adam untuk menjenguk ibu, semoga amarahnya reda besok" ucap kirana menenangkan pikirannya.

--

pagi ini kirana bangun lebih pagi dari biasanya, menyiapkan sarapan untuk adam. kirana menata meja makan dan menyiapkan segala hal dengan baik. kirana tersenyum puas dengan hasil kerjanya. kirana benar-benar berniat untuk berbaikan dengan adam pagi ini bagaimanapun apa yang terjadi kemarin adalah salahnya.

terdengar suara sepatu melangkah santai dibelakangnya.

' adam'batin kirana

tanpa basa- basi adam duduk di meja makan. kirana melirik takut ke arah adam yang juga tak menyapa kirana.

"selamat pagi adam"ucap kirana tersenyum sambil memberanikan diri menatap adam. Adam melirik sekilas dengan tatapan dinginnya, kirana menghela nafas pelan lalu duduk diam. ia tidak berani mengatakan maksudnya memasak sepagi itu.
Adam memakan makanannya  dan pergi tanpa mengatakan apapun.

--

Adam menyandarkan punggung dengan lelah, hari ini jadwalnya sangat padat bahkan ia belum menanyakan kabar wanitanya itu pada arnold, adam menekan panggilan cepat pada arnold.

"bagaimana keadaannya?" tanya adam tanpa basa-basi setelah orang diseberang sana mengangkat panggilannya.

"baiklah, tolong jaga dia untukku arnold" ucap adam lalu menutup teleponnya.

adam menatap foto yang menjadi layar background di laptopnya tampak sepasang lelaki dan perempuan tengah saling memeluk dengan wajah penuh colekan cream putih tersenyum bahagia. adam mendengus lalu menutup laptopnya.

"apa yang harus kulakukan selanjutnya.." gumam adam pelan.


SlaveWhere stories live. Discover now