14

5.9K 153 23
                                    

Kirana duduk berdampingan dengan adam didalam mobil, hati kirana telah benar - benar jatuh pada Adam apalagi melihat betapa adam mengurus ibunya dengan sangat baik saat mereka berkunjung ke rumah sakit tadi.

"kirana.." panggil adam dengan suara agak serak terdengar. Kirana mengerjap kaget dengan panggilan adam jujur sedari tadi kirana melamun sambil menatap adam

'bodoh sekali, Memalukan' rutuk kirana dalam hati

"ran.." panggil adam lagi karena kirana masih diam tak menjawab panggilan adam, kali ini adam memanggil sambil menoleh pada kirana.

"ya, adam" jawab kirana sambil menutupi kegugupannya.

"ada apa?" tanya adam 

"kenapa?" tanya kirana kembali. adam mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum miring melihat reaksi gadis disampingnya ini.

"ah.. aku hanya.. terima kasih" ucap kirana sambil menunduk memainkan jarinya

"untuk?" tanya adam sambil kembali fokus ke jalan di depannya, lengkungan kecil terlihat di sudut bibir adam menandakan bahwa ia tengah tersenyum kecil menunggu jawaban kirana

"semuanya.. kebaikanmu, keramahanmu. terima kasih sudah hadir dan menyelamatkan hidupku adam" ucap kirana sambil tersenyum manis menatap adam.

Adam berdehem sambil mengalihkan pandangannya dari kirana, itu adalah senyuman yang sangat adam rindukan dan nantikan selama ini. jika itu terjadi dulu mungkin adam akan menyerangnya dan membawanya ke pelukan tanpa melepasnya lagi tapi sekarang dia benar-benar harus menahan diri. 

' tidak sekarang' suara dalam otak adam berdenging 

" Apa kau mengantuk? ini sudah larut, tidurlah aku akan membangunkanmu nanti" ucap adam tanpa melepas pandangannya dari jalanan di depannya.

"tidak, aku harus menemanimu" balas kirana

"kenapa?" tanya adam dengan nada geli didalamnya

"jika kau mengantuk dan tertidur bagaimana?" ucap kirana, adam hanya tersenyum menanggapi kirana yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan yang menurut adam lucu.

"Adam, bisakah kita mendengarkan musik?" pinta kirana sambil tersenyum kikuk.

Adam menaikkan sebelah alisnya tapi masih tak menanggapi kirana

"Adam.." panggil kirana kesal karena adam hanya terdiam sedari tadi

"hm" balas adam. 'sifat menyebalkannya muncul' batin kirana.

"Musik.. bisa kita mendengarkan musik?" tanya kirana lagi 

"tidak" jawab adam singkat.

kirana berbalik menatap kearah luar jendela, kesal tentu saja orang menyebalkan disampingnya ini sedari tadi sangat manis tapi tiba-tiba sekarang malah bersikap acuh.

'ingin kujambak saja kepalanya itu' batin kirana kesal.

"The best thing 'bout tonight's that we're not fighting..." Kirana berbalik kaget adam bergumam pelan namun kirana tau lelaki disampingnya itu tengah bernyanyi. 

"Could it be that we have been this way before?" lanjut adam tatapannya masih fokus kearah jalan

"I know you don't think that I am trying.. I know you're wearing thin down to the core" Mobil berhenti karena lampu merah didepannya. Adam menoleh kearah kirana yang sedari tadi menatap adam yang tak percaya dengan pendengarannya

"But hold your breath.. Because tonight will be the night, That I will fall for you over again.. Don't make me change my mind Or I won't live to see another day I swear it's true.." Adam menatap sambil bernyanyi pelan

"Because a girl like you is impossible to find.. You're impossible to find" lanjut adam mengusap kepala kirana pelan sambil tersenyum lalu kembali memfokuskan pandangan kedepan karena lampu lalu lintas telah menunjukan warna hijau.

kirana masih tertegun diam, dia masih mencerna apa yang telah terjadi beberapa menit yang lalu.

"Sadarlah kirana, kau bukan sedang mendengar lagu kematian" ucap adam sambil tertawa karena reaksi yang ditunjukan kirana.

kirana tersadar lalu berbalik menatap jendela disampingnya, ingin sekali dia berteriak sekeras  mungkin saat ini.

'ah sayang sekali dia tidak merekam suara adam yang sedang bernyanyi tadi' rutuk kirana.

"Kudengar kau bertemu gadis itu" tanya lelaki setengah baya yang tengah menghirup kopi dengan kaki bersilang dihadapannya

"Ibunya masih hidup, kemarin aku membantu menjaganya di rumah sakit" ucap Leo sambil duduk santai disofa

"mereka benar-benar pintar bersembunyi atau kau yang tidak becus mencari mereka?" tanya lelaki tua itu meskipun terlihat tenang tapi dapat terdengar nada amarah didalamnya

"Mereka yang pintar bersembunyi" ucap leo singkat

"Begitukah? lalu bagaimana bisa si bajingan erick mendapatkannya dan memberikan pada adam bodoh?!" Teriak lelaki itu sambil membanting gelas kopi kearah leo, leo yang menyadarinya langsung menghidar cepat meskipun ia dapat menghidar dari gelas kopi itu tetap saja bajunya dan wajahnya basah oleh sisa air kopi didalamnya.

"yang penting aku sudah menemukannya-"

"bukan menemukan, tapi adam yang membiarkanmu menemukannya!" Potong lelaki itu keras lalu berdiri hendak meninggalkan leo yang tampak frustasi

"Aku sudah melakukan semua yang kau minta, bukankah kau harusnya bisa menerimaku walau sedikit ayah?" ucap leo tertahan sungguh dia benar-benar ingin mendapat pengakuan dari lelaki dihadapannya ini.

"apa yang sudah kau lakukan? menjaga perusahaan? menemukan orang yang kucari? yang mana?"ucap lelaki yang di panggil ayah ini dengan tatapan dan senyuman sinisnya

"Jangan bersikap seolah kau hebat Leo, Adam masih jauh diatasmu jangan terlalu puas" ucap lelaki tua itu sambil menepuk kepala leo.

"Bagaimanapun kau hanya penggantinya" lanjut Lelaki itu lalu melenggang pergi meninggalkan leo yang sudah diliputi amarah.

Leo menggebrak meja dan membanting barang yang ada didekatnya dengan kasar

"SIALAN!" Teriak Leo sambil mengusap wajah kasar.

------

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SlaveWhere stories live. Discover now