loveless - 21

4.5K 544 533
                                    

LOVELESS

Sakit pada rasa hatinya mungkin tak sebanding dengan rasa sakit yang ia berikan pada Chanyeol kala itu, tapi nyatanya memang sesakit itu untuk dirasa. Menusuk hatinya tepat pada sasaran hingga selang berapa menit berlalu dari kepergian Chanyeol air matanya tetap mengalir keluar membasahi pipi wajahnya hingga bahkan mengalir sampai membasahi pakaiannya.

Lunglai tubuhnya ikut terasa, lemah tak berdaya akibat hatinya yang sakit.

Sama seperti Chanyeol kala itu. Bersimpuh memohon agar Baekhyun tak melukai hatinya.

Ada hati yang merasa tak terima dengan apa yang ia dapat. Ada penolakan yang cukup keras serta dirinya yang dianggap sebagai orang yang bisa mendapatkan senyuman atau bahkan perhatian dari Chanyeol.

Yang ia dapat hanya sebuah pertanggung jawaban tanpa hati.

Termenung dengan ingatan penyesalan menemani Baekhyun sedari tadi hingga bahkan mengabaikan dering telepon yang sedari tadi terdengar.
Hingga suara dering menyaring terdengar dari telepon apartemennya barulah ia menyadari panggilan itu mungkin berasal dari Ayah atau Ibu Chanyeol. Mereka selalu menelepon dirinya semenjak ia datang ke New York, untuk menanyakkan kabar dan juga perkembangan dirinya dengan Chanyeol.

Baekhyun menghela nafas panjang, bersusah payah untuk bangun dari posisi duduknya lalu melangkah pelan - pelan menuju letak telepon.

"Halo.." sahutnya dengan suara lemah berserak.

"Baekhyunniee!" –Ibu Chanyeol bersuara menyambut suara Baekhyun, dan sekarang ia menyesal mengapa suaranya terdengar sangat lemah . "Kenapa dengan suaramu? Kau sakit? Masih mual??" Baekhyun tersenyum kecil terhadap reaksi Ibu Chanyeol yang begitu perhatian terhadap dirinya, layaknya ia adalah puteri kandungnya sendiri.

"Aku tidak apa Ibu.." ia bahkan diwajibkan memanggilnya dengan panggilan Ibu karena kalau tidak teriakkan dan juga ceramah dari Ibu Chanyeol tidak akan selesai hanya dalam beberapa menit singkat.

"Kau yakin? Aku akan menelepon Irene untuk menemanimu ke Dokter nanti—"

"Aniya.. aku benar – benar tidak apa Bu, a—aku baru bangun tidur.. jadi suaraku terdengar seperti ini." Bohongnya meyakini Ibu Chanyeol untuk tidak terlalu khawatir dan bertanya lebih banyak.

"Aaah.. Ibu lupa kalau disana masih terlalu pagi—jam berapa disana?"

"Baru jam 10 lewat disini Bu.." jawabnya setelah meminum segelas air putih dan melangkah menuju sofa diruangan area tv-nya. Membaringkan tubuhnya setengah duduk guna menghilangkan rasa pegal pada kaki dan juga area punggungnya.

"Ah—pantas saja. Bagaimana keadaan cucuku hari ini? Dia sudah aktif bergerak?"

Baekhyun lagi – lagi terharu mendengarnya, Ibu Chanyeol yang mencurahkan segala perhatian padanya dan juga bayi yang ia kandung. Sejak hari pertama ia tinggal di rumah Chanyeol, ia tidak menyangka sambutan keluarga Chanyeol sangat hangat terhadapnya. Kyungsoo dan Jongin meluapkan kekesalan mereka lebih dulu namun selang beberapa menit memeluknya erta dan bahkan mengucapkan terima kasih sudah meletakkan kembali otak sehatnya didalam kepalanya.

Dan dirumah Chanyeol-lah, dia mendapatkan segala perhatian keluarga yang seharusnya.

"Baeboo baik – baik saja bu, dia aktif ketika mendengar suara kakaknya." Baeboo—panggilan untuk bayinya. Baekhyun sudah menceritakan pertemuannya dengan Chelsea ketika itu, dan Ibu Chanyeol bahkan menangis bahagia karena puteri kecil Chanyeol benar – benar terlihat menyayangi Baekhyun dan juga adiknya yang belum lahir.

"Kalau dia sudah mendengar suara Chelsea, kakinya mulai menendang – nendang, seperti mengajak bermain juga.." Baekhyun sendirinya merasa gemas kembali mengingat anaknya dikandungannya memang begitu aktif ketika Chelsea berada. Mendengar suaranya atau bahkan nyanyian Chelsea, bayinya akan bergerak aktif seakan – akan memang ikut bermain bersama.

LOVELESS (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα