loveless - 18

3.3K 420 168
                                    


Ruangan kantor dimana Chanyeol berada saat ini nampak sunyi senyap meskipun sang pemilik ruangan masih terlihat berada didalamnya. Duduk termangu menatap layar komputer tepat dihadapannya wajahnya. Namun demikian raut wajahnya terlihat jelas tengah memikirkan hal serius lainnya, bukanlah pekerjaan yang harusnya ia kerjakan sejak seharian ini. Chanyeol lagi – lagi mengusap wajahnya, lalu menunduk pada kedua lengannya diatas meja kerjanya.

Bahkan ketika Irene masuk kedalam ruangannya dan berjalan mendekat kearah meja kerjanya, ia tidak berkutik dan mengabaikan sekretaris dan juga sepupunya yang tanpa ijin darinya berani masuk kedalam ruangannya.

"Seingatku, kau punya apartemen yang sangat nyaman untuk ditiduri kenapa sampai sekarang kau masih disini Boss?" Irene bertanya kearah Chanyeol sembari mencari kenyamanan duduk pada kursi kerja tepat berseberangan dengan posisi Chanyeol dibalik meja kerja pria itu.

"Mau lembur lagi?" tanyanya lagi. Dan Chanyeol masih berdiam diri bersembunyi dalam posisi menunduknya, mengacuhkan pertanyaan dari Irene.

Karena Chanyeol tak juga menjawab pertanyaan yang ia ucapkan sebelumnya, Irene bersandar santai, bermain – main dengan ponselnya berselancar dalam dunia sosial media sembari menunggu Boss besarnya kembali pada dunia nyata dan mau menghadapi kenyataan yang harus ia hadapi.

Irene sudah mengetahui semua hal yang membuat seorang Park Chanyeol resah dalam empat hari belakangan, bahkan ia sudah menyarankan langsung kepada sepupu kesayangannya itu untuk menemui Baekhyun secara lansgung.

Ya, Baekhyun meninggalkan Chanyeol begitu saja, tanpa ada pesan atau ucapan perpisahan. Wanita itu pergi tepat ketika ia dan Chanyeol mengetahui berita kehamilannya. Meskipun Chanyeol tidak tahu kemana perginya Baekhyun saat itu, esoknya ia mendapatkan informasi dari orang kepercayaan yang ditugaskan mencari Baekhyun. Namun setelah ia mengetahui dimana wanita itu berada, Chanyeol tetap berdiam diri di New York dan selama beberapa hari belakangan selalu bekerja lembur meninggalkan puterinya seorang diri dirumah.

Hampir setengah jam Irene menunggu pergerakkan dari Chanyeol tapi nyatanya sepupunya itu masih nyaman menyembunyikan wajahnya dan juga enggan memberikan jawaban. Dan itu membuatnya semakin gusar menunggu.

"Kau tahu.." Irene bersuara lagi, masih berusaha untuk membawa pulang sang empunya kantor dan memberikan saran akan permasalahan yang tengah dihadapi pria itu.

"Semakin lama kau menyembunyikan masalah ini, dia akan semakin sulit untuk kau pertahankan. Dia itu keras kepala. mungkin dia kabur dari sisimu.. dan entah apa yang akan ia lakukan—bahkan mungkin Tuhan tidak tahu apa yang dilakukan kekasihmu itu.. tapi, Pulanglah, temani Chelsea.. dia juga merasa kehilangan, bukan hanya dirimu saja. Dan juga temui Baekhyun.. beranilah membahas masalah ini dengannya." Tepat ketika Irene menyelesaikan kalimatnya, Chanyeol mengangkat wajahnya, membalas tatapan Irene lalu ia menunduk lesu.

"Aku bukan bersembunyi dari masalah ini.." Chanyeol berucap memberikan sedikit pembenaran dari apa yang ia lakukan. "A-aku hanya belum siap.."

Alis Irene dan tatapan matanya mengernyit tidak paham dengan apa yang ingin Chanyeol katakan.

"Aku takut. Aku takut kehilangan dia, aku takut kehilangan semuanya.."

Irene tidak menyahut, ia menunggu Chanyeol meluapkan isi hatinya.

"Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan ketika menemui dirinya? Melamarnya? Membawanya ke hadapan pendeta untuk segera menikahkan kami berdua? Hah—" sepupunya itu mendengus kesal, mengusap wajahnya dengan kasar lalu kepalanya mendongak menatap kearah langit – langit ruangan kerjanya yang sama sekali tidak terlihat menarik namun setia mendengarkan keluh kesahnya.

LOVELESS (END)Where stories live. Discover now